KOMPAS.com – Penyakit sifilis yang disebabkan oleh infeksi bakteriTreponema pallidum kiranya sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Penyakit yang biasanya menyebar melalui kontak seksual ini akrab juga disebut penyakit raja singa.
Sifilis sering kali dimulai dengan luka yang tidak menyakitkan, biasanya terletak pada alat kelamin, dubur ataupun mulut.
Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kulit atau kontak selaput lendir dengan luka ini.
Setelah infeksi awal, bakteri sifilis bisa saja tidak aktif di dalam tubuh hingga tak menimbulkan gejala selama beberapa dekade.
Tetapi tanpa memiliki gejala, seseorang dengan sifilis masih bisa menularkan bakteri ke pasangan seksualnya.
Oleh sebab itu, apabila sudah mengira terkena sifilis, Anda lebih baik segera megakses perawatan.
Melansir dari Mayo Clinic (15/12/2019), sifilis yang diketahui sejak dini dapat disembuhkan, salah satunya dengan suntikan penisilin.
Apabila tak diobati, sifilis dapat bersiko merusak jantung, otak atau organ-organ lain, hingga dapat mengancam jiwa.
Tahapan dan gejala sifilis
Pada dasarnya, sifilis berkembang secara bertahap dan gejalanya bervariasi pada setiap tahapannya.
Namun, gejala yang muncul tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama.
Merangkum dari WebMD (15/12/2019), secara umum tahap-tahap sifilis bisa disebut "primer," "sekunder," "laten," dan "tersier (terlambat)".
Berikut ini penjelasan mengenai tahapan dan gejala sifilis yang bisa saja muncul:
Sifilis primer
Gejala untuk tahap primer biasanya muncul 10 hari hingga 3 bulan setelah seseorang terpapar sifilis.
Anda mungkin akan melihat gejala berupa kelenjar getah bening di dekat pangkal paha yang membesar.
Biasanya, tanda sifilis primer yang terlihat adalah luka kecil yang tidak menyakitkan pada kulit. Dokter menyebutnya dengan istilah "chancre".
Paling sering luka ini muncul di tempat bakteri memasuki tubuh Anda atau bisa jadi tersembunyi di dalam dubur atau vagina sehingga tidak diketahui.
Luka yang muncul biasanya tidak menimbulkan sakit dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 3 hingga 6 pekan.
Tapi kondisi ini bukan berarti infeksi sudah hilang. Anda malah akan memasuki tahap sifilis sekunder.
Sifilis sekunder
Tahap ini terjadi sekitar 2 hingga 10 pekan setelah sakit pertama muncul. Anda mungkin akan merasakan gejala sebagai berikut:
Jika Anda tidak segera mendapatkan perawatan, gejala tersebut mungkin bisa saja hilang, tapi kemungkinan besar bisa kembali lagi. Pasalnya infeksi masih tetap hidup di tubuh.
Sifilis kemudian memburuk dan Anda masih dapat menginfeksi pasangan.
Sifilis laten
Jika Anda tidak dirawat karena sifilis sekunder, penyakit ini dapat berlanjut ke fase laten (tersembunyi).
Tidak semua orang yang menderita sifilis akan melalui tahap ini. Jika iya , Anda tidak akan mengalami gejala apa pun, mungkin selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa kasus, gejala sifilis ditemukan tidak kembali. Tetapi infeksi ternyata tidak hilang. Beberapa kasus laten dapat berkembang ke tahap tersier penyakit.
Sifilis tersier
Ini adalah tahap terakhir atau paling parah dari sifilis. Gejala pada tahap ini dapat muncul 10 hingga 30 tahun setelah infeksi awal.
Anda bisa jadi mengalami kerusakan organ permanen hingga kematian.
Berikut ini komplikasi yang dapat muncul karena sifilis:
Penularan ibu ke anak
Seorang ibu ternyata dapat menularkan penyakit menular seksual (PMS) ini ke anak yang belum lahir atau ke bayi saat melahirkan.
Dokter menyebutnya dengan istilah sifilis bawaan. Jika kasus ini tidak mendapatkan penanganan medis, ada risiko tinggi bayi mengalami kematian.
Beberapa bayi dengan sifilis mungkin memiliki ruam pada telapak tangan mereka atau telapak kaki mereka. Namun, sebagian besar bayi tidak memiliki gejala sama sekali.
Adapun beberapa risiko bayi dengan sifilis mengalami komplikasi banyak organ termasuk:
Pada orangtua disarankan segera menemui dokter apabila sang buah hati mengalami keputihan, sakit, atau ruam yang tidak biasa di dekat pangkal paha.
https://health.kompas.com/read/2019/12/17/210000268/serba-serbi-penyakit-sifilis-gejala-hingga-cara-penularannya