Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2016, 19:22 WIB

KOMPAS.com - Jerawat bukan hanya timbul karena kurangnya menjaga kebersihan kulit atau tidak cocok dengan kosmetik, tetapi juga ketidakseimbangan hormonal. Kenali jenis jerawat apa yang tumbuh akibat hormon dan cara mengatasinya.

Perempuan memiliki hormon estrogen, progesteron dan androgen yang masing-masing memiliki fungsi berbeda dalam tubuh. Hormon yang memengaruhi penampilan kulit dan pertumbuhan rambut adalah androgen.

Dalam keadaan normal, kadar androgen dalam tubuh wanita sangat sedikit dibandingkan dengan yang terdapat pada pria. Hormon ini diperlukan antara lain untuk pertumbuhan rambut kelamin. Kelebihan hormon androgen dapat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya jerawat.

"Jerawat muncul karena tersumbatnya folikel kulit yang kebanyakan disebabkan oleh produksi minyak atau sebum berlebih. Berlebihnya produksi minyak itu dipengaruhi oleh tingginya kadar hormon androgen bebas," kata dr.Suksmagita Pratidinia, Sp.KK, dalam acara diskusi media "Your Body, Your Life, Your Choice", yang diadakan oleh Bayer Indonesia di Jakarta (31/8/16).

Jerawat yang disebabkan oleh faktor kebersihan lebih mudah diobati selama pasien dapat menjaga kebersihan diri. Berbeda dengan jerwat hiperandrogen. Banyak pasien yang sudah mencoba berbagai perawatan tapi jerawat selalu muncul kembali.

Suksmagita mengatakan, jenis jerawat yang disebabkan karena hiperandrogen juga bisa dikenali dari berat ringannya jerawat. Biasanya jerawat itu dalam kategori sedang sampai berat. Jerawat ini sudah mengalami peradangan, tampak merah dan terasa nyeri.

"Kalau terapi pengobatan jerawat sudah sesuai standar tapi jerawat masih banyak dan minyaknya tak terkendali, biasanya karena hiperandrogen," kata dokter yang biasa disapa Gita ini.

Secara umum ada empat tujuan pengobatan jerawat, yaitu menurunkan produksi minyak, mengurangi bakteri, menurunkan keratinisasi atau penyumbatan folikel, dan menghilangkan peradangan yang bisa menimbulkan scar atau bekas jerawat.

Gita menambahkan, dokter memang tidak bisa langsung mengenali penyebab sebuah jerawat. "Pengobatan awalnya untuk mengendalikan jerawat agar tidak sampai terjadi scar. Ini dilakukan pararel dengan mencari tahu penyebab dasarnya," imbuhnya.

Jerawat yang dipicu oleh kelebihan hormon androgen diterapi dengan pemberian pil kontrasepsi antiandrogen untuk mengurangi produksi minyak dan keratinisasi.

"Terapi antiandrogen ini dilakukan sekitar 3-6 bulan sambil dievaluasi apakah ada perbaikan dalam jerawat dan produksi minyaknya, lalu perlahan-lahan dosisnya dikurangi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau