KOMPAS.com – Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat yang bisa berkembang cepat, yakni dalam hitungan detik atau menit.
Gejala stroke pada seseorang bisa berbeda-beda. Gajala yang muncul tersebut sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu.
Otak manusia ini secara umum terbagi menjadi tiga bagian, yakni otak besar (cerebrum) otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem).
Otak besar sendiri terdiri dari atas bagian besar yang disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan kiri.
Hemisfer kiri bertugas mengendalikan fungsi bagian tubuh sebelah kanan. Sementara, hemisfer kanan mengendalikan fungsi bagian tubuh sebelah kiri.
Otak juga bisa dibagi menjadi beberapa lobus yang memiliki fungsi masing-masing.
Berikut pembagiannya:
Gangguan pembuluh darah otak yang memberikan pasokan darah ke lobus frontal dan parietal akan menimbulkan gejala kelemahan anggota gerak dan gangguan rasa, misalnya kebas di separuh anggota gerak.
Sementara stroke yang menyerang cerebellum dapat memberikan gejala pusing.
Pusing yang bisa jadi gejala stroke
Melansir Buku Awas Stroke: Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan & Pencegahan (2010) oleh dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., SpS dan dr. Laksmi Asanti, SpS (K), pusing berputar atau vertigo adalah pusing yag bisa jadi gejala stroke.
Gejala ini terjadi karena disebabkan oleh adanya gangguan sistem keseimbangan di otak kecil.
Pusing berputar pada stroke dapat disertai dengan gejala mual dan muntah. Tapi, hal itu tidak mesti dialami oleh setiap penderita stroke.
Artinya, pusing berputar pada penyakit ini bisa juga tanpa disertai dengan mual dan muntah.
Selain itu, pusing berputar pada stroke juga bisa disertai oleh gejala lain, misalnya bicara pelo dan gangguan koordinasi.
Untuk memastikan pusing berputar yang dialami termasuk gejala stroke atau bukan, siapa saja memang dianjurkan berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Hal ini penting mengingat tidak semua pusing berputar adalah gejala stroke. Ada banyak hal lain yang bisa menyebabkan vertigo.
Begitu juga dengan nyeri kepala. Keluhan ini bisa muncul sewaktu-waktu karena berbagai faktor.
Namun, datangnya nyeri kepala ini patut juga diwaspadai karena bisa menjadi gejala stroke.
Pada lebih dari 95 persen kasus, nyeri kepala memang bersifat primer dan dihubungkan dengan ketegangan otot atau migren.
Tapi, pada 5 persen kasus, nyeri kepala disebabkan oleh sakit sekunder, termasuk di antaranya stroke.
Nyeri kepala pada stroke biasanya bersifat mendadak, dengan intensitas yang berat, dan disertai dengan gejala gangguan saraf yang lain.
Gejala stroke lainnya
Gejala stroke sangat ditentukan oleh bagian otak yang terkena gangguan.
Salah satu kata kunci yang ada pada stroke adalah sifatnya yang mendadak.
Seseorang yang pada awalnya baik-baik saja dan menunjukkan gangguan sistem saraf yang bersifat mendadak, patut dicurigai sebagai stroke.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dicurigai sebagai gejala stroke:
https://health.kompas.com/read/2020/05/20/100000068/kenali-pusing-yang-bisa-jadi-gejala-stroke