Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2017, 16:45 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) dapat meningkatkan peluang kehamilan hingga 40 persen untuk pasangan yang mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Namun, bukan berarti setiap mengalami masalah kesuburan harus ditangani dengan progam bayi tabung.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), diperkirakan ada 4 juta pasangan usia subur yang mengalami infertilitas. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 5 persen atau 200.000 pasangan membutuhkan bayi tabung.

"Jadi 95 persen dapat ditangani tanpa bayi tabung. Semua tergantung permasalahannya apa," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Pondok Indah, Yassin Yanuar dalam diskusi media di Jakarta, Senin (20/2/2017).

Yassin menjelaskan, infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan mendapatkan kehamilan setelah teratur berhubungan seksual selama 1 tahun tanpa kontrasepsi.

Terkadang, penyebab infertilitas tidak diketahui karena hasil pemeriksaan pada wanita maupun pria tidak ditemukan ada masalah. Dokter bisa memberikan obat pemicu sel telur terlebih dahulu.

Bila belum berhasil mendapatkan kehamilan, pilihan berikutnya adalah inseminasi. Mekanisme inseminasi, yaitu sperma yang sudah diseleksi disemprotkan ke rongga rahim pada masa subur untuk memperpendek jarak tempuh sperma mencapai sel telur.

Yassin menuturkan, inseminasi dapat dilakukan untuk kasus infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya. Kemudian, pada kasus endometriosis ringan, masalah sperma yang ringan, hingga pada pria yang sulit ejakulasi.

"Kalau inseminasi sekali, dibantu dengan pemberian obat-obatan hormon, peluang keberhasilan mencapai 20-25 persen. Kalau dilakukan 3-6 kali keberhasilan bisa 39-60 persen asal kriteria pasien tepat," jelas Yassin.

Nah, bila inseminasi gagal setelah dilakukan 4-6 kali, bayi tabung bisa jadi pilihan terakhir untuk membantu kehamilan. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang memang hanya bisa dibantu dengan bayi tabung.

Misalnya, pada kasus kedua saluran telur tersumbat sehingga tidak ada tempat untuk pembuahan, lalu jumlah sperma yang sangat sedikit atau jumlah telur yang sangat sedikit. Masalah tersebut akan sia-sia bila diatasi dengan inseminasi.

Lagi-lagi, Yassin menegaskan pentingnya mengetahui penyebab infertilitas pada istri maupun suami sebelum menentukan prosedur inseminasi maupun bayi tabung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau