KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, Indonesia diguyur oleh hujan dalam jangka waktu yang cukup lama dan deras. Kondisi ini kerap dikaitkan dengan munculnya berbagai penyakit.
Salah satu yang kerap menyerang masyarakat Indonesia saat hujan seperti ini adalah radang tenggorokan.
Sebenarnya, radang tenggorokan sendiri bisa terjadi kapan saja, tak melulu saat musim hujan.
Namun, ketika musim hujan datang, daya tahan tubuh biasanya lebih lemah karena kondisi cuaca dan infeksi virus lebih mudah menyerang.
Ya, infeksi virus seperti pilek memang menjadi penyebab tersering radang tenggorokan. Meski demikian masih banyak penyebab lain dari penyakit ini seperti berteriak terlalu kencang, infeksi difteri, alergi, GERD, konsumsi alkohol, merokok, dan lain-lain.
Radang tenggorokan sendiri seringnya berlangsung dalam waktu singkat atau akut. Tapi, bukan tidak mungkin penyakit ini bisa terjadi dalam jangka waktu lebih lama atau kronis.
Merangkum dari Medical News Today, radang tenggorokan sering menjadi penyakit yang kurang serius. Dalam banyak kasus, penyakit ini sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu 7 hari.
Meski begitu, Anda perlu mengetahui gejala radang tenggorokan untuk mengantisipasi penyakit ini menjadi lebih serius.
Gejala pada orang dewasa
Radang tenggorokan memiliki berbagai gejala pada orang dewasa. Umumnya, orang yang mengalami penyakit ini memiliki ciri:
- suara serak
- sulit berbicara atau suara hilang
- sakit tenggorokan
- demam
- batuk terus menerus
- tenggorokan kering
Gejala ini biasanya muncul tiba-tiba dan menjadi lebih parah dalam dua sampai tiga hari.
Radang tenggorokan juga kerap diikuti dengan penyakit lain seperti pilek atau flu. Karenanya, gejala lain juga biasa mengikuti penyakit ini, seperti:
- sakit kepala
- hidung beringus
- rasa sakit saat menelan
- tidak enak badan atau kelelahan
Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala tersebut tidak hilang dalam 7 hari.
Gejala pada anak
Pada anak-anak, gejala radang tenggorokan bisa saja berbeda. Anda perlu mengetahuinya apalagi jika anak-anak belum bisa mengungkapkan rasa sakit yang mereka derita.
Beberapa tanda anak sedang mengalami radang tenggorokan:
- suara serak
- batuk dengan suara kasar
- demam
Anda perlu segera membawa anak berobat ketika gejala lanjutan muncul, seperti:
- demam lebih dari 29 derajat Celcius
- suara bernapas nyaring dan bernada tinggi (mengi)
Kondisi ini bisa mengindikasikan epiglotis atau peradangan pada jaringan sekitar trakea. Dalam kasus tertentu, epigotis dapat mengancam jiwa.
Perawatan mandiri
Pada radang tenggorokan akut, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah.
Dokter pada umumnya akan menyarankan untuk memperbanyak istirahat. Istirahat di sini maksudnya adalah membatasi penggunaan pita suara seperti berbicara, bernyanyi, dan lain sebagainya.
Selain itu, Anda juga bisa memperbanyak konsumsi cairan atau minum untuk meringankan gejalanya.
Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa meresepkan antibiotik jika radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Meski demikian, risiko pemberian antibiotik pada radang tenggorokan akut lebih besar risikonya dibanding manfaatnya.
Mencegah radang tenggorokan
Pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Hal ini juga berlaku pada kasus radang tenggorokan.
Anda dapat mencegah penyakit ini mampir ke tubuh. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah radang tenggorokan, dirangkum dari Mayo Clinic.
- Tidak merokok dan menghindari asap rokok
- membatasi konsumsi alkohol dan kafein
- perbanyak minum air
- hindari makanan pedas
- tingkatkan daya tahan tubuh
- rajin cuci tangan
- hindari orang yang sedang sakit pilek atau batuk.
https://health.kompas.com/read/2020/01/03/110000468/mengenal-gejala-radang-tenggorokan-dan-cara-pencegahannya