Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2016, 14:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber CDC

KOMPAS.com - Lagi-lagi beredar berita yang menyatakan bahwa vaksinasi bukanlah keputusan kesehatan yang aman. Kali ini yang sedang mendapat sorotan adalah vaksin HPV dan kaitannya dengan risiko kegagalan ovarium.

Vaksin, sebelum disebar ke masyarakat, telah mengalami berbagai uji klinis yang panjang, baik oleh otoritas kesehatan pemerintah tempat vaksin itu berasal maupun oleh otoritas kesehatan lokal tempat vaksin itu didistribusikan.

Otoritas kesehatan di Amerika Serikat seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) adalah salah satu yang menjadi rujukan berbagai negara di dunia, selain Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Inilah tinjauan dari CDC mengenai keamanan vaksin HPV, secara umum maupun terkait informasi yang mengatakan vaksin HPV menyebabkan kegagalan ovarium.


Bagaimana CDC memastikan vaksin HPV aman?

Semua vaksin yang akan diedarkan diminta melakukan uji keselamatan ekstensif sebelum mereka diizinkan beredar oleh Food and Drug Administration (FDA).

Setelah vaksin berlisensi, CDC dan FDA terus memantau setiap vaksin untuk memastikan keamanan dan keefektivannya. Semua vaksin terus dikembangkan, diuji dan dimonitor.

Vaksin HPV diteliti dalam uji klinis yang ketat untuk memastikan keamanannya:
- Gardasil 9 dipelajari di lebih dari 15.000 wanita dan pria.
- Gardasil dipelajari di 29.000 wanita dan pria.
- Cervarix dipelajari di lebih dari 30.000 wanita.

Uji klinis menunjukkan vaksin HPV aman dan efektif. Setiap vaksin terus dipantau untuk memastikan keselamatan pemakainya. Pemantauan ini terutama mencari masalah langka atau baru yang mungkin terjadi setelah vaksinasi.

CDC menggunakan tiga sistem untuk memantau keamanan vaksin setelah mereka berlisensi:

1. Vaksin Adverse Event Reporting System (VAERS).
2. Vaksin Safety Datalink (VSD).
3. The Clinical Immunization Safety Assessment (CISA) Network.

 

Bagaimana manfaat vaksin HPV dibandingkan dengan risikonya?

CDC telah sangat berhati-hati memelajari risiko dan manfaat vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV dianjurkan karena manfaatnya, seperti mencegah kanker, jauh lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Keputusan kesehatan adalah hal yang pribadi, dan setiap orang harus membuat pilihan yang tepat bagi mereka dan keluarga mereka.

Penting untuk diingat bahwa memilih untuk tidak melakukan vaksinasi, tidak akan membebaskan Anda dari risiko. Vaksin HPV mencegah penyakit kanker dan penyakit serius lainnya pada pria dan wanita.


Adakah masalah kesehatan serius yang dilaporkan setelah orang menerima vaksin HPV?

Hampir 90 juta dosis vaksin HPV didistribusikan hanya di Amerika Serikat dari Juni 2006 hingga Maret 2016. Sebagian monitoring dan penelitian difokuskan pada Gardasil, karena vaksin ini telah menyumbang 87 persen dari dosis vaksin HPV yang didistribusikan di Amerika Serikat .

Dari Juni 2006 hingga Maret 2016, sekitar 79 juta dosis Gardasil didistribusikan di Amerika Serikat. Selama periode yang sama, VAERS menerima 33.945 laporan efek samping yang terjadi setelah vaksinasi Gardasil.

Ada 232 laporan efek samping setelah vaksinasi Cervarix (jumlah Cervarix yang telah didistribusikan adalah sebanyak 720.000) sejak mereka menerima lisensi sampai dengan 31 Maret 2016.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau