Beberapa orang mencari hiburan dengan berswafoto (selfie), berkeluh kesah, atau melihat unggahan terbaru foto teman.
Kendati awalnya bertujuan untuk menghibur diri, penggunaan media sosial tanpa kontrol justru membuat orang merasa iri sampai depresi.
Melansir Psychology Today, dampak media sosial tersebut muncul saat Anda menginginkan sesuatu atau momen yang diunggah orang lain lewat akun media sosial mereka.
Awalnya, Anda merasa terbawa perasaan (baper) hingga iri karena tidak mampu mengikuti gaya hidup orang-orang tersebut.
Rasa iri tersebut lambat laun bisa berkembang menjadi rasa kehilangan.
Setelah itu, karena tidak bisa memamerkan momen terbaik dalam hidup seperti yang diunggah orang lain, Anda bisa merasakan kecemasan dan bermuara pada depresi.
Agar media sosial tidak merenggut kesehatan mental, pakar kesehatan mental Larissa May menyarankan Anda sesekali rehat atau detoks media sosial.
Kapan perlu detoks media sosial?
Melansir Forbes, Anda perlu mengambil jeda atau rehat dari media sosial saat:
Jika Anda mengalami beberapa tanda di atas, artinya Anda sudah selangkah lebih dekat dari kecanduan media sosial. Saatnya Anda mengikuti detoks media sosial.
Cara detoks media sosial
Bagi orang yang sudah kecanduan, menghentikan aktivitas bermedia sosial secara tiba-tiba bisa menjadi tindakan ekstrem.
Alih-alih menempa mental lebih kuat, Anda justru bisa stres atau cemas berlebihan.
Untuk itu, Anda perlu selangkah demi selangkah rehat dari media sosial. Caranya sebagai berikut:
1. Buat akses media sosial sedikit ribet
Memasang aplikasi media sosial di tampilan muka telepon pintar memang dapat memudahkan akses.
Coba hapus beberapa shortcut (jalan pintas) akses langsung ke beberapa media sosial tersebut.
Lalu, buat satu folder khusus di telepon pintar untuk wadah beberapa aplikasi media sosial.
Dengan begitu, Anda memerlukan beberapa langkah mengetuk dan menggulir layar sebelum bisa mengakses.
Selain itu, atur notifikasi pemberitahuan di media sosial agar Anda tidak selalu merasa harus mengecek telepon pintar.
Cara lebih ekstrem, bisa lewat keluar (log out/sign out) dari akun pribadi Anda.
2. Jauhkan telepon pintar dari jangkauan
Saat ingin detoks, Anda bisa mulai menjauhkan telepon pintar dari jangkauan.
Misalkan saat di rumah, taruh telepon pintar di luar kamar tidur agar notifikasinya tidak mengganggu.
Lebih jauh dari itu, saat bepergian, tantang diri Anda untuk sesekali meninggalkan telepon pintar di rumah.
3. Atur tanpa koneksi internet
Sesekali, Anda perlu menyalakan mode "airplane" atau tanpa koneksi internet.
Terutama sesaat sebelum beristirahat. Dengan begitu, Anda tidak membawa perasaan cemas ke ranjang.
Begitu membuka mata di pagi hari, Anda juga tidak perlu langsung mengecek seluruh notifikasi yang masuk.
Selesaikan segala urusan pribadi Anda, dan pastikan mental siap membaca segala notifikasi tersebut.
4. Jajal akhir pekan tanpa media sosial
Akhir pekan menjadi momentum tepat untuk keluar atau log out dari semua aplikasi media sosial.
Lalu, coba Anda amati bagaimana perasaan sepanjang hari libur tersebut.
Tahan keinginan untuk kembali aktif bermedia sosial di hari Senin.
Hilangkan kekhawatiran selama tidak terkoneksi dengan media sosial tersebut.
Anda bisa mencari inspirasi lain dengan jalan-jalan atau memperhatikan kondisi sekitar.
Setelah rehat sejenak dari media sosial tersebut, bisa dipastikan Anda punya kontrol lebih saat melihat unggahan orang lain.
Sehingga, Anda tidak lagi baper melihat unggahan media sosial orang lain pamer beragam pencapaian atau momentum membahagiakan.
https://health.kompas.com/read/2020/02/09/090900268/media-sosial-rentan-bikin-baper-coba-4-cara-detoks-berikut