KOMPAS.com – Beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengenai keberadaan virus corona pada pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh.
Apakah virus tersebut masih ada di dalam tubuh sehingga bisa menularkan Covid-19 kepada orang lain?
Menanggapi persoalan tersebut, Organisasi Kesehata Dunia (WHO) turut memberikan penjelasan.
Lewat laman resminya who.int, WHO menegaskan, meski terinfeksi Covid-19, tidak berarti membuat pasien akan memiliki virus corona seumur hidup.
Menurut WHO, kebanyakan orang yang terjangkit Covid-19 bisa sembuh dan virusnya hilang dari dalam tubuh mereka.
Jadi, jika Anda terjangkit penyakit ini, pastikan Anda mengobati gejalanya.
Jika Anda batuk, demam dan mengalami kesulitan bernapas, segera minta pertolongan medis.
Hubungi mereka terlebih dahulu menggunakan sambungan telepon untuk meminimalisir kontak dengan petugas yang tidak berkepentingan di fasilitas kesehatan.
WHO mengutarakan, kebanyakan pasien Covid-19 berhasil sembuh, berkat perawatan suportif.
Kecil kemungkinan bisa menularkan
Melansir Live Science, Minggu (1/3/2020), sebuah studi kecil dari China menunjukkan bahwa virus corona baru dapat bertahan di dalam tubuh selama setidaknya dua minggu setelah gejala penyakitnya sembuh.
Meski demikian, Krys Johnson, ahli epidemiologi di College of Public Health Temple University, yang menjadi tim dalam penelitian tersebut, mengungkapkan pasien yang masih memiliki virus corona kemungkinan besar tidak akan menularkan Covid-19 pada periode pascagejala kepada orang lain.
Malah, virus yang bertahan di tubuh setelah gejala mereda bisa membuat pasien Covid-19 yang sudah sembuh menjadi tidak mudah terinfeksi virus corona lagi.
“Jika virus tetap berada di sistem manusia, maka orang tersebut mungkin tidak dapat terinfeksi ulang,” jelas Johson dalam karya tulisnya yang telah diterbitkan dalam jurnal JAMA.
Studi itu dilakukan Johnson dkk. menyusul empat profesional medis berusia 30 hingga 36 tahun yang mengembangkan virus corona dan dirawat di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan di China antara 1 Januari dan 15 Februari 2020.
Semuanya pulih, dan hanya satu yang dirawat selama sakit.
Para pasien dianggap pulih setelah gejala mereka sembuh dan setelah mereka dites negatif untuk Covid-19 sebanyak dua kali berturut-turut.
Setelah pemulihan, pasien diminta untuk mengkarantina diri di rumah selama 5 hari.
Para profesional medis itu diminta untuk terus menjalani tes tenggorokan untuk virus corona setelah 5 hari hingga 13 hari setelah pemulihan.
Hasilnya menunjukkan, bahwa setiap tes antara di hari kelima dan ke 13 positif untuk virus.
"Temuan ini menunjukkan bahwa setidaknya sebagian dari pasien yang pulih masih menjadi pembawa virus," tulis tim peneliti.
Tapi, pasien itu sudah tidak mengalami gejala seperti batuk atau bersin, sehingga mereka tidak begitu menular. Ditambah lagi, virus yang ada di tubuh pasien tergolong rendah.
Hal yang perlu diperhatikan menurut para ahli, yakni pasien yang sudah sembuh sebaiknya tidak membagi minuman dan makanan dengan orang lain serta selalu menjaga kebersihan tangan.
Setelah itu, para peneliti juga telah memastikan bahwa anggota keluarga pasien yang sudah sembuh itu tidak ada yang positif corona. Hal ini terjadi dengan catatan, pasien yang sudah dinyatakan sembuh itu benar-benar menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan penyebaran penyakit di rumah.
Tapi, para peneliti tetap berpendapat, masih diperlukan lebih banyak lagi penelitian seputar Covid-19 yang harus dilakukan.
https://health.kompas.com/read/2020/05/02/120000468/apakah-virus-corona-pada-pasien-yang-telah-sembuh-benar-benar-hilang-