Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Penyebab Nyeri Dada Saat Menelan yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Nyeri dada adalah keluhan yang bisa muncul karena beragam alasan.

Jika terjadi saat menelan makanan atau minuman, nyeri dada tersebut bisa jadi akibat menelan sesuatu yang terlalu panas atau terlalu besar.

Tetapi terkadang, gejala ini memang dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya.

Sejumlah kondisi dapat menyebabkan nyeri terus-menerus di dada setelah menelan, termasuk peradangan di kerongkongan (pipa makanan), refluks asam lambung, atau hernia hiatus.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa kemungkinan penyebab nyeri dada saat menelan yang baik diantisipasi:

1. Iritasi atau cedera

Terkadang, saluran yang menghubungkan mulut ke lambung, yakni kerongkongan mengalami peradangan iritasi.

Merangkum Medical News Today, kondisi itu pun bisa menyebabkan rasa sakit saat menelan.

Beberapa penyebab radang dan iritasi pada kerongkongan atau esofagus yang bisa terjadi, termasuk:

  • Menelan makanan yang terlalu panas, tajam, atau besar
  • Menelan benda asing
  • Sering muntah yang mungkin disebabkan oleh penyakit tertentu, kehamilan, atau gangguan makan seperti bulimia
  • Infeksi seperti sariawan atau virus herpes simpleks
  • Menelan bahan kimia yang mengiritasi

Iritasi akut pada kerongkongan mungkin dapat membaik dengan sendirinya.

Tetapi, rasa sakit saat manelan bisa juga menjadi efek samping dari konsumsi obat-obatan atau kondisi medis yang sedang dialami.

Jadi, seseorang mungkin membutuhkan pertolongan dari dokter untuk mengatasi penyebab yang mendasari.

Dalam kasus yang jarang terjadi, luka di esofagus bisa jadi lebih serius dan menyebabkan laserasi.

Jika tiba-tiba mengalami gejala parah setelah mengalami nyeri dada saat menelan, seseorang harus mencari pertolongan medis darurat.

2. Esofagitis akibat obat

Beberapa obat dapat menyebabkan esophagitis (esofagitis) atau peradangan pada lapisan kerongkongan.

Kondisi ini dapat terjadi antara beberapa jam hingga 10 hari penggunaan obat tertentu.

Biasanya, esofagitis yang diinduksi obat ini berkembang tiba-tiba, dengan gejala termasuk:

  • Heartburn
  • Nyeri dada
  • Sulit atau sakit saat menelan

Minum obat kapsul tanpa dukungan air putih yang cukup saat berbaring atau sebelum tidur dapat meningkatkan kemungkinan iritasi ini.

Jenis esofagitis ini sering membaik dengan sendirinya setelah seseorang berhenti minum obat penyebabnya.

Tetapi, bicarakan dengan dokter tentang hal ini sebelum membuat perubahan apa pun pada dosis obat.

3. Refluks asam lambung

Refluks asam lambung terjadi ketika isi lambung kembali (naik) ke kerongkongan.

Keasaman isi lambung dapat menyebabkan iritasi pada esofagus yang menyebabkan nyeri dada saat menelan.

Orang dapat membeli obat-obatan bebas untuk meredakan refluks asam lambung sesekali dan gangguan pencernaan.

Refluks asam sesekali sering terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Tetapi jika sering mengalami heartburn atau refluks asam lambung, seseorang mungkin menderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

GERD adalah kondisi kronis yang menimbulkan gejala seperti:

  • Refluks asam lambung
  • Heartburn
  • Mual
  • Nyeri saat menelan
  • Regurgitasi makanan
  • Batuk kronis
  • Sakit tenggorokan
  • Bau mulut

Mengobati GERD dapat melibatkan perubahan gaya hidup.

Seseorang yang mengalami GERD juga dapat menggunakan obat-obatan yang dijual bebas maupun obat resep.

Dalam beberapa kasus, menjalani operasi mungkin juga diperlukan penderita GERD untuk mencegah refluks beruang.

Mencari pengobatan itu penting, karena GERD dapat meningkatkan risiko kondisi lain, seperti penyempitan atau kanker esofagus.

4. Hernia hiatus

Hernia hiatal atau herna hiatus terjadi ketika bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus).

Gejala hernia hiatus yang bisa terjadi, antara lain yakni:

  • Kesulitan menelan
  • Heartburn atau refluks asam lambung
  • Kelelahan
  • Rasa tidak enak di mulut
  • Anemia
  • Bersendawa

Perawatan untuk hernia hiatus dapat bergantung pada penyebab, jenis, dan tingkat keparahan hernia.

Orang dengan gejala yang lebih ringan mungkin merasa lebih baik setelah melakukan perubahan pada pola makan dan jadwal makan, seperti makan dengan porsi yang lebih kecil.

Sementara, orang lain mungkin memerlukan obat-obatan atau pembedahan.

5. Gangguan motilitas esofagus

Esophageal motility disorders atau gangguan motilitas esofagus terjadi ketika otot-otot di esofagus tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk memindahkan makanan dari mulut ke perut.

Jenis gangguan ini jarang terjadi, tetapi para ahli percaya bahwa gangguan tersebut dapat menyebabkan nyeri dada dan kesulitan menelan pada beberapa orang.

