KOMPAS.com - Organ intim wanita memang perlu mendapatkan perhatian lebih. Pasalnya, sistem reproduksi wanita memiliki potensi terinfeksi virus yang bisa menyebabkan timbulnya kanker.
Kanker ginekologis adalah jenis kanker yang menyerang organ reproduksi wanita. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan sel di area reporduksi yang menyebar tanpa kendali.
Kanker ginekologis yang paling umum terjadi adalah kanker endometrium, kanker ovarium dan kanker serviks. Ginekologis yang kurang umum.
Lalu, apa penyebabnya?
Menurut data University of Michigan Comprehensive Cancer Center, kanker ginekologi disebabkan oleh terlalu banyak estrogen atau hormon kewanitaan.
Tingginya hormon estrogen biasanya disebabkan oleh berat badan yang berlebih. Pada mereka yang memiliki berat badan berlebih, sel-sel lemak dalam tubuh memiliki jumlah yang terlalu tinggi. Padahal, sel-sel lemak inilah yang menghasilkan hormon estrogen.
Penyebab lain munculnya hormon estrogen adalah konsumsi obat-obatan seperti tamoxifen yang sering diresepkan untuk pengobatan kanker payudara.
Lantas, bagaimana cara mendeteksi kanker ginekologi?
Melansir laman CDC, kita harus benar-benar memperhatikan kondisi tubuh dan mengenali tanda-tanda dini adanya gejala kanker ginekologi.
Ketika vagina mengalami pendarahan yang tidak biasa, segera hubungi dokter. Pendarahan pada vagina yang terjadi di masa menopause juga segera memerlukan pemeriksaan dokter.
Ketika masa menstruasi lebih lama dari biasanya, para wanita juga harus segera mencari bantuan medis.
Menurut Yale Medicine, gejala setiap kanker ginekologi juga bervariasi tergantung pada organ yang terlibat. Oleh karena itu, butuh bantuan dokter untuk mengetahui kondisi pasti.
Namun, pendarahan dan keputihan vagina yang tidak normal bisa jadi tanda awal kanker ginekologi.
Selain itu, nyeri punggung bisa juga menjadi tanda awal kanker rahim dan ovarium. Kembung, sembelit, dan terlalu sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda kanker ovarium.
Di sisi lain, kanker vulva juga bisa ditandai dengan munculnya gatal-gatal yang disertai lesi. Oleh karena itu, sangat penting bagi para wanita untuk melakukan pemeriksaan ginekologi.
Melansir Hello Sehat, pemeriksaan ginekologi hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit.
The American Congress of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) merekomendasikan perempuan untuk menjadwalkan janji konsultasi pertama mereka ketika mereka berusia 13-15 tahun, atau bisa juga di usia Anda mulai aktif secara seksual.
Pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk n termasuk mendapat pengobatan masalah menstruasi, infeksi vagina, merencanakan KB, memeriksakan diri atas infeksi menular seksual (IMS), hingga screening kemungkinan kanker.
Pencegahan
Melansir laman CDC, ada beberapa cara yang bisa dilakukan para wanita untuk mengurangi risiko kanker ginekologi. Berikut cara tersebut:
1. Vaksin HPV
Beberapa kanker ginekologis disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) atau infeksi menular seksual yang sangat umum.
Untuk mengatasinya, kita bisa melakukan vaksin HPV. Vaksin tersebut berfungsi melindungi kita dari infeksi menular seksual yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina, dan vulva.
Vaksin HPV direkomendasikan untuk praremaja berusia 11 hingga 12 tahun, tetapi dapat diberikan mulai usia 9 tahun.
Vaksin HPV juga direkomendasikan untuk semua orang hingga usia 26 tahun, jika belum divaksinasi. Namun, vaksin HPV tidak disarankan untuk orang yang berusia lebih dari 26 tahun.
Untuk mereka yang belum mendapatkan vaksin HPV hingga berusia di 27 tahun ke atas, sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk vaksin.
2. Tes skrining
Tes skrining sangat efektif untuk mendeteksi gejala kanker sejak awal agar mendapatkan pengobatan yang efektif.
Tes ini dapat digunakan ketika seseorang memiliki gejala kanker. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui, atau mendiagnosis, apa yang menyebabkan gejala tersebut.
Tes skrining juga dapat digunakan untuk memeriksa seseorang yang dianggap berisiko tinggi terkena kanker.
3. Tes Pap
Jenis tes ini sangat berguna untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Tes Pap juga membantu mencegah kanker serviks dengan menemukan prekursor atau perubahan sel pada serviks yang menjadi penyebab kanker.
4. Tes HPV
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi HPB atau penyakit menular seksual pada wanita berusia 30 tahun ke atas. Pasalnya, infeksi menular seksual bisa menjadi penyebab kanker.
https://health.kompas.com/read/2020/02/07/160400868/kanker-ginekologi-kanker-organ-intim-wanita---penyebab-cara-deteksi-dan