Hal itu tidak lain dilakukan dengan motif ingin memperbaiki penampilan.
Mereka merasa lebih senang dan bangga ketika memiliki kulit yang putih dan bersinar.
Padahal jika dilihat dari sudut pandang medis, mengubah warna kulit dari sawo matang menjadi putih tak sepenuhnya baik.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK (K), menerangkan selain berdasarkan kadar minyak, kulit bisa juga dikategorikan berdasarkan warna dan reaksinya terhadap matahari.
Dia menceritakan, pada tahun 1975, seorang pakar dermatolog, Thomas B. Fitzpatrick menciptakan Fitzpatrick Skin Scale.
Fitzpatrick membagi warna kulit wajah menjadi 6 tipe, yakni tipe 1 sampai tipe 6.
Menurut Pars, kulit orang Indonesia yang sawo matang termasuk tipe Fitzpatrick 3-4.
Kemampuan proteksi UV
Pras mengatakan warna kulit sawo matang sebenarnya memiliki kemampuan proteksi ultraviolet (UV) lebih baik daripada tipe Fitzpatrick 1-2 yang berwarna putih atau kuning.
Hal itu dikarenakan kandungan melanosit yang memproduksi pigmen kulit pada kulit sawo matang tersedia cukup banyak sehingga mampu secara biologi menyerap paparan sinar UV.
"Terdapat persepsi yang keliru, di mana banyak wanita maupun pria di Indonesia nyatanya lebih senang kalau kulitnya menjadi putih," jelas Pras saat diwawancara Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
Menurut dia, persepsi tersebut perlu diluruskan. Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu menegaskan, semakin dibuat putih kulit yang sawo matang, maka kemampuan sel melanosit dalam memproteksi UV kian berkurang.
"Padahal kulit putih pada tipe Fitzpatrick 3-4 dihasilkan dari upaya menghambat terjadinya pigmentasi kulit sawomatang," kata Pras.
Bahaya kanker
Dia membeberkan, karena kemampuan pertahanan makin rendah, kulit yang dibuah putih menjadi lebih sensitif dan mudah mengalami kerusakan.
"Dampak buruknya kulit menjadi mudah mengalami kerusakan," ujar dia.
Bahkan, Pras menyampaikan, bukan tidak mungkin tindakan mengubah warna kulit yang tadinya sawo matang menjadi putih berisiko memicu terjadinya kanker kulit.
"Risiko jangka panjang adalah kemungkinan terjadinya kanker kulit apabila kemampuan pertahanan kulit melemah dan pemakaian tabir surya tidak optimal," terang Pras.
https://health.kompas.com/read/2020/02/11/163100668/dokter-sebut-ubah-warna-kulit-jadi-putih-bisa-picu-kanker-kulit