KOMPAS.com – Ngorok atau mendengkur merupakan kondisi yang sering dialami banyak orang, terutama saat tidur dalam posisi terlentang.
Namun, benarkah tidur tengkurap bisa menjadi solusi untuk mengurangi kebiasaan ini?
Menurut dr. Rizki Azaria, MMR, tidur tengkurap memang dapat membantu membuka jalan napas dan mengurangi dengkuran.
Namun, posisi ini juga memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan tubuh, terutama jika dilakukan terlalu sering.
Baca juga: Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?
"Pada beberapa kondisi, tidur tengkurap bisa mengurangi risiko ngorok akibat lidah jatuh ke belakang yang menyumbat saluran napas," jelas Rizki kepada Kompas.com.
Dengan posisi tengkurap, saluran napas cenderung lebih terbuka karena gravitasi tidak menarik lidah ke belakang.
Hal ini membantu udara mengalir lebih lancar dan dapat mengurangi getaran jaringan lunak di tenggorokan yang menimbulkan suara dengkuran.
Meski begitu, efektivitas posisi tidur dalam mengurangi ngorok bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung kondisi medis dan struktur tubuh masing-masing.
Baca juga: Kenali Bahaya dan Manfaat Tidur Tengkurap
Meskipun memiliki manfaat, tidur tengkurap juga memiliki risiko. Posisi ini berpotensi menimbulkan beberapa keluhan kesehatan, terutama pada leher dan punggung.
"Risikonya bisa berupa nyeri leher, nyeri punggung, dan postur tubuh yang tidak ideal karena tulang belakang tidak berada pada posisi netral saat tengkurap," kata Rizki.
Selain itu, tekanan langsung pada wajah juga bisa memicu munculnya kerutan lebih cepat. Untuk bayi, tidur tengkurap sangat tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko kematian mendadak akibat hidung yang tertutup permukaan tidur.
Baca juga: 3 Bahaya Tidur Tengkurap yang Tak Bisa Disepelekan
Sebagian besar ahli menyarankan posisi tidur miring ke kiri sebagai posisi yang paling ideal untuk sistem pernapasan dan pencernaan.
"Jadi saran saya, tidur tengkurap boleh, tidur di lantai keramik juga boleh, tetapi jangan terlalu sering karena keduanya memiliki resiko negatif." kata Rizki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.