JAKARTA, KOMPAS.com -Kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan saraf, salah satunya di bagian kaki. Pasien diabetes bisa tidak menyadari adanya luka yang kemudian berkembang menjadi infeksi, sampai harus amputasi.
Oleh karena itu, perawatan luka di bagian kaki pada pasien diabetes sangat penting. Dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara, CWSP, FACCWS, mengatakan, luka pada pasien diabetes jangan dianggap sepele, begitu pula cara penanganannya.
"Kalau sejak awal lukanya dirawat dengan benar, enggak perlu sampai amputasi. Penelitian menunjukkan, 85 persen pasien diabetes yang diamputasi berawal dari luka sederhana," kata Adi dalam jumpa pers Indonesia Wound Summit di Jakarta, Sabtu (11/3/2017).
Adi mengingatkan, bila terdapat luka di telapak kaki, jangan paksakan untuk menapak atau berjalan agar luka tidak menjadi lebih parah. Apalagi, pasien diabetes dengan neuropati mengalami penurunan sensitivitas terhadap rasa sakit. Itulah mengapa jenis luka pada pasien diabetes umumnya bersifat kronik (menahun).
Adi mengungkapkan, perawatan yang benar adalah dengan cara membuat luka tetap lembap. Luka jangan dibiarkan kering atau basah. Dengan begitu, jaringan baru dapat tumbuh dan menutup luka secara perlahan.
"Kesalahan yang sering terjadi, menutup luka pakai kasa. Kasa itu membuat luka jadi kering dan bakteri mudah masuk," jelas Adi.
Pasien bisa gunakan pembalut luka modern yang tetap menjaga kelembapan luka dan melindungi dari infeksi bakteri.
Namun, yang terpenting adalah mencegah jangan sampai terjadi luka. Pasien diabetes sebaiknya hindari berjalan tanpa alas kaki. Kemudian, rutin periksa sela-sela jadi dan telapak kaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.