KOMPAS.com - Merokok selama masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap ibu dan bayi.
Rokok mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar.
Dilansir dari Healthline, merokok saat hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, bahkan dapat berakibat fatal bagi ibu dan bayinya.
Berikut ini beberapa risiko yang ditimbulkan apabila ibu merokok selama kehamilan.
1. Keguguran dan kematian janin
Keguguran biasanya terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan.
Kadang-kadang, keguguran juga bisa terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, merokok meningkatkan kemungkinan keguguran dini dan kematian janin.
Bahan kimia berbahaya dalam rokok sering kali menjadi penyebabnya.
Komplikasi lain dari merokok dapat menyebabkan masalah pada plasenta atau perkembangan janin yang lambat.
Masalah ini juga dapat menyebabkan keguguran atau kematian janin.
2. Hamil di luar kandungan
Dilansir dari sebuah studi berjudul “The Association between Smoking and Ectopic Pregnancy: Why Nicotine Is BAD for Your Fallopian Tube”, nikotin dapat menyebabkan kontraksi di saluran tuba.
Kontraksi ini dapat mencegah embrio melewatinya.
Salah satu kemungkinan akibatnya adalah kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik.
Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, baik di tuba falopi, atau di perut.
Dalam situasi ini, embrio harus diangkat untuk menghindari komplikasi yang mengancam jiwa sang ibu.
3. Solusio plasenta
Plasenta adalah struktur "garis hidup" yang terbentuk selama kehamilan untuk memberi janin nutrisi dan oksigen.
Beberapa masalah pada plasenta dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Salah satu masalah tersebut adalah solusio plasenta, yakni kondisi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum melahirkan.
Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan hebat dan mengancam kehidupan ibu dan bayi.
Tidak ada operasi atau perawatan untuk memasangnya kembali.
Namun, dalam beberapa kasus, perawatan medis dapat membantu meningkatkan kemungkinan kelahiran yang sehat meskipun solusio plasenta.
4. Placenta previa
Merokok juga dapat menyebabkan terjadinya plasenta previa.
Selama kehamilan, plasenta biasanya tumbuh di rahim menuju bagian atas rahim. Kondisi ini membuat serviks terbuka untuk melahirkan.
Plasenta previa adalah kondisi saat plasenta tetap berada di bagian bawah rahim, menutupi sebagian atau seluruh serviks.
Plasenta sering robek sehingga menyebabkan perdarahan yang berlebihan dan kehilangan nutrisi penting dan oksigen bagi janin.
5. Kelahiran prematur
Merokok selama kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Saat itulah seorang bayi lahir terlalu dini.
Ada banyak risiko kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur, seperti gangguan penglihatan dan pendengaran, cacat mental, masalah pembelajaran dan perilaku, serta komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.
6. Berat badan bayi rendah
Merokok juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
Berat badan yang rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kecacatan lainnya.
Kemajuan dalam perawatan medis telah mengurangi jumlah kematian akibat berat badan lahir rendah.
Dalam kasus yang ekstrim, berat badan lahir rendah dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir.
Menurut sebuah artikel berjudul “Health Risks of Smoking Tobacco”, wanita yang berhenti merokok sebelum hamil menurunkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Tidak hanya itu, wanita yang berhenti merokok selama kehamilan memiliki lebih kecil kemungkinan untuk memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan wanita yang tetap merokok.
7. Cacat lahir
Merokok selama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir cacat.
Jenis masalah yang paling umum adalah kelainan jantung bawaan dan masalah dengan struktur jantung.
Masalah kesehatan lain yang dikaitkan dengan merokok saat hamil adalah bibir sumbing.
https://health.kompas.com/read/2021/05/31/150500768/7-bahaya-merokok-bagi-ibu-hamil