Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Lebih Jauh tentang Orgasme pada Wanita

KOMPAS.com - Orgasme pada wanita sering digambarkan sebagai pusat kepuasan seksual wanita dan tujuan akhir dari seks.

Namun, dilansir dari Medical News Today, banyak wanita tidak mengalami orgasme selama hubungan seksual sampai usia 20-an atau bahkan 30-an.

Bahkan, mereka tidak tahu bahwa wanita juga bisa merasakan orgasme seperti hanya pria.

Dalam sebuah studi berjudul “Determinants of female sexual orgasms” meneliti 8.000 wanita di Finlandia tentang pengalaman seksual mereka.

Sebagian besar wanita di bawah usia 35 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian ini mengaku telah merasakan orgasme pertama mereka melalui masturbasi.

Ketika berhubungan seksual dengan pria, hanya sedikit dari mereka yang pernah mengalami orgasme.

Kebanyakan dari mereka mengaku tidak pernah mengalami orgasme.

Hanya 6 persen wanita yang mengatakan bahwa mereka selalu mengalami orgasme selama berhubungan seksual dengan pria.

Di samping itu, 40 persen lainnya mengatakan mereka hampir selalu mengalami orgasme, 16 persen wanita mengalami orgasme separuh waktu, dan 38 persen jarang punya.

Sebanyak 14 persen wanita di bawah usia 35 tahun tidak pernah mengalami orgasme dari hubungan seksual.

Memang, seperti disebutkan dalam penelitian berjudul “The evolutionary origin of female orgasm”, orgasme pada perempuan tidak memiliki manfaat evolusioner yang jelas seperti layaknya orgasme pada laki-laki.

Seperti diketahui, dalam berhubungan seksual prokreasi, seorang laki-laki perlu mengalami orgasme untuk menyalurkan sperma ke vagina agar terjadi kehamilan.

Namun, beberapa ilmuwan percaya bahwa orgasme wanita juga memiliki dampak terhadap proses pembuahan.

Mereka berpendapat bahwa hormon yang dikeluarkan oleh wanita pada saat orgasme dapat berperan penting pada proses ovulasi.

Lalu, apa yang terjadi ketika wanita mengalami orgasme?

Saat perempuan mengalami gairah, aliran darah ke alat kelamin meningkat.

Kondisi ini menyebabkan mereka menjadi lebih sensitif.

Saat gairah meningkat, detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan seseorang juga dapat meningkat.

Saat orgasme mendekat, otot mungkin berkedut atau kejang.

Banyak wanita mengalami kejang otot berirama di vagina selama orgasme.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa respons seksual mengikuti tahapan tertentu meskipun teori mereka tentang tahapan ini berbeda.

Namun, sebagian besar teori mencakup tahapan berikut:

  • kegembiraan, ketika gairah dibangun
  • fase stabil, ketika gairah meningkat dan menurun
  • orgasme, yang menyebabkan perasaan senang yang intens
  • resolusi, ketika gairah berkurang

Banyak wanita dapat mengalami orgasme lagi setelah resolusi, sedangkan pria biasanya memerlukan periode istirahat sebelum mengalami orgasme lagi.

Sementara internet dipenuhi dengan artikel yang menjanjikan bahwa orgasme memperbaiki kulit, rambut, dan kesehatan secara keseluruhan, hanya ada sedikit bukti ilmiah bahwa orgasme memiliki manfaat kesehatan tertentu.

Para ilmuwan belum mengidentifikasi manfaat evolusioner dari orgasme wanita atau menemukan bahwa orgasme meningkatkan kesehatan.

Namun, orgasme itu menyenangkan dan kenikmatan itu bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi wanita.

Seks yang menyenangkan dapat meningkatkan suasana hati seseorang, menghilangkan stres, meningkatkan kekebalan, dan membina hubungan yang lebih baik.

Wanita tidak perlu orgasme untuk hamil.

Namun, bukti yang terbatas menunjukkan bahwa orgasme dapat meningkatkan kesuburan.

Sebuah studi berjudul “Measuring sperm backflow following female orgasm: a new method” mengukur apakah ada retensi sperma yang lebih baik setelah orgasme wanita.

Hasilnya, tubuh wanita mempertahankan sperma lebih baik setelah orgasme.

https://health.kompas.com/read/2021/06/10/210000368/mengenal-lebih-jauh-tentang-orgasme-pada-wanita

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke