KOMPAS.com - Garam selalu dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan yang dialami banyak orang, termasuk hipertensi dan stroke.
Riset yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Prospective Urban Rural Epidemiology justru menemukan sisi positif dari konsumsi garam.
Dalam riset tersebut, peneliti mengamati asupan natrium sekitar 300 masyarakat dari 18 negara selama delapan tahun.
Dari analisis data, terbukti bahwa efek samping garam hanya terjadi pada orang yang mengonsumsi lebih dari lima gram natrium setiap hari. Jumlah tersebut setara dengan 2,5 sendok teh garam setiap hari.
"Orang yang mengonsumsi natrium terlalu banyak berisiko besar mengalami tekanan darah tinggi dan berbagai masalah kesehatan," kata ahli kardiologi dari Vanderbilt University Medical Center, Deepak Gupta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ju8ga merekomendasikan agar masyarakat mengonsumsi garam maksimal dua gram per hari.
American Heart Association juga menetapkan batasan idel konsumsi garam hanya 1,5 gram per hari.
Efek kurang konsumsi garam
Menurut peneliti, kurang mengonsumsi garam justru membuat kita mengalami berbagai masalah kesehatan.
"Asupan natrium yang rendah memang mengurangi tekanan darah. Namun, jika terlalu rendah bisa menyebabkan ketidak seimbangan hormon yang meningkatkan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular," kata Andrew Mente, selaku pemimpin riset.
Selain itu, garam juga mengandung sodium. Saat tubuh kekurangan sodium, kita berisiko mengalami berbagai hal berikut:
1. Meningkatkan resistensi insulin
Beberapa penelitian telah mengaitkan diet rendah sodium dengan peningkatan resistensi insulin.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik sinyal dari hormon insulin sehingga gula darah dalam tubuh menjadi tidak seimbang.
Resistensi insulin juga membuat kita berisiko mengalami berbagai penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
2. Meningkatkan risiko kematian akibat gagal jantung
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan darah dan oksigen.
Diet rendah sodium juga bisa meningkatan risiko kematian pada orang dengan gagal jantung hingga 160 persen.
3. Meningkatkan kolesterol jahat dan trigliserida
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk peningkatan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa diet rendah sodium dapat meningkatkan kadar LDL (buruk) kolesterol dan trigliserida.
Riset 2003 juga membuktikan diet rendah sodium menyebabkan 4,6 persen peningkatan kolesterol LDL (buruk) dan 5,9 persen peningkatan trigliserida.
4. Meningkatkan risiko Hiponatremia
Hiponatremia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kadar natrium yang rendah dalam darah.
Gejalanya mirip dengan dehidrasi. Dalam kasus yang parah, hiponatremia bisa menyebabkan otak membengkak yang memicu sakit kepala, kejang, koma, dan bahkan kematian.
Populasi tertentu, seperti orang berusia lanjut, memiliki risiko hiponatremia yang lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena orang dewasa yang lebih tua cenderung memiliki penyakit yang mengharuskan konsumsi obat denngan efek mengurangi kadar natrium dalam darah.
https://health.kompas.com/read/2020/07/03/103200668/dianggap-penyebab-penyakit-kurang-konsumsi-garam-justru-berbahaya