Beberapa contoh gangguan motilitas esofagus meliputi:

  • Achalasia yang terjadi ketika cincin otot di bagian bawah kerongkongan tidak dapat mengendur dan berkontraksi
  • Esofagus hypercontractile yang menyebabkan kejang otot yang kuat di esophagus
  • Dismotilitas yang diinduksi opioid yang terjadi akibat penggunaan opioid

Perawatan untuk gangguan ini berbeda-beda tergantung pada penyebab spesifiknya.

Misalnya, dokter dapat membantu orang yang menggunakan opioid untuk mengurangi dosisnya, sementara jenis gangguan motilitas lainnya mungkin memerlukan perubahan gaya hidup atau obat-obatan.

6. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah sejenis penyakit radang usus. Ini biasanya memengaruhi usus.

Tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit Crohn juga dapat memengaruhi kerongkongan dan perut.

Gejala penyakit Crohn yang bisa terjadi, antara lain yaitu:

  • Heartburn
  • Nyeri dada
  • Kesulitan menelan
  • Regurgitasi
  • Muntah dan penurunan berat badan berkelanjutan

Gejala penyakit Crohn esofagus dapat menyerupai GERD dan kondisi lainnya, terkadang menyebabkan kesalahan diagnosis.

Untuk mengatasi penyakit Crohn, telah ada beberapa penelitian yang mengungkap tentang pengobatan terbaik.

Banyak penderita merespons obat-obatan, seperti steroid atau imunomodulator dan prosedur untuk memperlebar kerongkongan bagi mereka yang kesulitan menelan.

Pengangkatan bagian esofagus dapat menjadi pilihan untuk kasus yang kompleks.

7. Esofagitis eosinofilik

Eosinophilic esophagitis (EoE) atau esofagitis eosinofilik adalah kondisi kronis langka yang menyebabkan peradangan pada kerongkongan.

Kondisi terjadi karena eosinofil, yaitu sel darah putih yang dapat menumpuk dan merusak jaringan.

Gejala esofagitis eosinofilik yang bisa terjadi, antara lain yakni:

Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan esofagitis eosinofilik, tetapi ini mungkin disebabkan oleh reaksi alergi atau kekebalan.

Misalnya, makanan tertentu, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, atau debu dapat memicu gejala.

Tidak ada obat untuk esofagitis eosinofilik, tetapi obat-obatan seperti steroid diyakini dapat mengurangi gejala.

Penderita juga dapat menerima tes alergi untuk menentukan apakah alergen dapat berkontribusi.

Diet eliminasi memungkinkan orang untuk mengecualikan makanan yang bisa memperburuk gejala.

8. Kanker esofagus

Dalam beberapa kasus, nyeri saat menelan mungkin disebabkan oleh kanker esofagus.

Kesulitan menelan atau disfagia adalah salah satu gejala paling umum dari jenis kanker ini.

Gejala kanker esofagus lainnya termasuk:

  • Nyeri dada
  • Penurunan berat badan
  • Suara parau
  • Batuk kronis
  • Muntah

Pendarahan di kerongkongan, yang bisa membuat feses menjadi hitam

Gejala kanker esofagus cenderung memburuk seiring berjalannya waktu.

Deteksi dini sangat diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan pengobatan yang berhasil.

Perawatan untuk kanker esofagus lokal mungkin termasuk pembedahan atau prosedur endoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker.

Kanker yang telah menyebar ke tempat lain mungkin memerlukan kemoterapi atau imunoterapi.

Penderita kanker kerongkongan juga dapat mengembangkan esofagitis karena pengobatan radiasi untuk kanker. Ini dikenal sebagai esofagitis radiasi.

Perawatan untuk kondisi ini termasuk:

  • Perubahan pola makan
  • Proton pump inhibitors
  • Obat promotor
  • Lidokain

Diagnosis penyebeb nyeri dada saat menelan

Melansir Health Line, saat mendiagnosis mengapa Anda mengalami nyeri ini, dokter dapat memeriksa riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.

Karena nyeri dada dapat mengindikasikan kondisi seperti serangan jantung, dokter mungkin ingin juga melakukan tes untuk menyingkirkan kondisi jantung.

Setelah kondisi jantung dikesampingkan, dokter mungkin baru akan melakukan satu atau lebih tes berikut untuk membantu membuat diagnosis:

  • Endoskopi

Dalam prosedur ini, dokter menggunakan tabung fleksibel kecil (endoskopi) dengan kamera terpasang untuk melihat kerongkongan dan perut pasien.

  • X-ray

X-ray dapat membantu dokter memvisualisasikan area dada dan tenggorokan pasien untuk memeriksa kerusakan atau kelainan struktural.

  • Biopsi

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin ingin mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di labobarorium. Ini dapat dilakukan selama endoskopi.

  • Manometri esofagus

Tes ini menggunakan tabung kecil untuk mengukur tekanan kontraksi otot esofagus pasien saat menelan. Tes ini dapat menguji berbagai area kerongkongan.

  • Pemantauan pH esofagus

Tes ini mengukur pH di kerongkongan pasien selama periode 24 hingga 48 jam.

Pemantauan pH esofagus dapat membantu dokter menentukan apakah asam lambung mengalir ke kerongkongan pasien.

https://health.kompas.com/read/2021/03/09/100700868/8-penyebab-nyeri-dada-saat-menelan-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke