KOMPAS.com – Gejala demam berdarah dengue (DBD) yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa cenderung sama.
Mereka yang menderita DBD biasanya akan merasakan kondisi, sebagai berikut:
dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi, FAAP, dalam buku mereka berjudul Berteman dengan Demam (2017), menerangkan penderita DBD tak harus dirawat di rumah sakit (RS).
Ketika ada anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD masih dapat makan atau minum dan bisa buang air kecil minimal 6 jam sekali, mereka bisa dikatakan belum mengalami dehidrasi dan dapat dipantu di rumah.
Namun, apabila tidak mau makan dan minum sehngga berisiko mengalami dehidrasi, anak atau orang dewasa dengan kecurigaan sakit DBD itu lebih baik segera diantar ke RS.
Obat penderita DBD
Lebih lanjut, Arifianto dkk., menjelaskan soal obat untuk penderita DBD.
Menurut mereka, prinsip pengobatan infeksi virus dengue hanyalah pemberian cairan yang cukup.
Oleh sebab itu, ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.
Mereka juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan senidirinya.
Ketika terserang DBD, seseorang akan mengalami peningkatan nilai hematokrit, di mana cairan tubuh “merembes” keluar dari pembuluh darah menuju rongga-rongga tubuh di sekitarnya.
Ketika cairan tubuh keluar ke rongga pleura (selaput pembungkus paru-paru) dan rongga peritoneum (lapisan di perut di luar usus dan organ perut lainnya, otomatis tubuh relatif akan kekurangan cairan.
Maka dari itu, pemberian cairan baik lewat mulut maupun infus menjadi terapi utama mengobati DBD.
Arifianto dkk. menerangkan penyakit DBD menjadi bahaya hingga dapat mematikan jika perembesan cairan tubuh yang dinamakan “kebocoran plasma” berlangsung masif dan tidak diimbangi masuknya air.
“Hal ini dapat menyebabkan kondisi syok, yaitu tubuh kekurangan oksigen di banyak selnya,” tulis mereka.
Selain itu, kebocoran plasma juga bisa menyebabkan perdarahan hebat hingga kerusakan fungsi organ lain yang semuanya dapat memicu kematian.
Tak butuh antibiotik
Arifianto dkk. menegaskan secara umum penanganan DBD adalah dengan menjaga kecukupan cairan pada para penderita karena tingginya risiko dehidrasi.
Menurut mereka, penyakit akibat infeksi dengue disebabkan oleh virus jadi tidak membutuhkan antibiotik untuk pengobatannya.
https://health.kompas.com/read/2020/01/18/200000568/berikut-obat-yang-diperlukan-untuk-mengatasi-dbd