KOMPAS.com – Gout atau lebih dikenal dengan sebutan penyakit asam urat adalah suatu penyakit akibat metabolisme purin yang tidak normal.
Sesuai namanya, penyakit asam urat ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Kondisi itu diikuti juga dengan terbentuknya timbunan kristal berupa garam urat di persendian, yang dapat menyebabkan peradangan sendi pada jari tangan, lutut, pergelangan kaki, atau jari kaki.
Oleh karena gejala tersebut, penyakit asam urat juga kerap disebut sebagai penyakit arthritis.
Apabila tidak diobati, serangan penyakit asam urat dapat kambuh sewaktu-waktu hingga bisa menghambat aktivitas sehari-hari.
Maka dari itu, penting kiranya bagi Anda mengetahui obat asam urat.
Melansir Buku Asam Urat (2011) oleh Dr. Dr. Joewoo Soeroso, Sp.PD-KR, M.Sc., tujuan pengobatan asam urat ada dua, jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan jangan pandeknya, dengan pemberian obat, untuk mengurangi nyeri dan menghilangkan bengkak.
Sedangkan tujuan jangka panjangnya, obat untuk mengstabilkan kadar asam urat dalam darah.
Pengobatan jangka pendek dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan antinyeri, seperti OAINS atau obat-obatan antiinflamasi non steroid.
Untuk pengobatan asam urat jangka panjang, bisa diberikan obat-obatan yang berfungsi menghambat kerja xanthine ozidase, misalnya inhibitor xanthine oxidase (IXO) atau obat yang meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine yakni urikosurik.
Namun, perlu dipahami juga, bahwa obat tetaplah racun yang dosisnya disesuaikan supaya bermanfaat bagi tubuh.
Maka dari itu, mengonsumsi obat asam urat, jelas akan lebih baik jika berada di bawah pengawasan dokter.
Dokter bisa menyesuaikan dosis obat asam urat dengan gout yang dialami masing-masing orang.
Obat asam urat untuk mengatasi nyeri sendiri
Ada beberapa jenis obat asam urat yang bisa dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi nyeri sendi.
Berikut beberapa obat yang dapat dipilih:
1. Kolkisin
Kolkisin bertugas mencegah “peperangan” antara sel darah putih sebagai sel-sel kekebalan tubuh melawan kristal urat.
Sebaiknya, kolkisin diberikan lebih awal pada tahapan asimptomatik gout.
Jika tidak diberikan kolkisin, tubuh dapat mengalami resistensi terhadap terapi penyakit asam urat.
Resistensi ini artinya tubuh tidak mau lagi bereaksi sehingga obat-obatan untuk terapi penyakit asam urat tidak berefek.
Sementara, konsumsi obat lain, seperti antimaag simetidin atau antibiotic eritromisin, bisa meningkatkan risiko keracunan kolkisin.
Obat tersebut pasalnya dapat menurukan pemecahan kolkisin.
2. OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid)
Selain sebagai antinyeri, OAINS juga mempunyai antiinflamasi. Artinya, OAINS bisa mengurangi bengkak pada gout.
Contoh OAINS, yakni:
Indometasin adlaah OAINS yang potensial dan bekerja cepat, yakni dalam 2 jam untuk mengurangi nyeri akibat asam urat.
Dosisnya adalah 150-300 mg per hari dalam dosis terbagi. Maksudnya, obat bisa diminum 2-3 kali sehari dengan total dosis 150-300 mg.
Indometasin punya dua mekanisme kerja sekaligus, yakni mencegah “peperangan berlebihan” antara sel-sel radang dan asam urat, serta mencegah terjadinya nyeri.
Inilah yang membuat indometasin lebih disukai daripada OAINS yang lain.
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik bisa digunakan apabila kolkisin dan OAINS tidak menolong.
Prednison dapat diberikan dan segera di “tapering off”. Artinya, dosisnya dikurangi sedikit demi sedikit dan pada akhirnya dihentikan dalam 7 hari.
Kortikosteroid yang disuntikan ke dalam sendi (intraartikuler) cukup efektif pada asam urat akut.
Namun, sebelumnya harus diperhatikan bahwa peradangan sendi bukan diakibatkan oleh bakteri. Hal ini dilakukan karena kortikosteroid dapat membuat infeksi bakteri semakin hebat.
Obat asma urat untuk menurunkan kadar asam urat
Tak hanya untuk mengatasi nyeri, Dr. dr. Joewono mengungkap, ada juga obat asam urat yang berfungsi untuk mengurangi kadar asam urat. Berikut beberapa piliha obat tersebut:
1. Probenesid dan salisilat
Probenesid dan salisilat adalah obat-obatan urikosurik yang dapat meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine.
Contoh salsilat yang mudah didapatkan di pasaran adalah aspirin.
Namun, sebelum mengonsumsi obat probenecid atau aspirin, lebih baik konsultasikan dulu kepada dokter, terlebih jika seseorang punya masalah pada lambung.
Yang perlu diingat bahwa aspirin punya efek yang lebih berat dibanding OAINS lainnya. Bila ingin mendapatkan manfaat urikosurik yang lebih besar dengan dosis tinggi berarti efek samping itu menjadi lebih nyata.
Kondisi ini dapat mengakibatkan lambung mudah berdarah karena iritasi asam lambung. Salah satu tandanya adalah muntah yang berwara kehitaman karena ada darah yang bercampur dengan asam lambung.
2. Allopurinol
IXO seperti allopurinol bisa juga digunakan untuk meningkatkan pembuangan asam urat melalui urine.
Penderita penyakit ginjal biasanya masih boleh mengonsumsi allopurinol. Namun, dosis penggunaannya mungkin perlu disesuaikan.
Efek samping allopurinol antara lain, dapat meliputi sakit perut, sakit kepala, diare, dan ruam-ruam.
Hentikan penggunaan obat ini atau segera hubungi dokter apabil mengalami ruam atau demam.
3. Febuxostat
Berbeda dengan Probenesid dan Allopurinol yang memiliki efek urikosurik, Febuxostat adalah obat asam urat yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan asam urat dalam tubuh.
Jenis obat asam urat ini dapat digunakan oleh pasien dengan gangguan ginjal ringan hingga sedang.
Ketika mengonsumsi febuxostat, efek samping yang bisa terjadi meliputi pusing, ruam, serta nyeri, kaku, atau bengkak pada sendi.
Segera hubungi dokter apabila konsumsi obat ini menimbulkan efek samping yang serius, seperti sakit dada, pingsan, linglung, demam, serta sakit perut dan rasa mual yang parah.
4. Pegloticase
Obat asam urat pegloticase baru akan diberikan pada penderita apabila jenis obat-obatan lain tidak efektif dalam mengatasi penyakit asam urat.
Penderita asam urat kronis termasuk golongan orang yang umumnya memerlukan pegloticase melalui suntikan intravena.
Bagi penderita asam urat yang memiliki alergi terhadap obat pegloticase, dianjurkan untuk tidak mengosnumsi obat ini. Hal itu dikarenakan, obat asam urat pegloticase berpotensi memicu reaksi anafilaksis yang dapat mengancam nyawa.
https://health.kompas.com/read/2020/06/23/055600468/7-obat-asam-urat-untuk-atasi-nyeri-dan-turunkan-kadar-asam-urat