KOMPAS.com - Fisura ani adalah istilah medis yang menggambarkan adanya robekan atau luka kecil di jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus.
Fisura ani bisa terjadi saat seseorang mengeluarkan feses yang keras atau besar saat buang air besar (BAB).
Fisura ani biasanya menyebabkan nyeri dan pendarahaan saat BAB.
Kebanyakan celah anus berukuran kurang dari 1 cm dan anus adalah bagian tubuh yang sangat sensitif.
Akibatnya, nyeri di daerah ini bisa menjadi cukup parah, bahkan hanya dengan robekan kecil.
Melansir Mayo Clinic, penderita fisura ani juga mungkin mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus (sfingter anus).
Fisura anus sangat umum terjadi pada bayi muda, tetapi dapat menyerang orang dari segala usia.
Untungnya, kebanyakan fisura ani dapat membaik dengan perawatan sederhana, seperti peningkatan asupan serat dalam makanan atau mandi sitz bath, yakni mandi dengan merendam area genital di air hangat.
Gejala fisura ani yang perlu diwaspadai
Merangkum Medical News Today, sedikitnya ada empat tanda dan gejala utama fisura ani.
Ini termasuk:
1. Nyeri, terutama saat BAB
Saat buang air besar, rasa sakitnya bisa tajam, dan setelah itu mungkin ada sensasi terbakar yang lebih dalam.
Rasa takut akan nyeri dapat membuat beberapa penderita memilih untuk tidak pergi ke toilet, sehingga meningkatkan risiko sembelit.
Jika orang tersebut menunda BAB, ini dapat membuat rasa sakit dan robekan semakin parah, karena tinja akan semakin keras dan besar.
Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit yang tajam saat membersihkan diri dengan tisu toilet.
2. BAB berdarah
Karena darah yang keluar pada kasus firusa ani adalah darah segar, warnanya akan merah cerah.
Darah mungkin akan terlihat pada tinja atau tisu toilet.
3. Gatal di daerah anus
Sensasi gatal akibat fisura ani di daerah anus mungkin terputus-putus (sesekali) atau bisa juga terus-menerus.
4. Disuria
Disuria adalah ketidaknyamanan saat buang air kecil. Namun, gejala ini lebih jarang terjadi pada kasus fisura ani.
Sementara itu, beberapa penderita virus ani mungkin lebih sering buang air kecil.
Diagnosis fisura ani
Melansir Health Line, dokter biasanya dapat mendiagnosis fisura ani hanya dengan memeriksa area di sekitar anus. Namun, dokter mungkin ingin melakukan pemeriksaan rektal juga untuk memastikan diagnosisnya.
Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin akan memasukkan anaskop ke dalam rektum pasien agar lebih mudah melihat robekan atau luka.
Alat medis ini berbentuk tabung tipis yang memungkinkan dokter untuk memeriksa saluran anus.
Menggunakan anoscope juga dapat membantu dokter menemukan penyebab lain dari nyeri anus atau rektal seperti wasir.
Dalam beberapa kasus nyeri rektal, seseorang mungkin memerlukan endoskopi untuk mengevaluasi gejala dengan lebih baik.
https://health.kompas.com/read/2021/02/25/200700268/4-gejala-fisura-ani-robekan-di-lapisan-anus-yang-perlu-diwaspadai