Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bolehkah Ibu Menyusui Lakukan Puasa Intermiten?

KOMPAS.com - Puasa intermiten atau inttemittent fasting menjadi salah satu cara populer untuk menurunkan berat badan dengan cepat.

Puasa intermiten merupakan teknik diet dengan mengatur pola makan dalam rentang atau jendela waktu tertentu.

Ada beberapa metode puasa intermiten yang biasa dilakoni banyak orang, berikut metode tersebut:

1. Metode 16: 8

Metode ini menerapkan pembatasan waktu makan harian selama delapan jam dan puasa selama 16 jam.

2. Metode 5:2

Pola diet ini melibatkan pola makan biasa selama lima hari dalam satu minggu dan mebatasi asupan kalori sebanyak 500 kalori dalam dua hari.

3. Metode eat to stop

Metode ini melibatkan puasa 24 jam selama satu hingga dua kali seminggu. Setelah itu, kita bisa makan dengan normal tanpa perlu diet.

4. Puasa alternatif hari

Dalam metode ini, kita diwajibkan berpuasa dua hari sekali tetapi bisa makan apa pun yang kita inginkan di hari-hari non-puasa.

Puasa intermiten dipercaya membuat tubuh mampu mengubah simpanan lemak untuk energi dan menurunkan asupan kalori secara keseluruhan.

Pada akhirnya, kondisi ini bisa membuat tubuh kehilangan berat badan secara signigikan.

Riset juga membuktikan, puasa intermiten membantu orang kehilangan delapan persen berat badannya hanya dalam delapan minggu.

Amankah teknik diet ini untuk ibu menyusui?

Ahli diet dari Cleveland Clinic, Julia Zumpano, tidak menyarankan wanita menyusui untuk mempraktikan pola diet ini.

Menurutnya, wanita yang sedang menyusui membutuhkan lebih banyak kalori untuk memberi nutrisi sang bayi.

"Kekurangan kalori bisa mempengaruhi suplai ASI dan tingkat energi yang bisa berakibat fatal bagi ibu dan bayi," ucap dia.

Namun, saat bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI, melakukan puasa intermiten tidak akan memberikan dampak negatif.

Para wanita sebaiknya tidak melakukan puasa intermiten ketika masih aktif menyusui atau ASI masih menjadi sumber nutrisi utama sang buah hati.

Di sisi lain, laman Healthline melaporkan bahwa ada riset yang membuktikan puasa tidak memberi dampak signifikan pada suplai ASI.

Akan tetapi, puasa bisa mengubah konsentrasi laktosa, kalium, dan kandungan nutrisi ASI secara keseluruhan.

Hal inilah yang akan memberi dampak buruk pada bayi. Dmapak buruk tersebut bisa berupa berikut:

  • bayi menjadi lesu
  • bayi sulit buang air besar
  • bayi mengalami dehidrasi
  • berat badan bayi tidak dapat meningkat.

Itu sebabnya, melakukan puasa intermiten bagi ibu menyusui tidak direkomendasikan.

"Sampai selesai menyusui, taruhan teraman dalah fokus pada diet sehat dan rencana olahraga," saran Zumpano.

https://health.kompas.com/read/2020/10/02/180400868/bolehkah-ibu-menyusui-lakukan-puasa-intermiten-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke