Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2016, 20:00 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Yahoo News

KOMPAS.com - Bila Anda sering tergoda untuk memencet jerawat yang sudah “matang” atau bahkan sulit menghentikan kebiasaan ini, berikut alasan ilmiahnya.

"Saya memiliki 1 juta pengikut di YouTube yang menonton video saat saya memecahkan jerawat besar milik pasien. Saya berpendapat, melihat video atau memencet jerawat secara langsung memiliki sensasi yang mirip dengan melihat film-film horor atau naik roller coaster untuk beberapa orang. Anda mendapatkan euforia dan kegembiraan," papar Sandra Lee, MD, dermatolog di Upland, California.

Walau banyak yang mengetahui bahwa memencet jerawat tak menyelesaikan masalah, bahkan berisiko menimbulkan kerusakan serius pada kulit, tapi itu sulit dihindari.

Baca juga: Alasan Pergi ke Jepang Saat Lebaran, Bupati Indramayu Lucky Hakim : Tak Ada Orang di Kantor, Hanya Saya

Heather Berlin, PhD, seorang ilmuwan syaraf dan asisten profesor psikiatri di Icahn School of Medicine di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City menjelaskan, “Kepuasan setelah berhasil memecah jerawat mampu mengaktifkan pusat reward di otak. Ada siklus kecemasan atau gairah sebelum bertindak dan rasa lega setelahnya. Kadang menjadi sulit untuk melawan perasaan itu.”

Namun, tindakan ini juga dapat melampaui batas. Dr Berlin melanjutkan, “Ketika perilaku tersebut mengganggu kehidupan Anda sehari-hari, pekerjaan Anda, bersosialisasi, hubungan, kesehatan, tidur, maka Anda sudah berbelok ke wilayah klinis dan perlu mendapatkan bantuan dokter.”

Meski Dr Berlin berpendapat memecahkan jerawat adalah perilaku normal, ia mencatat bukan tidak mungkin memecah benjolan dari kulit akan menyebabkan infeksi, terlebih bila tangan atau kulit wajah kotor. Parasit bisa masuk ke wilayah luka, jelasnya.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini, 10 April 2025: Antam, UBS, Galeri 24 Naik Tajam

"Masalah muncul ketika Anda terlalu sering memencet jerawat dan akhirnya menyebabkan kerusakan lebih banyak, ketimbang menyelesaikan masalah," tambah Joshua Zeichner, MD, direktur riset kosmetik dan klinik dermatologi di Mount Sinai Hospital.

"Masalahnya adalah bahwa ketika Anda tidak melihat hasil yang Anda inginkan, itu akan memacu Anda untuk terus memencet dan saat itulah kerusakan terjadi. Kulit menjadi luka dan infeksi, bahkan menimbulkan bekas pada kulit."

Zeichner melanjutkan, berusahalah untuk tidak melakukan intervensi, atau gunakan krim jerawat untuk mengobatinya sesegera mungkin sebelum Anda memencetnya. Bila jerawat begitu menggoda untuk dipencet, tutuplah dengan plester berukuran kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Usai Kenakan China Tarif 125 Persen, Trump Sanjung Xi Jinping
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau