Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2016, 18:17 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Kembar siam Jadon dan Anias yang menempel di kepala berhasil dipisahkan setelah menjalani operasi langka yang berlangsung selama 20 jam. Kembar berusia 13 bulan ini mengalami kondisi yang disebut craniopagus. Mereka berbagi tengkorak dan jaringan otak.

Operasi itu membutuhkan tim yang terdiri dari 40 ahli dan dilasanakan di Children's Hospital Montefiore New York.

Kembar siam adalah kembar identik yang secara fisik menempel. Normalnya, kembar identik terjadi ketika embrio terbelah menjadi dua segera setelah proses fertilisasi. Tetapi menurut University of Maryland Medical Center, pada kembar siam, proses pemisahan ini berhenti sebelum selesai.

Embrio kembar identik mulai terpisah antara delapan sampai 12 hari setelah terbentuk. Diperkirakan jika proses pemisahan ini terjadi belakangan, antara 13 dan 15 hari setelah fertilisasi, hasilnya menjadi kembar siam. Begitu menurut Mayo Clinic.

Ada juga teori dari Seattle Children's Hospital yang menyebutkan kembar siap merupakan hasil dari satu sel telur yang awalnya membelah sempurna tetapi kemudian menyatu kembali.

Kembar siam terjadi sekitar satu dari setiap 200.000 kelahiran hidup. Banyak yang tak berhasil bertahan hidup setelah berusia satu hari, menurut University of Maryland. Peneliti memperkirakan antara 40 sampai 60 persen meninggal saat lahir.

Kembar siam craniopagus terhitung langka, hanya sekitar 2 persen dari kasus kembar siam, menurut University of Maryland. Operasi pemisahan kembar craniopagus itu yang dilakukan baru-baru ini itu merupakan operasi ke-59 di dunia sejak 1952.

Kembar siam yang berhasil dipisahkan itu masih membutuhkan waktu panjang untuk pemulihan dan rehabilitasi.

"Kami masih berdiri di tepi jurang ketidaktahuan," tulis Nicole McDonald, ibu dari si kembar di Facebook. "Beberapa bulan ke depan masih mereka masih kritis dalam hal pemulihan dan kami masih belum tahu bagaimana Anias dan Jadon akan memulihkan diri."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau