KOMPAS.com – Tidak sedikit orang mungkin masih beranggapan setelah mendapatkan dua dosis suntik vaksin Covid-19 dirinya akan kebal tidak mungkin terinfeksi maupun menulakan virus corona.
Apakah Anda termasuk orang yang berpikir demikian? Jika iya, sebaiknya ubah anggapan Anda.
Spesialis penyakit menular Dr. Lyssette Cardona, MD dari Cleveland Clinic, menjelaskan vaksinasi memang menjadi salah satu senjata terbaik untuk memerangi Covid-19. Tapi, dia menegaskan, vaksinasi tidak akan membuat siapa saja 100 persen kebal terhadap penyakit, sekalipun dalam kasus Covid-19 sudah mendapatkan dosis lengkap.
“Tidak ada vaksin yang menawarkan perlindungan 100 persen terhadap penyakit, namun bisa memberikan Anda kesempatan yang lebih baik untuk melawan konsekuensi menular dari terpapar virus SARS-CoV-2,” jelas Dr. Cardona dimuat dalam laman Clevelan Clinic, Senin (14/6/2021).
Banyak orang mungkin berharap bisa segera terbebas dari pembasan sosial dan keharusan memakai masker setelah mendapatkan vaksinasi. Tapi, Dr. Cardona memperingatkan bahwa sekarang bukan saatnya untuk lengah. Meskipun sudah mendapatkan vaksinasi lengkap, masih ada kemungkinan bagi siapa saja untuk bisa terinfeksi Covid-19.
Vaksinasi lengkap berarti seseorang telah menyelesaikan serangkaian vaksin Covid-19 seperti yang direkomendasikan untuk perlindungan terbaik terhadap komplikasi parah seperti rawat inap dan atau kematian.
Dr. Cardona sendiri pernah mendapati ada beberapa orang yang telah divaksinasi di antara dosis satu dan dua maupun orang yang telah menerima kedua dosis vaksin masih dinyatakan posistif atau terinfeksi Covid-19.
Bagaimana hal itu bisa terjadi, dia mengakitkan dengan risiko pajanan atau di mana orang berada dalam proses vaksinasi.
Dr. Cardona menerangkan, imunisasi dengan vaksin Covid-19 akan memberikan perlindungan terbaik dalam waktu dua pekan setelah divaksinasi penuh.
Apabila seseorang dinyatakan positof Covid-19 atau jatuh sakit beberapa hari kemudian, kemungkinan besar dirinya terpapar sebelum divasinasi penuh.
“Ada kasus penyakit dan atau paparan yang dilaporkan setelah vaksin, tetapi komplikasi penyakit bagi mereka yang belum divaksinasi lebih besar,” jelas dia.
Orang yang sudah divaksinasi juga masih bisa menularkan virus corona
Dr. Cardona menilai bahwa orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap masih mungkin menularkan virus corona kepada orang lain, termasuk yang sudah mendapatkan vaksinasi juga.
Tapi, menurut dia, kemampuan seseorang untuk menularkan Covid-19 setelah mendapatkan vaksin dosis lengkap kemungkinannya memang lebih rendah.
“Orang tua, orang-orang yang memiliki kondisi kekebalan atau kesehatan kronis atau yang memiliki gangguan kesehatan mungkin tidak memiliki respons perlindungan terbaik terhadap vaksin, seperti vaksin Covid-19. Kami masih mengumpulkan data dan melakukan penelitian berkelanjutan tentang respons vaksin pada populasi yang rentan ini,” tutur dia.
Berapa lama vaksin Covid-18 bertahan di tubuh?
Menurut Dr. Cardona dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kerangka waktu yang tepat untuk perlindungan dari vaksin Covid-10 belum diketahui saat ini.
Dia mengatakan, masing-masing orang dapat menoleransi vaksin secara berbeda. Jadi, komunitas ilmiah hingga saat ini masih mempelajari kekebalan alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin terkait Covid-19.
“Kami tidak tahu persis berapa lama vaksin akan melindungi kita setelah divaksinasi sepenuhnya. Tapi, CDC dan para ahli masih bekerja untuk menentukan jawaban atas pertanyaan ini dan akan terus memberi tahu kita tentang perubahan apa pun”.
“Tetapi satu hal yang kami tahu adalah, bahwa vaksinasi masih merupakan pilihan yang lebih aman untuk mencegah penyakit serius bagi Anda, orang yang Anda cintai, dan untuk kepentingan komunitas kita,” terang dia.
Sehingga, jika seseorang belum divaksinasi atau belum menyelesaikan tahapan vaksinasi, Dr. Cardona merekomendasikan untuk segera melakukannya.
Tetap harus jalankan protokol kesehatan
Sementara itu, melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disampaikan bahwa setiap orang yang telah divaksinasi harus terus melindungi orang-orang lain dan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan.
Tindakan-tindakan pencegahan yang dimaksud WHO tersebut dikenal di Indonesia sebagai protokol kesehatan, seperti:
Setiap orang perlu memahami bahwa meski sudah divaksin, siapa saja masih memiliki peluang untuk tertular virus corona. Untuk mencegah penularan virus corona, orang-orang perlu disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Meskipun vaksinasi Covid-19 tidak diwajibakan, tapi hal ini sangat direkomendasikan. Tidak ada satu orang pun yang terlindungi hingga semua orang telrindungi,” tulis WHO.
https://health.kompas.com/read/2021/06/22/103000968/alasan-orang-yang-sudah-divaksinasi-covid-19-masih-bisa-terinfeksi-dan