Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Berikut Obat yang Diperlukan untuk Mengatasi DBD

KOMPAS.com – Gejala demam berdarah dengue (DBD) yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa cenderung sama.

Mereka yang menderita DBD biasanya akan merasakan kondisi, sebagai berikut:

  • Demam selama 2 – 7 hari
  • Suhu tubuh cenderung tinggi, berkisar 39 – 40 derajat celcius
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri atau ngilu sendi
  • Sakit kepala
  • Kadang muncul ruam kemerahan di kulit
  • Batuk dan pilek, namun jarang

dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, dalam buku mereka berjudul Berteman dengan Demam (2017), menerangkan penderita DBD tak harus dirawat di rumah sakit (RS).

Ketika ada anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan bisa buang air kecil minimal 6 jam sekali, mereka bisa dikatakan belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantu di rumah.

Namun, apabila tidak mau makan dan minum sehngga berisiko mengalami dehidrasi, anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD itu lebih baik segera diantar ke RS.

Obat penderita DBD

Lebih lanjut, Arifianto dkk., menjelaskan soal obat untuk penderita DBD.

Menurut mereka, prinsip pengobatan infeksi virus dengue hanyalah pemberian cairan yang cukup.

Oleh sebab itu, ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.

Mereka juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan senidirinya.

Ketika terserang DBD, seseorang akan mengalami peningkatan nilai hematokrit, di mana cairan tubuh “merembes” keluar dari pembuluh darah menuju rongga-rongga tubuh di sekitarnya.

Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan.

Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.

Arifianto dkk. menerangkan penyakit DBD menjadi bahaya hingga dapat mematikan jika perembesan cairan tubuh yang dinamakan “kebocoran plasma” berlangsung masif dan tidak diimbangi masuknya air.

“Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, yaitu tubuh kekurangan oksigen di banyak selnya,” tulis mereka.

Selain itu, kebocoran plasma juga bisa menyebabkan perdarahan hebat hingga kerusakan fungsi organ lain yang semuanya dapat memicu kematian.

Tak butuh antibiotik

Arifianto dkk. menegaskan secara umum penanganan DBD adalah dengan menjaga kecukupan cairan pada para penderita karena tingginya risiko dehidrasi.

Menurut mereka, penyakit akibat infeksi dengue disebabkan oleh virus jadi tidak membutuhkan antibiotik untuk pengobatannya.

https://health.kompas.com/read/2020/01/18/200000568/berikut-obat-yang-diperlukan-untuk-mengatasi-dbd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+