Melansir Mayo Clinic, operasi lasik untuk mata umumnya dapat membantu mengatasi sejumlah gangguan penglihatan.
Tingkat keberhasilan operasi ini dianggap menjanjikan dan minim efek samping.
Kendati begitu, operasi lasik mata tidak untuk semua orang. Penderita penyakit tertentu tidak disarankan menjalani tindakan medis ini.
Berikut penjelasan lebih lanjut terkait apa itu operasi lasik mata, risiko, sampai persiapannya.
Apa itu operasi lasik mata?
Operasi laser in-situ keratomileusis atau dikenal sebagai operasi lasik adalah tindakan medis untuk memperbaiki gangguan penglihatan rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme.
Dilansir dari WebMD, operasi lasik mata bertujuan mengoreksi penglihatan dengan cara membentuk kembali kornea mata.
Setelah dikoreksi atau diperbaiki, bagian depan mata ini kembali jernih sehingga cahaya dapat fokus pada retina yang terletak di belakang mata.
Ketika cahaya tidak fokus pada retina sebagaimana mestinya, penglihatan seseorang bisa kabur. Dokter menyebut kondisi ini dengan kelainan refraksi.
Di dunia kesehatan, operasi lasik mata sudah dilakukan lebih dari 25 tahun. Sekitar 96 persen pasien mencapai tujuan penglihatan yang diharapkan.
Operasi mata ini minim rasa sakit. Hal yang paling penting, kebanyakan pasien tidak perlu lagi menggunakan kacamata atau lensa kontak setelah lasik.
Siapa yang tidak boleh menjalani operasi lasik mata?
Kendati manfaat operasi lasik cukup menjanjikan, tindakan medis ini tidak ditujukan untuk semua orang.
Beberapa orang yang tidak disarankan menjalani operasi lasik mata di antaranya:
Risiko operasi lasik mata
Seperti prosedur medis lainnya, operasi lasik memiliki beberapa risiko atau efek samping, antara lain:
Efek samping atau risiko operasi lasik mata tersebut tidak dialami semua pasien. Umumnya, kondisi tersebut juga bisa sembuh setelah beberapa saat.
Persiapan operasi lasik mata
Terdapat beberapa tahap operasi lasik mata yang perlu dipersiapkan. Yakni sebelum operasi, saat operasi, dan sesudah operasi.
Sebelum operasi, pasien perlu berkonsultasi ke ahli bedah mata terkait prosedur medis yang dijalankan saat dan sesudah lasik.
Pasien perlu menyampaikan riwayat kesehatan, kondisi kesehatan terkini, termasuk menyampaikan obat yang sedang dikonsumsi.
Dokter umumnya juga merekomendasikan pemeriksaan mata lengkap. Termasuk tes untuk mengukur ketebalan kornea, refraksi, dan tekanan mata.
Setelah semua prosedur persiapan sebelum operasi lasik dijalankan, baru pasien membuat janji untuk operasi.
Jika pasien menggunakan lensa kontak keras atau jenis rigid gas-permeable (RGP), jangan gunakan alat tersebut setidaknya tiga minggu sebelum operasi.
Sedangkan pengguna lensa kontak lain disarankan tidak menggunakan alat ini setidaknya tiga hari sebelum operasi.
Pada hari operasi yang dijadwalkan, makan makanan ringan dan minum semua obat yang sudah diresepkan.
Jangan menggunakan riasan mata dan lakukan operasi dalam kondisi tubuh yang benar-benar sehat.
Sesaat sebelum operasi, dokter akan memberikan obat bius berupa obat tetes mata.
Dokter lantas menggunakan alat yang disebut microkeratome atau laser femtosecond untuk mengoreksi kornea mata. Keseluruhan proses operasi lasik mata umumnya berlangsung hanya sekitar 20 menit.
Setelah operasi lasik, mata umumnya akan kering dan tidak nyaman. Dokter biasanya sudah mengantisipasi dengan memberikan obat tetes mata khusus untuk mencegah infeksi dan pembengkakan.
Selain mata kering, pasien tak jarang juga merasakan matanya panas dan pandangan kabur sesaat.
Kondisi tersebut umumnya sembuh dalam hitungan hari. Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter apabila efek samping setelah operasi lasik bertahan cukup lama.
Dua minggu setelah operasi, jangan berenang atau menggunakan bak mandi air panas.
Pasien biasanya juga diberikan pelindung mata yang digunakan saat tidur selama beberapa hari setelah operasi.
Hal yang tak kalah penting, pastikan pasien kontrol kembali ke dokter yang menangani setelah operasi lasik mata.
https://health.kompas.com/read/2021/01/26/180800168/apa-itu-operasi-lasik-mata-