KOMPAS.com - Bagi pria, kepuasan untuk urusan ranjang sering kali dikaitkan dengan masalah ereksi. Ini membuat impotensi menjadi salah satu masalah yang kerap bikin stres.
Impotensi sendiri adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan/ atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah disfungsi ereksi.
Masalah ereksi atau impotensi ini sangat umum terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Biasanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi ini.
Meski begitu, jika hal ini kerap terjadi lebih baik segera periksakan diri ke dokter.
Apalagi mengingat masalah ereksi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan stres, mempengaruhi kepercayaan diri, dan bisa menyebabkan berbagai masalah pada hubungan Anda dengan pasangan.
Gejala impotensi
Beberapa gejala umum yang biasa terjadi pada gangguan ereksi di antaranya:
Selain gejala tersebut, beberapa kondisi berikut juga berkaitan erat dengan disfungsi ereksi.
'
Jika Anda memiliki gejala-gejala di atas selama tiga bulan atau lebih, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Cara mengetahui disfungsi ereksi
Untuk menentukan kondisi Anda, ada serangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh tim medis. Beberapa tes yang digunakan untuk mengetahui apakah Anda mengalami disfungsi ereksi di antaranya:
1. Pemeriksaan fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum seperti memeriksa jantung, paru-paru, dan tekana darah. Selain itu, tim medis juga akan memeriksa testis dan penis Anda.
Lebih lanjut, tim medis mungkin merekomendasikan pemeriksaan dubur untuk melihat kondisi prostat.
2. Pemeriksaaan psikososial
Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda. Pada beberapa pemeriksaan Anda mungkin diminta untuk mengisi kuesioner tentang gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat seksual.
Jawaban Anda diperlukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan impotensi yang Anda alami.
3. Ultrasonografi
Anda mungkin juga diminta untuk melakukan tes tambahan seperti ultrasonografi. Hal ini berguna untuk memeriksa pembuluh darah penis.
Pemeriksaan ini akan menentukan apakah ada masalah dengan aliran darah ke penis.
4. Tes nocturnal penile tumescence (NPT)
Tes tambahan ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas ereksi malam hari Anda.
5. Tes injeksi
Tes ini dilakukan dengan menyuntikan obat ke penis Anda untuk merangsang ereksi. Pada tes ini, dokter akan mengevaluasi ketahanan ereksi Anda.
6. Tes urine
Tes ini digunakan terutama untuk melihat apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan impotensi seperti diabetes atau penyakit lainnya.
7. Tes darah
Sama seperti tes urine, tes ini juga dimaksudkan untuk melihat kondisi kesehatan Anda lebih jauh.
https://health.kompas.com/read/2020/07/26/210600768/gejala-dan-cara-mengetahui-disfungsi-ereksi