Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Cara Mengatasi GERD dengan Perubahan Gaya Hidup, Obat, dan Operasi

KOMPAS.com – Gastroesofageal refluks (GER) adalah suatu kelainan pada sfingter (katup) esofagus yang lemah dan mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Dikatakan gastroesofageal reflux disease (GERD) apabila kejadian lebih dari 2 kali dalam seminggu selama beberapa pekan.

Dalam kondisi normal, katup esofagus dapat tertutup rapat setelah makanan atau minuman dari mulut masuk ke lambung.

Terdapat beberapa faktor risiko atau penyebab GERD. Beberapa di antaranya, yakni:

  • Hernia diagframika, yakni cacat kongenital berupa adanya lubang pada otot diafragma atau otot yang membatasi rongga dada dan rongga perut
  • Obesitas atau kegemukan
  • Kehamilan karena terjadi tekanan pada perut
  • Merokok
  • Makanan tertentu, seperti tinggi lemak, berminyak, pedas, susu
  • Pemberian obat rutin asma, penyekat kanal kalsium, astihistamin, penghilang rasa nyeri, sedatif (obat tidur), dan obat anti depresan
  • Gangguan jaringan ikat, seperti scleroderma

Gejala GERD

Gejala GERD bisa berbeda pada masing-masing orang.

Melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah beragam gejala GERD yang umum terjadi:

  • Rasa terbakar di dada (Heartburn) yang menjadi gejala utama
  • Batuk kronis
  • Asma dan penyakit paru
  • Pneumonia
  • Mual
  • Muntah
  • Suara serak karena terjadi peradangan dan iritasi kronis pada pita suara (laringitis)
  • Sulit menelan atau nyeri menelan
  • Nyeri dada dan perut bagian atas
  • Erosi (kikis) gigi dan bau mulut
  • Susah tidur

Komplikasi GERD

Kondisi GERD tak boleh dibiarkan begitu saja.

Apabila tak ditangani dan diterapi dengan tepat, GERD dapat menimbulkan komplikasi berbahaya.

Berikut beberapa komplikasi GERD yang harus diwaspadai:

Cara mengobati GERD

Melihat berbagai komplikasi penyakit yang mungkin timbul, GERD perlu ditangani dengan tepat.

Melansir Buku Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif) (2017) oleh Dr. dr. Adeodatus Yuda Handaya, SpB-KBD, secara garis besar penatalaksanaan atau pengobatan GERD dapat ditempuh lewat tiga jalur.

1. Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas refluks atau menekan kerusakan pada lapisan esofagus akibat paparan asam lambung.

Berikut ini perubahan gaya hidup yang dianjurkan untuk mengobati GERD atau supaya gejala GERD tak kambuh lagi:

  • Menurunkan berat badan
  • Menghindari penggunaan korset perut terlalu ketat
  • Tetap posisi berdiri atau tegak 3-4 jam setelah makan
  • Tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok
  • Tidur dengan bantal atau kepala sedikit lebih tinggi
  • Menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung naik, seperti makanan pedas, berlemak, susu, hingga alkohol

2. Penggunaan obat GERD

Beberapa obat-obatan golongan berikut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gejala GERD:

  • Antasida untuk mengurangi heartburn dan gejala GERD yang lain
  • Golongan H2 blockers (cimetidine, famotidine, ranitidine), untuk menurunkan produksi asam lambung
  • Golongan PPIs (Proton Pump Inhibitor), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole
  • Golongan prokinetik, seperti bethanechol dan metoclopramide, untuk membantu mempercepat pengosongan lambung

Untuk menentukan jenis obat GERD mana yang paling cocok dan tepat digunakan, penderita GERD perlu berkonsultasi dengan dokter.

3. Operasi

Operasi fundoplikasi dilakukan dengan menjahit fundus.

Fundus adalah bagian ujung atas lambung yang melingkari esofagus dengan tujuan mempersempit dan menambah tekanan pada esofagus bawah untuk mengurangi refluks.

Operasi bisa dilakukan dengan laparoscopi (minimal invasi) ataupun operasi terbuka.

https://health.kompas.com/read/2020/07/16/150200268/3-cara-mengatasi-gerd-dengan-perubahan-gaya-hidup-obat-dan-operasi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke