Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Penyebab Campak yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Campak adalah penyakit yang tak layak dianggap remeh karena dapat menyebabkan komplikasi serius.

Siapa saja bisa terkena penyakit ini jika belum mendapatkan vaksin campak atau belum pernah mengidap campak sebelumnya.

Tapi, campak paling sering terjadi pada anak kecil.

Kasus campak pada bayi dan anak-anak perlu diwaspadai karena dapat berakibat fatal.

Merangkum Mayo Clinic, anak dengan campak bisa mengalami pneumonia yang menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat campak.

Anak-anak penderita campak bisa juga mengalami komplikasi berupa ensefalitis atau radang otak yang dapat berakibat fatal.

Beberapa komplikasi campak lainnya yang dapat terjadi antara lain, yakni:

  • Infeksi telinga
  • Radang dinding bagian dalam yang melapisi saluran udara utama paru-paru (bronkitis)
  • Radang kotak suara (laringitis atau croup)
  • Masalah kehamilan, seperti dapat menyebabkan persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian ibu

Mengingat bahayanya, kiranya penting penting bagi saja dapat mewaspadai penyebab campak sebagai salah satu langkah pencegahan.

Penyebab campak

Melansir Medical News Today, campak pada dasarnya disebabkan oleh infeksi virus rubeola.

Lantas, bagaimana gejala campak bisa berkembang?

Mulanya, virus penyebab campak bisa masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata.

Sesampaiya di sana, virus kemungkinan besar akan masuk ke paru-paru, di mana virus ini menginfeksi sel kekebalan.

Sel-sel yang telah terinfeksi kemudian pindah ke kelenjar getah bening, tempat virus berpindah ke sel lain.

Sel-sel ini lantas bergerak ke seluruh tubuh, melepaskan partikel virus ke dalam darah.

Saat darah mengalir ke seluruh tubuh, ia membawa virus ke berbagai organ tubuh, termasuk hati, kulit, sistem saraf pusat, dan limpa.

Di kulit, virus campak dapat menyebabkan peradangan pada kapiler. Hal inilah yang dapat menimbulkan ciri khas ruam campak.

Virus juga bisa melewati sawar darah-otak dan memasuki otak pada sekitar 1 dari 1.000 orang. Kondisi ini bisa menyebabkan pembengkakan di otak yang mungkin mengancam nyawa.

Sementara, infeksi di paru-paru bisa menyebabkan seseorang batuk yang menularkan virus ke orang lain.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa seseorang dapat menularkan virus penyebab campak dari 4 hari sebelum dan sekitar 4 hari setelah ruam muncul.

Infeksi di antaranya dapat menyebar melalui:

  1. Kontak fisik dengan penderita campak
  2. Berada di dekat penderita campak saat mereka batuk atau bersin
  3. Menyentuh permukaan dengan virus dan kemudian memasukkan jari ke dalam mulut, atau menggosok hidung atau mata

Setelah seseorang batuk atau bersin, virus tetap aktif di udara selama sekitar 2 jam.

Jika satu orang menderita campak, mereka dapat menularkannya kepada 90 persen orang di sekitarnya, kecuali mereka memiliki kekebalan atau telah divaksinasi.

Perlu diingat, campak hanya menyerang manusia dan tidak ada spesies hewan yang dapat menularkannya.

Melansir Health Line, seseorang perlu menemui dokter jika memiliki gejala yang dapat mengindikasikan campak.

Berikut ini beberapa kondisinya:

  • Batuk
  • Demam lebih dari 38 derajal Celcius
  • Pilek
  • Mata merah
  • Sakit tenggorokan
  • Bintik putih di dalam mulut

Ruam kulit yang meluas adalah tanda khas campak.

Ruam ini bisa bertahan hingga 7 hari dan umumnya muncul dalam 14 hari setelah terpapar virus.

Ruam biasanya berkembang di kepala dan perlahan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Seorang dokter biasanya dapat mendiagnosis campak dengan melihat tanda dan gejalanya, tetapi mereka mungkin merekomendasikan tes darah untuk memastikan diagnosis.

https://health.kompas.com/read/2020/12/24/060400368/3-penyebab-campak-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke