Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Speech Delay Pada Anak: Definisi, Gejala, dan Cara Penanganannya

KOMPAS.com - Umumnya, anak usia 2 tahun bisa mengatakan sekitar 50 kata dan berbicara dalam dua hingga tiga kalimat.

Saat mereka menginjak 3 tahun, kemampuan berbicara mereka meningkat sekitar 1000 kata dan mampu berbicara dalam tiga hingga empat kalimat.

Jika buah hati kita belum mampu melakukan hal tersebut, sebaiknya orangtua harus waspada. Bisa jadi, si kecil mengalami speech delay atau keterlambatan bicara.

Lalu apa itu speech delay?

Seorang anak bisa dikatakan mengalami speech delay ketika mereka belum bisa berbicara hingga menginjak usia dua tahun.

Seorang anak yang mengalami keterlambatan bicara bukan berarti ada sesuatu yang salah sedang terjadi.

Namun, hal ini juga bisa disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan neurologis atau masalah perkembangan yang mendasarinya.

Terlambat bicara yang berkepanjangan juga bisa mengakibatkan masalah besar saat anak usia dewasa.

Melansir Hello Sehat, beberapa dampak jangka panjang jika anak memiliki gangguan berbicara yang tidak mendapatkan perawatan dini antara lain:

  • Prestasi akademik buruk
  • Sulit mendapat pekerjaan yang cocok
  • Sulit bersosialisasi dan rentan mengalami masalah kejiwaan

Tanda keterlambatan bicara

Jika bayi tidak bersuara atau mengeluarkan suara lain saat usia 2 bulan, itu bisa menjadi tanda awal dari speech delay.

Pada usia 18 bulan, sebagian besar bayi dapat menggunakan kata-kata sederhana seperti "mama" atau "dada". Tanda lain yang terjadi pada balita yang mengalami keterlambatan bicara seperti berikut:

  1. Usia 2 tahun: tidak bisa mengucapkan setidaknya 25 kata
  2. Usia 2,5 tahun: tidak bisa mengucapkan frasa dua kata unik atau kombinasi kata benda
  3. Usia 3: tidak bisa mengucapkan setidaknya 200 kata, tidak meminta sesuatu dengan nama, sulit dimengerti bahkan jika Anda tinggal bersama mereka

Lalu bagaimana mengatasinya?

Keterlambatan bicara pada anak berhubungan dengan kesulitan untuk membaca, menulis, memusatkan perhatian, dan bersosialisasi.

Pada anak dengan keterlambatan bicara, pemeriksaan tumbuh kembang secara menyeluruh sangatlah penting karena bisa jadi masalah bahasa dapat muncul karena penyebab yang lain.

Misalnya saja, akibat kelainan pendengaran, autisme, disabilitas intelektual, hingga penyakit langka seperti sindrom Angelman.

Melansir SehatQ, terapi wicara terbukti efektif untuk anak dengan kesulitan bicara ekspresif, tetapi tidak cukup efektif mengatasi kesulitan bicara reseptif.

Berikut adalah jenis-jenis terapi wicara yang bisa dijalani oleh anak:

1. Terapi wicara untuk anak yang terlambat bicara

Pada dasarnya, terapi dilakukan untuk merangsang anak untuk berbicara. Terapis akan mencoba berbagai cara seperti mengajak anak bermain, memperkenalkan kartu bergambar, atau bahasa isyarat.

2. Terapi untuk anak dengan apraxia

Apraxia adalah kesulitan untuk mengucapkan suku kata tertentu. Anak mengetahui kata yang ingin diucapkan, tetapi tidak dapat menyebutkannya dengan benar.

Terapi dilakukan untuk  membantu anak untuk mengerti respons pendengaran, visual, atau sentuhan. Misalnya dengan melatih anak berbicara di depan cermin atau dengan merekam suaranya.

3. Terapi untuk gagap (stuttering)

Untuk mengatasi gagap bicara, terapis akan mencoba untuk melatih anak berbicara lebih pelan dan jelas karena berbicara terlalu cepat seringkali membuat gagap lebih berat.

Secara umum, hasil yang lebih baik akan didapat jika dilakukan deteksi dan intervensi sedini mungkin.

https://health.kompas.com/read/2020/02/08/103300868/speech-delay-pada-anak--definisi-gejala-dan-cara-penanganannya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke