KOMPAS.com – Diabetes adalah penyakit kronis yang kejadiannya kian meningkat di berbagai belahan dunia.
Penyakit ini tak rupanya bukan hanya bisa dialami orang dewasa, tapi dapat juga menyerang anak-anak.
Penyakit diabetes dapat ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah akibat gangguan produksi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya.
Penyebab diabetes pada anak
Merangkum Mayo Clinic, seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami penyakit diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
Penyebab antara dua jenis penyakit diabetes ini pun berbeda pada anak-anak.
Berikut penjelasannya:
1. Penyebab diabetes tipe 1 pada anak
Penyebab pasti dari diabetes tipe 1 tidak diketahui.
Tetapi pada kebanyakan orang, termasuk anak-anak dengan diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melawan bakteri dan virus berbahaya secara keliru menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
Faktor genetik dan lingkungan tampaknya berperan dalam proses perusakan sel penghasil insulin ini.
Setelah sel-sel di pankreas dihancurkan, anak-anak akan menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali insulin.
Padahal, insulin sangat diperlukan untuk memindahkan gula (glukosa) dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Gula memasuki aliran darah saat makanan dicerna.
Tanpa cukup insulin, gula menumpuk di aliran darah anak, yang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak yang patut diwaspadai:
Siapapun anak yang memiliki orangtua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 1 memiliki sedikit peningkatan risiko terkena kondisi tersebut.
Gen tertentu menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 1.
Paparan berbagai virus dapat memicu kerusakan autoimun dari sel-sel pulau kecil.
2. Penyebab diabetes tipe 2 pada anak
Sama seperti pada kasus diabetes tipe 1, penyebab diabetes tipe 2 pada anak juga tidak diketahui secara pasti.
Tetapi, riwayat keluarga dan genetika tampaknya memiliki peran penting atas terjadinya penyakit ini.
Ketidakaktifan dan kelebihan lemak, terutama lemak di sekitar perut, juga diperkirakan termasuk faktor utama yang bisa memengaruhi kemunculan diabetes tipe 2 pada anak.
Yang jelas, penderita diabetes tipe 2 tidak bisa mengolah glukosa dengan baik.
Akibatnya, gula menumpuk di aliran darah alih-alih melakukan pekerjaan normalnya sebagai bahan bakar sel-sel yang membentuk otot dan jaringan lain.
Sebagian besar gula dalam tubuh manusia berasal dari makanan yang dimakan.
Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah.
Memindahkan gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh membutuhkan hormon insulin.
Insulin berasal dari kelenjar yang terletak di belakang lambung yang disebut pankreas.
Pankreas melepaskan insulin ke dalam darah setelah seseorang makan.
Saat bersirkulasi, insulin memungkinkan gula masuk ke dalam sel, lalu menurunkan jumlah gula dalam aliran darah.
Saat kadar gula darah turun, begitu pula sekresi insulin dari pankreas.
Diabetes tipe 2 berkembang ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti membuat cukup insulin.
Penumpukan gula dalam aliran darah yang diakibatkan oleh kondisi tersebut pada akhirnya bisa menyebabkan gejala gula darah tinggi.
Para peneliti tidak sepenuhnya memahami mengapa beberapa anak mengembangkan diabetes tipe 2 dan yang lainnya tidak, padahal mereka memiliki faktor risiko yang serupa.
Namun jelas, bahwa faktor-faktor tertentu bisa meningkatkan risiko anak terkena jenis diabetes ini.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko diabetes tipe 2 pada anak yang patut diwaspadai:
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang kuat untuk diabetes tipe 2 pada anak-anak.
Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki anak, terutama di sekitar perut, maka kian resisten sel tubuh mereka terhadap insulin.
Semakin kurang aktif anak, maka kian besar risikonya terkena diabetes tipe 2.
Aktivitas fisik diketahui dapat membantu anak mengontrol berat badannya, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel anak lebih responsif terhadap insulin.
Risiko anak terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita penyakit tersebut.
Banyak anak mengembangkan diabetes tipe 2 di awal masa remaja mereka.
Sementara, remaja perempuan lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 daripada remaja laki-laki.
Berat badan lahir rendah dan lahir dari ibu yang menderita diabetes gestasional selama kehamilan sama-sama memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Bayi yang lahir prematur, sebelum usia kehamilan 39 hingga 42 minggu memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.
Waspadai komplikasi diabetes pada anak
Mengenal berbagai penyebab diabates pada anak di atas penting sebagai langkah awal mengantisipasi penyakit kronis ini.
Seperti diketahui, penyakit diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2 pada anak sama-sama bisa menimbulkan komplikasi bahaya.
Melansir Medical News Today, diabetes tipe 1 dapat memengaruhi organ utama di tubuh anak.
Beberapa komplikasi diabetes tipe 1 pada anak yang bisa terjadi di antaranya yakni:
Penyakit diabetes tipe 2 juga dapat memengaruhi hampir setiap organ utama dalam tubuh anak, termasuk pembuluh darah, saraf, mata, dan ginjal.
Komplikasi jangka panjang dari diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Akhirnya, komplikasi diabetes ini dapat melumpuhkan atau bahkan mengancam jiwa anak.
Komplikasi diabetes tipe 2 pada anak antara lain meliputi:
Selalu menjaga kadar gula darah anak mendekati normal dapat secara signifikan mengurangi risiko komplikasi ini.
https://health.kompas.com/read/2020/10/17/090000868/penyebab-diabetes-pada-anak-yang-perlu-diwaspadai