Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Gejala Kekurangan Selenium yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Selenium adalah salah satu jenis mineral penting yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh.

Selenium di antaranya diperlukan untuk proses berikut:

Selenium memang dibutuhkan untuk mendukung fungsi beberapa sistem kerja tubuh. Ini termasuk sistem endokrin, kekebalan, dan kardiovaskular.

Tiroid, bagian dari sistem endokrin adalah organ dengan konsentrasi selenium tertinggi per berat jaringan organ.

Manfaat selenium sebagai antioksidan bahkan tidak usah diragukan lagi.

Merangkum Buku The Healing Power of Antioxidant (2012) oleh Lanny Lingga, Ph.D., kecukupan selenium sangat diperlukan untuk melindungi sel hati, jantung, dan paru-paru dari kerusakan akibat radikal bebas yang memaparnya.

Selain mendukung produksi enzim antioksidan glutathione peroksidase, selenium juga bekerja secara sinergis dengan zat antioksidan lainnya.

Jika selenium bergabung dengan vitamin E, keduanya bisa membantu meningkatkan antibodi dan menjaga elastisitas pankreas.

Sementara, apabila selenium bersatu dengan vitamin E dan seng (Zn), ketiganya bisa sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan prostat.

Oleh sebab itu, kekurangan selenium sangat mungkin bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan.

Gejala kekurangan selenium

Dilansir dari Health Line, definisi kekurangan selenium mengacu pada tidak memiliki cukup selenium dalam sistem tubuh.

Jumlah selenium dalam sumber pangan sangat ditentukan oleh kualitas tanah yang digunakan untuk menanamnya.

Curah hujan, penguapan, dan tingkat pH mempengaruhi konsentrasi selenium dalam tanah. Ini membuat kekurangan selenium lebih umum terjadi di beberapa bagian dunia.

Selain karena faktor pangan, kekurangan selenium juga bisa terjadi karena masalah medis.

Sebuah tinjauan studi pada 2011 menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara kekurangan selenium dan jenis kanker tertentu.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian lagi untuk membuat kesimpulan yang tegas terkait hal ini.

Setidaknya kekurangan selenium dapat menghasilkan berbagai gejala yang patut diwaspadai.

Berikut ini adalah beberapa gejala kekurangan selenium yang paling umum terjadi:

  1. Infertilitas pada pria dan wanita
  2. Kelemahan otot
  3. Kelelahan
  4. Mental fog (gangguan pada otak yang bisa menghambat kemampuan berpikir atau mengingat sesuatu)
  5. Rambut rontok
  6. Sistem kekebalan yang melemah
  7. Kuku berkerut dan kulit mudah mengelupas

Ketika Anda mendapati tanda defisiensi selenium di atas, sebaiknya segera direspons.

Pasalnya, dalam kasus jangka panjang, kekurangan selenium dilaporan bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit berbahaya, termasuk:

Faktor risiko kekurangan selenium

Selain tinggal di daerah dengan tanah yang rendah selenium, hal-hal berikut ini diyakini juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kekurangan selenium di mana pun Anda tinggal:

  • Menjalani dialisis (cuci darah)
  • Mengidap HIV
  • Mengalami gangguan pencernaan, seperti penyakit Crohn

Masing-masing hal ini dapat memengaruhi penyerapan selenium tubuh Anda, bahkan jika Anda mendapatkan cukup selenium melalui makanan Anda.

Diagnosis kekurangan selenium

Kekurangan selenium mungkin sulit didiagnosis oleh dokter. Ini karena tidak ada pengujian yang tersedia secara luas untuk itu.

Dilansir dari WebMD, dalam beberapa kasus, dokter dapat mengukur kadar glutathione peroksidase Anda. Ini adalah enzim yang membutuhkan selenium untuk berfungsi.

Jika level glutathione peroksidase Anda rendah, Anda mungkin tidak memiliki cukup selenium.

Cara mengatasi kekurangan selenium

Pengobatan lini pertama untuk kekurangan selenium tentu adalah dengan mencoba makan lebih banyak makanan yang tinggi selenium.

Makanan yang mengandung selenium tinggi, termasuk:

  • Kacang brazil
  • Ikan tuna sirip kuning
  • Daging sapi
  • Roti gandum
  • Ayam
  • Keju
  • Telur
  • Nasi merah
  • kacang polong

National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan agar orang yang berusia di atas 14 tahun sebaiknya mendapatkan 55 mikrogram (mcg) selenium per hari.

Untuk wanita yang sedang hamil atau menyusui, kebutuhan selenium harian meningkat menjadi 60-70 mcg.

Perlu dipahami bahwa di sisi lain, kelebihan selenium juga tidak baik bagi tubuh. Apa pun yang melebihi asupan 900 mcg selenium per hari bisa menjadi racun.

Tanda-tanda terlalu banyak selenium termasuk bau seperti bawang putih di napas Anda dan rasa logam di mulut Anda.

Jika makanan tinggi selenium dirasa tak sanggup mencukupi kebutuhan selenium harian, suplemen selenium dapat membantu.

Tapi, konsumsi selenium untuk mengatasi kekurangan selenium ini sebaiknya di bawah pengawasan dokter.

https://health.kompas.com/read/2021/05/25/160100068/7-gejala-kekurangan-selenium-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke