KOMPAS.com - Kebanyakan orang sehat buang air besar (BAB) antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.
Ketika tubuh mencerna makanan secara tidak efisien, pola normal BAB seseorang menjadi melambat.
Ketika makanan tersebut bergerak terlalu lambat, usus besar dapat menyerap terlalu banyak air, sehingga menyebabkan tinja keras, kering, dan sulit dikeluarkan.
Jika kondisi tersebut menyebabkan feses keras, seseorang mungkin akan mengalami kesulitan buang air besar.
Berikut ini adalah beragam gejala BAB keras yang dapat dikenali:
Penyebab BAB keras
Melansir Medical News Today, ada banyak masalah berbeda yang dapat memperlambat pencernaan hingga membuat tinja mengeras.
Beberapa penyebab BAB keras paling umum, meliputi:
1. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, perubahan dalam tubuh dapat menyebabkan sembelit.
Kerusakan pada otot-otot dasar panggul dan adanya kerusakan saraf akibat penuaan dapat mempersulit seseorang untuk buang air besar.
2. Kecemasan dari toilet training
Beberapa anak kecil cemas tentang toilet training, terutama jika orang tua atau pengasuh mereka menjadi marah atau tidak sabar.
Alhasil, anak-anak mungkin akan mengembangkan kecenderungan untuk menahan BAB sampai menjadi terlalu sakit untuk dikeluarkan.
3. Kecemasan dan trauma
Anak-anak terkadang menghindari BAB karena kecemasan, trauma, atau perubahan dalam rutinitas aktivitas di kamar mandi.
Misalnya, saat mereka memulai masa sekolah. Penghindaran ini dapat menyebabkan feses keras yang sulit dikeluarkan oleh anak.
Anak-anak yang menjadi sangat sembelit bisa mengalami masalah kesehatan lainnya, termasuk wasir.
4. Sindrom iritasi usus besar
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan sembelit dan diare secara bergantian.
5. Penyakit kronis lainnya
Berbagai macam penyakit kronis lain, termasuk diabetes, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, hipotiroidisme, dan kanker, dapat menyebabkan sembelit kronis dengan tanda feses keras.
6. Efek samping pengobatan
Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan beberapa pereda nyeri, dapat memperlambat pencernaan dan menjadi penyebab BAB keras.
Terapi radiasi mungkin juga memiliki efek ini.
7. Pola makan rendah serat dan air
Pola makan yang sangat rendah serat dan air dapat menyebabkan sembelit atau feses keras.
Ini karena serat dapat melancarkan jalan makanan di dalam saluran pencernaan dan menyerap air untuk melunakkan tinja.
Dehidrasi maupun kepekaan terhadap makanan atau asupan makanan bergula tinggi juga dapat menyebabkan sembelit.
8. Kehamilan dan persalinan
Kadar hormon yang berfluktuasi dan perubahan dalam tubuh wanita, seperti peningkatan tekanan dasar panggul, dapat menjadi penyebab tinja keras selama kehamilan atau setelah melahirkan.
Komplikasi BAB keras
Tinja yang keras dapat menumpuk di saluran pencernaan, menyebabkan kerusakan pada lapisannya.
Komplikasi dari BAB keras dapat meliputi:
Mencegah hal ini terjadi dengan menjaga tinja selembut mungkin dapat membantu.
Cara mengatasi BAB keras
Jika tidak ada darah di tinja atau rasa sakit yang parah, seseorang mungkin ingin memulai dengan mencoba melunakkan tinja di rumah.
Merangkum Health Line, berikut ini adalah beragam cara mengatasi BAB keras secara alami maupun dengan bantuan obat yang tersedia:
1. Pijat perut
Terkadang pijat perut dapat membantu merangsang usus jika tidak cukup bergerak untuk membantu pencernaan lebih cepat.
Menggosok perut dengan gerakan memutar diyakini bisa membantu.
2. Minum lebih banyak air
Peningkatan air di saluran pencernaan dapat membuat feses menjadi lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Pertanda baik bahwa Anda sudah minum cukup air adalah jika urine Anda berwarna kuning pucat.
3. Makan lebih banyak serat
Serat dapat menambah kotoran pada tinja, yang dapat merangsang usus dan membantu mengeluarkan tinja melalui saluran pencernaan.
Namun, menambahkan terlalu banyak serat sekaligus bisa berdampak sebaliknya dan menyebabkan perut kembung dan tidak nyaman.
Contoh sumber serat yang sangat baik termasuk roti gandum, kacang hitam, beri atau apel dengan kulitnya, wortel, kacang hijau, brokoli, almond, dan kacang tanah.
4. Hindari makanan kalori kosong dan rendah serat
Banyak makanan rendah serat tidak menambahkan banyak nilai gizi ke dalam makanan.
Hindari juga makan makanan cepat saji, makanan olahan, dan keripik untuk mencegah dan mengatasi BAB keras.
5. Olahraga
Aktivitas fisik dapat menimbulkan efek stimulasi usus pada tubuh.
6. Penggunaan obat
Contoh obat untuk mengatasi BAB keras yang mungkin diresepkan atau direkomendasikan oleh dokter meliputi:
Idealnya, metode ini adalah solusi jangka pendek.
Jika feses Anda yang keras menyebabkan masalah medis yang signifikan, seperti penyumbatan usus atau prolaps rektal, Anda mungkin memerlukan pembedahan.
Itu biasanya upaya terakhir untuk memperbaiki masalah yang mendasarinya.
Kapan harus ke dokter karena BAB keras?
Sebaiknya, segera temui dokter jika Anda tidak bisa BAB dalam empat hari.
Anda mungkin perlu mencari pertolongan medis darurat jika melihat darah di tinja yang tampaknya semakin banyak.
Jika tidak, Anda harus mencari bantuan medis jika tinja yang keras mengganggu Anda.
Apabila Anda mengalami gejala seperti kembung, nyeri, dan ketidaknyamanan, berkonsultasi dengan dokter dapat membantu.
https://health.kompas.com/read/2020/12/16/120400368/8-penyebab-bab-keras-dan-cara-mengatasinya