KOMPAS.com - Melihat hasil tes kehamilan positif merupakan kabar gembira yang ditunggu oleh banyak pasangan. Tapi, hal ini bisa menjadi kabar buruk ketika Anda didiagnosis mengalami hamil anggur.
Pasalnya, hamil anggur merupakan salah satu jenis kehamilan abnormal.
Pada kondisi ini, kantung kehamilan tidak terbentuk dengan benar dalam rahim. Akibatnya, janin tidak berkembang.
Hamil anggur sendiri merupakan jenis kelainan plasenta yang disebabkan oleh masalah genetik ketika sel telur bertemu dengan sperma saat pembuahan.
Akibat masalah genetik tersebut, terjadi pertumbuhan jaringan abnormal dalam rahim.
Jaringan tersebut memiliki penampilan kumpulan sel yang besar dan acak seperti anggur. Inilah mengapa kondisi tersebut kerap disebut dengan hamil anggur.
Kondisi yang juga dikenal sebagai mola hidatidosa ini merupakan hal langka dan hanya terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan.
Hamil anggur dapat mengarah pada komplikasi serius. Dalam beberapa kasus, hamil anggur bisa membentuk kanker yang langka.
Inilah mengapa kehamilan anggur harus mendapatkan perawatan sedini mungkin.
Penyebab Hamil Anggur
Merasa sedih setelah divonis mengalami hamil anggur adalah hal yang wajar. Meski begitu, kehamilan anggur bukanlah salah Anda atau pasangan Anda.
Kondisi ini terjadi karena kelainan genetik pada saat pembuahan.
Sebagai informasi, sel manusia mengandung 23 pasang kromosom. Satu kromosom dalam setiap pasangan tersebut berasal dari ayah sedangkan yang lain dari ibu.
Merangkum dari laman NHS, kehamilan anggur terjadi ketika sel telur ini tidak membawa materi genetik atau ketika sperma membawa dua materi genetik sekaligus.
Pada hamil anggur lengkap, yang terjadi adalah sel telur tanpa materi genetik dibuahi oleh satu atau dua sperma. Akibatnya, semua materi genetik berasal dari ayah.
Dalam situasi ini, kromosom dari sel telur hilang atau tidak aktif dan kromosom ayam digandakan.
Sedangkan pada hamil anggur parsial, sel telur normal bertemu dengan sel sperma yang membawa materi genetik ganda atau menyediakan dua set kromosom.
Akibatnya, embrio yang terbentuk memiliki 69 kromosom, bukan 46.
Meski begitu, bagaimana hal ini terjadi masih belum sepenuhnya jelas.
Faktor Risiko Hamil Anggur
Walaupun penyebab terjadinya hamil anggur masih belum sepenuhnya jelas, tapi beberapa hal bisa meningkatkan risikonya.
1. Usia
Hamil anggur lebih sering terjadi pada perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
2. Etnisitas
Hamil anggur juga dilaporkan dua kali lebih sering terjadi pada perempuan Asia
3. Pernah mengalami hamil anggur sebelumnya
Jika seorang perempuan pernah mengalami hamil anggur, maka hal ini meningkatkan risiko kondisi tersebut terulang.
4. Pernah keguguran
Keguguran yang dialami sebelumnya meningkatkan risiko hamil anggur.
5. Masalah infertilitas
Pasangan yang mengalami masalah infertilitas memiliki faktor risiko lebih besar mengalami kondisi ini.
https://health.kompas.com/read/2020/07/02/133400968/penyebab-dan-faktor-risiko-hamil-anggur