Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Penyakit Akibat Darah Tinggi yang Bisa Mengancam Jiwa

KOMPAS.com – Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih.

Angka 130 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, yakni tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Sedangkan, angka 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung relaksasi dan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh.

Merangkum Medical News Today, diagnosis hipertensi dapat dilakukan dengan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter.

Tekanan darah sebaiknya diukur beberapa kali untuk memastikan bahwa hasil yang didapatkan akurat.

Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan oleh dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lain.

Selain itu, diagnosis hipertensi juga memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:

Penyakit akibat hipertensi

Tekanan darah tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat kerja organ jantung.

Selain itu, aliran tekanan darah tinggi dapat pula membahayakan arteri (pembuluh darah), organ jantung, ginjal, dan mata.

Penyakit hipertensi kerap disebut silent killer karena tidak memberikan gejala yang khas, tetapi bisa meningkatkan kejadian berbahaya yang dapat berujung pada kematian jika tidak dikendalikan dengan baik.

Melansir Mayo Clinic, tekanan darah tinggi dapat memicu penyakit berbahaya yang bisa mengancam jiwa.

Berikut ini beberapa penyakit akibat darah tinggi yang patut diwaspadai:

1. Gangguan jantung

Hipertensi dapat memicu komplikasi kesehatan pada jantung. Organ vital ini bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh.

Jika tekanan darah tidak terkendali dan terlalu tinggi, kondisi tersebut dapat merusak fungsi jantung dan menimbulkan beberapa komplikasi hipertensi, seperti:

  • Penyakit arteri koroner
  • Pembesaran jantung bagian kiri
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung

2. Stroke

Stroke bisa terjadi karena aliran darah kaya oksigen menuju sebagian area otak mengalami gangguan. Misalnya, karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah.

Penyumbatan ini kerap kali terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah.

Pada orang dengan hipertensi, stroke mungkin akan terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah.

Gejala stroke bisa berupa kelumpuhan atau mati rasa di sejumlah bagian tubuh, mulai dari wajah, tangan, dan kaki, mulut, hingga mata.

3. Masalah ginjal

Ginjal memiliki fungsi membuang sisa makanan dan cairan berlebih dari tubuh.

Proses ini sangat bergantung pada pembuluh darah yang sehat.

Maka dari itu, jika seseorang menderita tekanan darah tinggi, risikonya bisa merusak pembuluh darah yang mengarah dan berasal dari ginjal.

Kondisi ini dapat memicu terjadinya komplikasi hipertensi berupa nefropati atau sekumpulan penyakit yang menyerang ginjal, antara lain:

  • Gagal ginjal
  • Glomerulosklerosis (luka di bagian glomeruli, yakni pembuluh-pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi untuk menyaring cairan dan sisa pembuangan dari darah)
  • Penyakit ginjal kronis

4. Aneurisma aorta

Aneurisma aorta adalah kondisi di mana terdapat benjolan pada dinding aorta.

Aorta sendiri adalah pembuluh darah utama dan terbesar pada tubuh kita yang berfungsi untuk mengalirkan darah yang mengandung oksigen tinggi dari jantung ke seluruh tubuh.

Aneurisma aorta bisa terjadi ketika otot-otot pada dinding aorta mulai melemah, sehingga memicu timbulnya penggelembungan atau benjolan di dinding aorta.

Darah tinggi diketahui dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Hal inilah yang menyebabkan aneurisma bisa muncul pada penderita hipertensi.

Dinding aorta yang makin lama kian membesar bisa pecah sewaktu-waktu dan menyebabkan perdarahan hingga kematian.

Itu mengapa aneurisma aorta kerap disebut juga sebagai “bom waktu” yang bisa berakibat fatal pada pengidapnya.

Faktor risiko hipertensi

Melansir laman resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklafisikasikan faktor risiko hipertensi menjadi dua jenis, yakni yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

Beberapa penyebab hipertensi yang dapat dimodifikasi, yaitu

  • Menerapkan pola makan tidak sehat
  • Konsumsi garam yang berlebihan
  • Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans
  • Asupan buah dan sayuran yang rendah
  • Kurang olahraga atau aktivitas fisik Rokok
  • Kebiasaan minum alkohol
  • Kelebihan berat badan atau obesitas

Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, di antaranya yakni:

https://health.kompas.com/read/2021/04/22/040000268/4-penyakit-akibat-darah-tinggi-yang-bisa-mengancam-jiwa

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke