KOMPAS.com - Masalah irama jantung (aritmia jantung) terjadi ketika impuls listrik yang mengoordinasikan detak jantung Anda tidak bekerja dengan baik, menyebabkan jantung Anda berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Aritmia jantung mungkin terasa seperti jantung berdetak atau berdebar kencang dan mungkin tidak berbahaya.
Namun, beberapa aritmia jantung dapat menyebabkan tanda dan gejala yang mengganggu, terkadang bahkan mengancam jiwa.
Pengobatan aritmia jantung sering kali dapat mengontrol atau menghilangkan detak jantung yang cepat, lambat, atau tidak teratur.
Selain itu, karena aritmia jantung yang bermasalah sering kali menjadi lebih buruk atau bahkan disebabkan oleh jantung yang lemah atau rusak, Anda mungkin dapat mengurangi risiko aritmia dengan menerapkan gaya hidup jantung sehat.
Detak jantung yang normal
Melansir WebMD, pada kondisi normal, jantung Anda terdiri dari empat ruang, yakni dua ruang atas (atrium) dan dua ruang bawah (ventrikel).
Irama jantung Anda biasanya dikendalikan oleh alat pacu jantung alami (simpul sinus) yang terletak di atrium kanan.
Simpul sinus menghasilkan impuls listrik yang biasanya memulai setiap detak jantung.
Impuls ini menyebabkan otot atrium berkontraksi dan memompa darah ke ventrikel.
Impuls listrik kemudian tiba di sekelompok sel yang disebut simpul atrioventrikular (AV).
Simpul AV memperlambat sinyal listrik sebelum mengirimkannya ke ventrikel.
Penundaan sedikit ini memungkinkan ventrikel terisi dengan darah.
Ketika impuls listrik mencapai otot-otot ventrikel, mereka berkontraksi, menyebabkan mereka memompa darah ke paru-paru atau ke seluruh tubuh.
Pada jantung yang sehat, proses ini biasanya berjalan lancar, menghasilkan detak jantung istirahat normal 60 hingga 100 detak per menit.
Jenis-jenis aritmia
Merangkum Medical News Today, dokter mengklasifikasikan aritmia tidak hanya berdasarkan dari mana asalnya (atrium atau ventrikel), tetapi juga berdasarkan kecepatan detak jantung yang ditimbulkannya.
Apa saja jenis-jenisnya?
1. Takikardia
Takikardia mengacu pada detak jantung yang cepat, di mana detak jantung saat istirahat lebih dari 100 detak per menit.
Berdasarkan asal tempatnya, takikardia dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni takikardia di dalam atrium dan takikardia di ventrikel.
Takikardia yang berasal dari atrium di antaranya, meliputi:
Sedangkan, takikardia yang terjadi di ventrikel meliputi:
2. Bradikardia
Bradikarida mengacu pada detak jantung yang lambat, di mana detak jantung istirahat kurang dari 60 detak per menit.
Meskipun detak jantung di bawah 60 detak per menit saat istirahat dianggap bradikardia, detak jantung saat istirahat yang rendah tidak selalu menandakan adanya masalah.
Jika Anda bugar secara fisik, Anda mungkin memiliki jantung yang efisien yang mampu memompa suplai darah yang cukup dengan kurang dari 60 denyut per menit saat istirahat.
Selain itu, obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi, dapat menurunkan detak jantung Anda.
Namun, jika detak jantung Anda lambat dan jantung Anda tidak memompa cukup darah, Anda mungkin mengalami salah satu dari beberapa bradikardia, termasuk:
Bergantung pada lokasi dan jenis penyumbatan, impuls antara bagian atas dan bawah jantung Anda mungkin melambat atau terblokir. Jika sinyal benar-benar terblokir, sel-sel tertentu di simpul AV atau ventrikel dapat membuat detak jantung yang stabil, meskipun biasanya lebih lambat.
Beberapa penyumbatan mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala, dan yang lainnya dapat menyebabkan denyut yang terlewat atau bradikardia.
Untuk dipahami lagi, tidak semua takikardia atau bradikardia berarti Anda menderita penyakit jantung.
Misalnya, selama berolahraga, detak jantung cepat berkembang normal saat jantung bertambah cepat untuk menyediakan lebih banyak darah kaya oksigen ke jaringan Anda.
Sementara, selama tidur atau saat-saat relaksasi yang dalam, bukan hal yang aneh jika detak jantung menjadi lebih lambat.
Detak jantung prematur
Meskipun sering kali terasa seperti detak jantung yang terlewat, detak jantung prematur (berdetak lebih awal daripada seharusnya) sebenarnya adalah detak ekstra.
Meskipun Anda mungkin merasakan detak prematur sesekali, itu jarang menjadi tanda bahwa Anda memiliki masalah yang lebih serius.
Namun, detak dini dapat memicu aritmia yang bertahan lebih lama, terutama pada penderita penyakit jantung.
Denyut prematur yang sering selama beberapa tahun dapat menyebabkan jantung lemah.
Detak jantung prematur dapat terjadi saat Anda sedang istirahat atau terkadang disebabkan oleh stres, olahraga berat atau stimulan, seperti kafein atau nikotin.
Gejala artimia
Melansir Mayo Clinic, aritmia mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala apa pun.
Faktanya, dokter Anda mungkin menemukan Anda menderita aritmia sebelum Anda mengeluhkannya, yakni selama dilakukan pemeriksaan rutin.
Namun, tanda dan gejala yang terlihat tidak selalu berarti Anda memiliki masalah serius.
Gejala aritmia yang terlihat mungkin termasuk:
Gejala lain mungkin termasuk:
Kapan harus ke dokter?
Aritmia dapat menyebabkan Anda merasakan detak jantung prematur, atau Anda mungkin merasa jantung Anda berdegup kencang maupun berdetak terlalu lambat.
Tanda dan gejala lain mungkin terkait dengan jantung Anda tidak memompa secara efektif karena detak jantung yang cepat atau lambat. Ini termasuk sesak napas, kelemahan, kliyengan, pusing, pingsan atau hampir pingsan, dan nyeri dada atau ketidaknyamanan.
Sebaiknya, cari perawatan medis segera jika Anda tiba-tiba atau sering mengalami salah satu dari tanda dan gejala ini pada saat Anda tidak menyangka akan merasakannya.
Fibrilasi ventrikel merupakan salah satu jenis aritmia yang dapat mematikan. Ini terjadi ketika jantung berdetak dengan impuls listrik yang cepat dan tidak menentu. Hal ini menyebabkan ruang bawah di jantung Anda (ventrikel) bergetar sia-sia alih-alih memompa darah.
Tanpa detak jantung yang efektif, tekanan darah dapat merosot, memutus suplai darah ke organ vital Anda.
Seseorang dengan fibrilasi ventrikel akan kolaps dalam beberapa detik dan segera tidak akan bernapas atau memiliki denyut nadi.
Jika ini terjadi, ikuti langkah-langkah berikut:
https://health.kompas.com/read/2021/01/27/080500368/5-gejala-aritmia-jantung-yang-perlu-diwaspadai