Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2016, 12:44 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Belakangan ini kita jarang mendengar skorbut. Di negara-negara Barat, penyakit ini secara mengejutkan kembali dialami masyarakat. Penyebabnya sederhana saja, kekurangan vitamin C.

Penyakit ini lazim dialami oleh para pelaut yang menghabiskan waktu berbulan-bulan di laut tanpa mengonsumsi makanan segar buah dan sayur, seperti pengalaman Arthur Phillip dan Kapten Cook yang berlayar dari Inggris ke Australia pada 1788. Kapten Cook ini dikenal sebagai orang pertama yang menandai hubungan buah segar dan skorbut.

Laporan baru menemukan serangkaian kasus di Australia dan potensi kenaikan kasus di Inggris sebagai akibat pola makan yang kurang sehat. Sayuran yang dimasak terlalu lama mematikan nutrisi di dalamnya.

Prof Jenny Gunton dari Westmead Institute di Sydney menemukan banyak kasus setelah luka-luka pada beberapa pasien tak juga menyembuh. Ke-12 pasien itu diberi tes darah untuk mengonfirmasi diagnosa sebelum diobati dengan pemberian vitamin C saja.

"Ketika ditanya soal pola makan, satu pasien makan sedikit atau tanpa buah dan sayur segar. Sisanya makan sayur dalam jumlah sedang. Sayur itu dimasak terlalu matang yang membunuh kandungan vitamin C di dalamnya," katanya.

"Hal ini menekankan bahaya bahwa kita bisa mengonsumsi kalori amat banyak, tetapi tidak mendapat cukup nutrisi," imbuhnya.

Kekurangan gizi vitamin C ini menyebabkan formasi kolagen dan jaringan penghubung yang tak sempurna.

Kekurangan vitamin C juga diketahui menyebabkan memar, gusi berdarah, spot kemerahan di kulit, nyeri sendi, dan penyembuhan luka tak sempurna.

Prof Gunton yang menerbitkan paper penelitian kemunculan kembali penyakit ini di International Journal Diabetic Medicine mengatakan, pasien bisa saja mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, tetapi kekurangan vitamin C.

Penelitiannya melaporkan bahwa pola makan buruk timbul di berbagai latar belakang sosial ekonomi, bukan hanya masalah kurang makmur.

"Hasil penelitian menemukan kendati terdapat banyak saran sehat untuk masyarakat, masih ada lapisan masyarakat dari berbagai kalangan yang tak mendapatkan pesan itu," imbuhnya.

Tubuh manusia tak dapat mensitesa vitamin C. "Itu sebabnya kita harus mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C," tegasnya.

Otoritas kesehatan cenderung tak memeriksa penyakit seperti skorbut belakangan ini. Studi baru ini menyarankan para klinisi untuk mewaspadai masalah potensial kekurangan vitamin C ini pada pasien diabetes. "Khususnya jika pasien mengalami luka tak sembuh, gusi mudah berdarah, mudah memar tanpa alasan jelas," katanya.

Makanan yang mencegah skorbut ini mudah ditemukan di pasar, misalnya saja, jeruk, stroberi, dan brokoli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau