KOMPAS.com - Virus Human Metapneumovirus (HMPV) dapat dideteksi menggunakan metode swab hidung dengan PCR.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Irandi Putra Pratomo, Ph.D., Sp.P(K), FAPSR, FISR, FISQua, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), seperti ditulis oleh Antara, Selasa (13/1/2025).
Menurut Irandi, metode swab hidung seperti PCR ini merupakan bagian dari pemeriksaan standar untuk mendeteksi berbagai jenis virus yang masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan, khususnya ketika seseorang mengalami gejala pernapasan.
"Untuk HMPV sendiri, sudah ada metode ini. Jadi, ketika seseorang mengalami gejala seperti demam, menggigil, dan sesak napas, idealnya kita periksa dengan swab hidung dan lakukan PCR," jelasnya.
Baca juga: HMPV Tidak Berpotensi Pandemi, Risiko Fatal Lebih Rendah dari Covid-19
PCR bekerja dengan mengambil sampel dari rongga hidung yang kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan virus.
Irandi menambahkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi beberapa jenis virus, termasuk Covid-19, influenza, dan HMPV, dengan teknik multiplex PCR yang memungkinkan identifikasi berbagai virus dalam satu tes.
Lebih lanjut, Irandi menjelaskan bahwa metode swab PCR ini memungkinkan deteksi dini virus pada saluran pernapasan, yang sangat penting untuk mencegah pemburukan gejala.
Dengan cepat ditangani, virus yang baru masuk ke tubuh bisa dicegah penyebarannya dalam 3-6 hari pertama.
Namun, Irandi menekankan bahwa hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin spesifik untuk mengatasi infeksi HMPV.
Pengobatan masih sebatas pada penanganan gejala seperti peradangan, demam, menggigil, dan sesak napas, yang dapat diobati dengan obat yang tersedia.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa vaksin untuk HMPV belum akan tersedia dalam waktu dekat karena virus ini belum masuk dalam kategori urgensi untuk vaksinasi massal.
Baca juga: Waspada HMPV: Anak dan Lansia Jadi Kelompok Paling Rentan
Sebagai langkah pencegahan, Irandi mengingatkan pentingnya menjaga pola hidup sehat sejak dini, mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas, dan menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit atau baru saja bepergian ke luar negeri, yang berpotensi membawa risiko penyakit dari negara lain.
Jika seseorang mengalami demam dan menggigil selama 3-6 hari yang tidak membaik meskipun sudah diberikan obat, Irandi menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke IGD.
Untuk lansia dengan komorbid seperti diabetes, penting untuk menjaga kestabilan kadar gula darah, sedangkan anak-anak yang sakit sebaiknya beristirahat di rumah dan menghindari kerumunan.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat meminimalkan risiko penyebaran virus dan mempercepat pemulihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.