Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Penyebab Suara Pecah, Bukan Hanya Pubertas

KOMPAS.com – Voice cracks atau suara pecah bisa dialami siapa saja tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

Apakah itu seorang remaja di kelas, pemimpin perusahaan berusia 50-an, atau penyanyi profesional, bisa mengalami suara pecah -dengan pengecualian langka-.

Kenapa bisa demikian?

Untuk mengetahuinya, pahami dulu proses produksi suara dalam tubuh.

Secara sederhana, nada dan volume suara Anda yakni dihasilkan dari kombinasi:

  • Udara mengalir dari paru-paru
  • Getaran dari dua bagian jaringan paralel yang disebut lipatan suara atau pita suara
  • Gerakan otot di dalam dan sekitar laring atau biasanya disebut sebagai kotak suara

Saat Anda berbicara atau bernyanyi dan mengubah nada dan volume, otot laring akan membuka dan menutup, serta mengencangkan dan mengendurkan pita suara.

Saat suara Anda tinggi, lipatannya didorong rapat dan dikencangkan.

Saat suara Anda rendah, mereka akan ditarik dan dilonggarkan.

Suara pecah terjadi ketika otot-otot ini tiba-tiba meregang, menjadi pendek, atau menegang.

Banyak penyebab yang dapat menyebabkan kondisi ini bisa terjadi.

Berikut ini beberapa beberapa penyebab paling umum dari suara pecah yang bisa diketahui:

1. Pubertas

Melansir Health Line, pubertas adalah penyebab paling umum dari suara pecah.

Kondisi ini normal terjadi.

Ketika anak laki-laki dan anak perempuan (pada tingkat yang lebih rendah dari anak laki-laki) mengalami masa pubertas, produksi hormon meningkat secara drastis untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Efek pubertas termasuk menumbuhkan rambut di tempat-tempat seperti ketiak dan selangkangan, serta mengembangkan payudara dan testis.

Beberapa hal juga terjadi pada kotak suara Anda selama memasuki masa pubertas, yakni:

Perubahan ukuran, bentuk, dan ketebalan yang tiba-tiba ini dapat membuat gerakan pita suara Anda tidak stabil saat seseorang berbicara.

Hal ini membuat otot lebih mungkin tiba-tiba menegang atau kehilangan kendali, mengakibatkan pecah atau mencicit saat Anda belajar membiasakan diri dengan susunan anatomi baru di tenggorokan.

2. Memaksa suara lebih tinggi atau lebih rendah

Nada suara Anda dihasilkan dari pergerakan otot krikotiroid (CT).

Seperti otot lainnya, otot CT paling baik digunakan secara perlahan, hati-hati, dan dengan pelatihan.

Jika digunakan terlalu tiba-tiba atau tanpa pemanasan, otot bisa mengencang dan sulit digerakkan.

Khususnya otot CT, jika Anda mencoba menaikkan atau menurunkan nada secara agresif, atau bahkan menaikkan atau menurunkan volume tanpa melakukan beberapa latihan vokal, otot laring dapat mengencang, mengendur, mengembang, atau menyusut terlalu cepat.

Ini membuat suara Anda pecah saat otot CT bergerak cepat mencoba transisi antara nada atau volume tinggi dan rendah.

3. Luka pita suara

Berbicara, bernyanyi, atau berteriak dalam jangka waktu yang lama dapat mengiritasi pita suara Anda dan bahkan merusak jaringan ini hingga mengakibatkan cedera yang dikenal sebagai lesi.

Saat lesi ini sembuh, jaringan vokal mengeras, meninggalkan area kapalan yang dikenal sebagai nodul.

Lesi juga bisa disebabkan oleh refluks asam, alergi, atau infeksi sinus.

Nodul dapat memengaruhi fleksibilitas dan ukuran pita suara Anda.

Hal ini dapat menyebabkan derit dan pecah karena pita suara Anda sulit menghasilkan suara normal.

4. Dehidrasi

Dehidrasi bisa menjadi penyebab suara pecah.

Alasannya sederhana, yakni pita suara Anda harus lembap agar dapat bergerak dengan benar.

Jika Anda tidak memiliki air atau cairan lain dalam beberapa waktu, pita suara tidak dapat bergerak semulus itu dan dapat mengubah ukuran atau bentuk secara tidak teratur saat Anda berbicara atau bernyanyi.

Anda juga bisa mengalami dehidrasi karena minum kafein dan alkohol,yang merupakan diuretik yang membuat Anda harus lebih banyak buang air kecil, atau dengan banyak berkeringat tanpa tetap terhidrasi. Ini semua dapat menyebabkan suara pecah-pecah maupun suara serak.

5. Laringitis

Laringitis adalah peradangan pada pita suara atau otot laring Anda.

Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi bisa juga terjadi jika Anda terlalu sering menggunakan suara.

Laringitis biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat jika disebabkan oleh penggunaan berlebihan atau infeksi.

Sementara, peradangan karena penyebab jangka panjang, seperti polusi udara, merokok, atau refluks asam, dapat menyebabkan radang tenggorokan kronis yang dapat menyebabkan cedera permanen pada pita suara dan laring Anda.

6. Gugup

Menjadi gugup atau cemas dapat menyebabkan otot-otot di seluruh tubuh Anda tegang. Ini bisa termasuk otot laring Anda.

Saat menegang atau menjadi tegang, otot tidak bergerak bebas. Hal ini pun dapat membatasi pergerakan pita suara.

Alhasil, suara Anda bisa pecah.

Cara mengatasi suara pecah

Jika suara pecah terjadi karena pubertas, Anda tidak perlu khawatir.

Anda mungkin akan berhenti memiliki suara pecah ketika sudah menginjak usia 20-an atau bisa juga lebih awal.

Perkembangan setiap orang berbeda-beda, beberapa mungkin menetap di suara dewasa mereka sejak usia 17 atau 18 tahun, sementara yang lain mungkin masih memasuki pertengahan 20-an.

Merangkum Cleveland Clinic Jika suara Anda pecah karena sebab lain, berikut beberapa tip suntuk meminimalkan atau menghentikannya:

  • Minum banyak air untuk menjaga menjaga tenggorokan tetap lembab dan diri Anda terhidrasi
  • Hindari mengubah volume suara secara tiba-tiba
  • "Hangatkan" suara dengan latihan vokal untuk membantu jika Anda berencana untuk bernyanyi, berbicara di depan umum, atau berbicara untuk waktu yang lama
  • Cobalah latihan pernapasan untuk membantu mempertahankan kendali atas volume, aliran udara, dan kapasitas paru-paru
  • Gunakan obat batuk, pelega tenggorokan, atau obat batuk untuk membantu, terutama jika batuk terus-menerus atau radang tenggorokan membuat tenggorokan lelah karena terlalu sering digunakan atau kelelahan
  • Hindari alkohol dan kafein karena dapat membuat pita suara mengalami dehidrasi

https://health.kompas.com/read/2020/12/24/080600568/6-penyebab-suara-pecah-bukan-hanya-pubertas

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke