Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Perbedaan Stres dan Depresi yang Kerap Dianggap Sama

KOMPAS.com - Berbagai masalah dalam kehidupan bisa mengakibatkan stres. Bahkan, hal sepele seperti macetnya jalanan pun bisa mengakibatkan stres.

Meski demikian, ada baiknya kita tidak menyepelekan perasaan tertekan yang kita rasakan karena stres berkepanjangan bisa berujung pada depresi.

Depresi bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Tanpa penanganan yang tepat, depresi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengakibatkan munculnya keinginan bunuh diri.

Sayangnya, banyak orang yang kerap menganggap depresi sebagai stres biasa sehingga terlambat untuk menanganinya. Lalu, apa bedanya stres dan depresi?

Menurut SehatQ, stres adalah sebuah reaksi tubuh pada situasi yang berbahaya, atau sesuatu yang nyata dan dirasakan.

Stres bukan penyakit atau gangguan, tetapi bisa berkembang menjadi satu jika dibiarkan menjadi kronis.

Melansir laman Harley Therapy, stres bisa memicu kita untuk menghadapi tantangan. Di sisi lain, stres juga bisa mengakibatkan hilangnya konsentrasi dan kehilangan minat dalam kehidupan sosial.

Stres juga bisa menyebabkan masalah fisik, seperti kualitas tidur yang terganggu, ketegangan pada otot, sakit kepala dan sakit perut.

Kabar buruknya lagi, stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan serius lainnya.

Sementara itu, depresi adalah masalah kesehatan mental serius yang mengakibatkan perasaan sedih hingga berminggu-minggu bahkan tahunan.

Depresi seringkali disebabkan karena emosi yang lama terpendam hingga meledak di suatu waktu.

Orang yang mengalami depresi biasanya merasa sedih dan gagal, mudah lelah, kehilangan semangat atau motivasi, bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Lalu, apa perbedaan gejala stres dan depresi?

Stres

  • Merasa seolah-olah kehilangan kendali dan kewalahan.
  • Menghindari orang lain, bahkan teman terdekat maupun keluarga.
  • Gampang gelisah, frustrasi, dan murung.
  • Kesulitan untuk konsentrasi.
  • Sakit kepala.
  • Gangguan pencernaan, termasuk mual, diare, atau sembelit.
  • Sulit tidur atau insomnia.

Depresi

  • Merasa tak berdaya dan putus asa.
  • Kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.
  • Selalu merasa cemas.
  • Kesulitan konsentrasi.
  • Menghindari orang lain, termasuk teman dekat.
  • Makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya.
  • Mengalami gangguan tidur, contohnya tidak bisa tidur atau justru durasi tidur lebih lama dari biasanya.
  • Menyakiti diri sendiri.
  • Tidak lagi menikmati hal-hal yang biasanya menarik dan menyenangkan, misalnya enggan melakukan hobi.
  • Sering berpikir tentang kematian.
  • Memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Stres biasanya tidak memerlukan bantuan ahli jiwa dan bisa diatasi dengan melakukan beberapa kegiatan yang membuat rileks, seperti berlibur, meditasi atau yoga.

Sementara itu, depresi perlu penanganan ahli jiwa karena membutuhkan obat-obatan tertentu untuk menanganinya. Biasanya, dokter akan memberikan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.

Ada berbagai jenis antidepresan yang tersedia. Karena itu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan jenis antidepresan yang cocok dengan kondisi Anda.

Selain minum obat, penderita depresi juga perlu menjalani psikoterapi atau terapi kognitif perilaku dengan psikolog atau psikiater.

https://health.kompas.com/read/2020/02/08/090000568/kenali-perbedaan-stres-dan-depresi-yang-kerap-dianggap-sama

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke