Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penderita Gangguan Jantung Juga Berisiko Alami Covid-19, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Tak hanya penderita diabetes, mereka yang memiliki penyakit jantung juga berisiko besar mengalami infeksi virus corona jenis baru.

Virus yang kini menjadi pandemi dunia ini menyerang saluran pernapasan. Artinya, paru-paru akan mengalami efek paling besar jika kita terinfeksi virus tersebut.

Ketika paru-paru tidak bisa berfungsi maksimal, jantung akan bekerja keras untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh.

Tentunya, hal ini sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan jantung.

Melansir laman Cleveland, berikut kondisi medis yang membuat seseorang berisiko besar terinfeksi Covid-19:

  • Penyakit jantung koroner.
  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Stroke.

Mereka yang memiliki masalah medis tersebut bersiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 dengan gejala yang lebih parah.

"Ada banyak hal baru yang belum kita ketahui mengenai virus ini. Namun, siapapaun yang memiliki penyakit jantung, tak peduli berapapun usianya. berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi," ucap ahli kardiologi Paul Cremer.

Pencegahan Covid-19 untuk pasien gangguan jantung

Meski termasuk dalam kelompok orang yang berisiko tinggi, kita masih bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah penyakit menular ini.

"Untuk mengurangi risiko infeksi Covid-19, kita bisa mengikuti rekomendasi WHO atau otoritas medis yang ada di daerah kita," kata Dr Cremer.

Berikut langkah-langkah untuk mencegah infeksi virus corona:

Yang harus dilakukan saat menunjukan gejala Covid-19

Jika mengalami gejala Covid-19 seperti batuk dan demam, Dr Cremer menyarankan kita untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Konsultasi dengan dokter lewat telepon

Jangan langsung pergi ke rumah sakit atau menemui dokter karena kita bisa saja menyebarkan virus ke orang lain.

Untuk menjaga keamanan, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter lewat telepon. Dokter akan memberi tahu langkah-langkah terbaik yang harus kita lakukan.

2. Mengonsumsi obat sesuai resep dokter

Menurut beberapa laporan medis, obat jantung tertentu berpotensi membuat virus lebih mudah berkembang bia.

Namun, sejauh ini tidak ada bukti yang terjadi pada manusia. Oleh karena itu, dokter tidak merekomendasikan pasien untuk membuat perubahan pada obat yang dikonsumsinya.

“Kami belum tahu bagaimana pengaruh obat pada virus. Namun, berhenti mengonsumsi obat untuk mengontrol tekanan darah, kolesterol, penyakit jantung atau diabetes bisa berbahaya,” kata Dr Cremer.

3. Tetap jaga kesehatan jantung

Banyak orang khawatir untuk pergi ke rumah sakit atau klinik di tengah pandemi ini.

Namun, pasien yang mengalami gejala gangguan jantung tetap harus mendapatkan pertolongan darurat.

Melakukan perawatan dini bagi pasien gangguan jantung dapat menyelamatkan hidup mereka.

"Jika Anda mengalami gejala gangguan jantung, silakan mencari perawatan," kata Cremer.

Cremer juga menyarankan agar kita segera menghubungi dokter ketika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri dada.
  • Kesulitan bernafas.
  • Kelemahan.
  • Kebingungan.

Selama pandemi, kita mungkin merasa sulit untuk melaksanakan rutinitas harian. Tetapi, menjaga pola makan yang sehat dan rutin berolahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan, termasuk kesehatan jantung kita.

The American Heart Association merekomendasikan kita agar melakukan olahraga intensitas sedang selama 20 hingga 30 menit sebanyak lima kali seminggu.

"Kita memang harus melakukan physical distancing namun melakukan aktivitas fisik juga penting untuk kesehatan," ucap Cremer.

https://health.kompas.com/read/2020/03/28/180000368/penderita-gangguan-jantung-juga-berisiko-alami-covid-19-kok-bisa-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke