Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susah Melawan Kegemukan? Mungkin Anda Mengikuti Tips Diet Keliru

Kompas.com - 26/09/2016, 16:19 WIB

KOMPAS.com - Bila ingin menurunkan berat badan, selama ini nasihat yang diberikan orang adalah "kurangi asupan makanan, perbanyak bergerak". Sayangnya, kebanyakan orang tetap gagal mencapai berat badan ideal.

Menurut Dr.Jason Fung, ada dua penjelasan dari fenomena tersebut. Pertama, kemungkinan tips diet yang diberikan sudah tepat tapi banyak orang yang malas dan lemah menjalaninya.

"Obesitas sebenarnya adalah hal yang jarang ditemui di Amerika pada tahun 1950-an, ini bisa berarti banyak orang yang sudah melakukannya tapi tetap saja kasus obesitas meledak dan sekarang menjadi masalah kesehatan nomer satu di Amerika," kata ahli ginjal dan penulis buku The Obesity Code ini.

Ia menambahkan, penjelasan lainnya adalah nasihat diet tersebut tidak tepat. "Alasan mengapa Anda tidak bisa menurunkan berat badan adalah selama ini diberi informasi yang salah dan fokus pada hal yang keliru, yaitu kalori," paparnya.

Untuk memahami bagaimana menurunkan berat badan, harus dipahami dulu bagaimana bobot tubuh kita bertambah.

"Selama ini kita diberi tahu bahwa gemuk itu semata karena kelebihan kalori. Karenanya solusinya sesederhana membatasi asupan kalori. Sayangnya itu tidak benar," katanya.

Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa membatasi kalori tidak bisa membuat penurunan berat badan bertahan dalam jangka panjang.

Sebuah studi random berskala besar yang melibatkan 50.000 wanita mengombinasikan pembatasan kalori dengan peningkatan aktivitas olahraga. Mereka ditargetkan menurunkan berat badannya 13 kilogram pertahun. Hasilnya? Bahkan dalam 7 tahun tidak terjadi penurunan berat badan satu kilogram pun!

"Hampir setiap orang pernah melakukan diet membatasi asupan kalori. Angka kegagalannya sekitar 99 persen dan ini konsisten pada semua orang yang pernah menjalani diet ini. Membatasi kalori tidak berhasil untuk penurunan berat badan jangka panjang," katanya.

Fung menjelaskan, alasan utama kita menjadi gemuk bukan cuma karena kelebihan kalori. Seluruh sistem dalam tubuh kita berada dalam kontrol ketat neuro-hormon, tak terkecuali berat badan.

Insulin adalah hormon utama yang berperan dalam berat badan, walau ada juga beberapa hormon lainnya seperti hormon stres.

"Bila kita memahami bahwa obesitas adalah faktor hormonal, bukan cuma ketidakseimbangan kalori, maka kita menyesuaikan pola makan untuk menyesuaikan dengan hormon," katanya.

Hal itu berarti, kita bukan cuma perlu memerhatikan apa yang kita makan tapi juga kapan kita makan. Mengurangi makanan mengandung gula dan karbohidrat yang sudah disuling bisa membantu mengurangi kadar insulin. Demikian juga dengan menambahkan makanan berserat dan difermentasi.

Bagaimana dengan waktu makan? Perhatikan waktu makan tiga kali sehari, tetapi batasi asupan camilan. Menurut Fung, bila kita terus menerus makan, kita memerintahkan tubuh untuk menyimpan makanan yang masuk sebagai lemak dan tidak memberi waktu untuk mencerna dan memetabolismenya.

Dengan membatasi camilan dan memperbanyak waktu perut kosong di malam hari, kita akan mendorong tubuh untuk menggunakan makanan yang sudah kita makan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau