KOMPAS.com – Dagi segi kesehatan, peradangan bisa baik dan buruk tergantung situasainya.
Si satu sisi, peradangan adalah cara alami tubuh untuk melawan hal-hal yang membahayakannya, seperti infeksi, cedera, dan racun dalam upaya menyembuhkan diri.
Merangkum Health Line, ketika ada sesuatu yang merusak sel-sel, tubuh kita akan melepaskan bahan kimia yang memicu respons dari sistem kekebalan kita.
Respons ini meliputi pelepasan antibodi dan protein, serta peningkatan aliran darah ke area yang rusak.
Seluruh proses tersebut biasanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari dalam kasus peradangan akut.
Tapi di sisi lain, peradangan kronis dan berkelanjutan seiring waktu dapat berdampak negatif pada jaringan dan organ tubuh kita.
Peradangan kronis terjadi ketika respons pertahanan tubuh tetap ada, membuat tubuh kita selalu waspada.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peradangan kronis juga dapat berperan dalam berbagai kondisi, termasuk kanker.
Gejala peradangan kronis
Peradangan akut sering kali menyebabkan gejala yang terlihat, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak.
Tetapi gejala peradangan kronis biasanya lebih “halus”. Ini membuatnya mudah untuk diabaikan.
Dilansir dari Parsley Health, gejala peradangan kronis yang umum terjadi, meliputi:
1. Badan pegal-pegal
Badan pegal-pegal seperti nyeri otot dan nyeri sendi biasanya disebabkan oleh peningkatan peradangan sistemik.
Ketika sitokin meningkat di dalam tubuh, protein inflamasi imun yang berfungsi untuk menangkal infeksi ini dapat menyerang jaringan otot dan sendi yang menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri.
2. Ruam kulit
Ruam kulit seperti eksim atau psoriasis, adalah kondisi kulit inflamasi yang ditandai dengan kulit merah, kasar, dan bersisik.
Baik eksim maupun psoriasis terkait dengan hipersensitivitas sistem kekebalan.
Individu dengan kondisi ini lebih cenderung memiliki lebih banyak sel mast inflamasi yang bila diaktifkan, dapat memicu ruam kulit ke permukaan.
3. Produksi lendir yang berlebihan
Saat meradang, selaput lendir akan menghasilkan dahak yang kental sebagai upaya untuk melindungi sel epitel di lapisan sistem pernapasan.
Reaksi ini dapat mengakibatkan hidung tersumbat atau pilek, batuk berdahak, dan bersin-bersin.
4. Energi rendah
Rasa lelah yang terus-menerus meski cukup tidur malam adalah petunjuk lain bahwa tubuh Anda sedang melawan peradangan kronis.
Sama seperti Anda merasa lesu saat sakit, saat Anda mengalami peradangan kronis, sistem kekebalan Anda tetap aktif dan terus bekerja “lembur” untuk mengatur responsnya.
Pada gilirannya, peradangan kronis dapat meningkatkan kebutuhan energi sel untuk memastikan regenerasi sel kekebalan yang cepat dan semakin menguras bahan bakar yang Anda butuhkan untuk merasa berenergi penuh.
5. Gangguan pencernaan
Masalah pencernaan yang umum termasuk perut kembung, sakit perut, sembelit, dan diare juga dapat menunjukkan masalah peradangan.
Peradangan kronis di seluruh tubuh dapat berkontribusi pada sindrom usus bocor atau permeabilitas usus yang dapat menyebabkan bakteri dan racun “bocor” melalui dinding usus ke seluruh tubuh.
Sebuah "usus bocor" selanjutnya dapat memicu peradangan sistemik yang sedang berlangsung dan berkontribusi pada gejala pencernaan seperti perut kembung dan buang air besar tidak teratur.
Berbagai gejala tersebut dapat berkisar dari ringan hingga parah dan berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
https://health.kompas.com/read/2021/06/02/120200068/5-gejala-peradangan-kronis-yang-perlu-diwaspadai