KOMPAS.com – Bau mulut bisa menunjukkan adanya beragam gangguan kesehatan pada tubuh kita, termasuk menjadi gejala diabetes.
Oleh sebab itu, siapa saja yang mengalami keluhan bau mulut lebih baik menghiraukannya.
Dokter bisa dimintai bantuan untuk menemukan penyebab bau mulut yang dialami secara pasti.
Selain menjadi gejala diabetes, bau mulut nyatanya juga bisa menjadi gejala penyakit asam lambung, penyakit ginjal, asma, cystic fibrosis, kanker paru-paru, hingga penyakit liver.
Penyebab bau mulut pada penderita diabetes
Dilansir dari Health Line, bau mulut atau halitosis terkait diabetes memiliki dua penyebab utama, yakni penyakit periodontal dan tingginya kadar keton dalam darah.
Berikut penjelasannya:
1. Penyakit periodontal
Penyakit periodontal seperti gingivitis, periodontitis ringan, dan periodontitis lanjut bisa terjadi akibat dipicu oleh penyakit diabetes.
Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan kadar glukosa dalam air liur. Glukosa ini bisa menjadi makanan bagi bakteri dan memicu penumpukan plak gigi.
Jika plak tidak dihilangkan sampai bersih, maka rentan memicu kerusakan gigi dan penyakit gusi yang juga dapat menyebabkan bau mulut.
Menurut laporan dalam IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, diperkirakan satu dari tiga penderita diabetes juga akan mengalami penyakit periodontal.
Penyakit jantung dan stroke yang dapat menjadi komplikasi diabetes juga terkait dengan penyakit periodontal.
Diabetes dapat merusak pembuluh darah yang dapat mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk gusi.
Jika gusi dan gigi tidak menerima suplai darah yang tepat, keduanya mungkin akan menjadi lemah dan lebih rentan terhadap infeksi.
Padahal ketika kadar gula darah dalam kondisi tinggi, akan sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi, yang membuat gusi lebih sulit untuk sembuh.
Jika seseorang dengan diabetes mendapat penyakit periodontal, mungkin lebih parah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh daripada orang tanpa diabetes.
Bau mulut adalah tanda umum penyakit periodontal. Tanda-tanda lainnya termasuk:
2. Keton
Akibat penyakit diabetes, tubuh tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah cukup atau tidak bisa menggunakan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi.
Untuk mengimbanginya, tubuh penderita diabetes akan beralih ke “rencana B”, yakni membakar lemak. Proses ini akan menghasilkan sebuah zat asam yang disebut dengan keton.
Zat asam keton juga dapat diproduksi saat seseorang sedang berpuasa atau sedang menjalani diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, tapi tidak pada tingkat yang sama seperti pada ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes yang ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh.
Kadar keton yang tinggi ini sering kali dapat menyebabkan bau mulut.
Gejala ketoasidosis diabetik antara lain bisa meliputi:
Ketoasidosis diabetik adalah kondisi berbahaya, kebanyakan terjadi pada penderita diabetes tipe 1 yang gula darahnya tidak terkontrol.
Jika memiliki gejala-gejala di atas, siapa saja penting untuk bisa segera mencari bantuan medis.
Cara mengatasi bau mulut akibat diabetes
Melansir Medical News Today, cara terbaik untuk mengatasi atau mencegah bau mulut adalah membersihkan gigi secara rutin.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit gusi atau mengurangi keparahannya:
https://health.kompas.com/read/2021/06/23/060300068/waspadai-bau-mulut-bisa-jadi-gejala-diabetes