KOMPAS.com – Ketahuilah bahwa pemilik golongan darah tertentu dianggap lebih rentan untuk terkena penyakit rematik.
Melansir Mayo Clinic, penyakit rematik adalah penyakit bersifat inflamasi (peradangan) dan sering kali adalah gangguan autoimun.
Gangguan autoimun berarti sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat.
Penyakit rematik cenderung memengaruhi bagian-bagian dari sistem muskoloskeletal berikut:
Penyakit rematik sering dikelompokkan dalam istilah “artritis” yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 100 penyakit dan kondisi.
Penyakit ini bukan hanya mencakup beberapa bentuk radang sendi, tapi juga banyak kondisi lainnya.
Setiap jenis penyakit rematik dapat memengaruhi bagian tubuh yang berbeda dan memiliki gejala yang unik.
Penyakit autoimun ini tidak hanya melibatkan sendi tetapi dapat memengaruhi banyak sistem tubuh.
Penyakit rematik faktanya bisa juga menyebabkan kerusakan pada organ vital manusia, termasuk paru-paru, jantung, sistem saraf, ginjal, kulit, dan mata.
Penyakit ini pun dapat mengakibatkan kondisi yang sangat parah, sehingga penderita tidak dapat mandi atau berpakaian sendiri.
Beberapa gejala rematik yang paling umum adalah sebagai berikut:
Pemilik golongan darah yang rentan terkena rematik
Golongan darah manusia secara umum bisa dibagi menjadi empat jenis.
Dilansir dari Medical News Today, golongan darah manusia ditentukan oleh jenis protein yang ditemukan pada sel darah merah yang disebut antigen.
Tergantung pada jenis antigen yang dimiliki, golongan darah bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
Dalam pembasahan golongan darah, kita mungkin pernah juga mendengar tentang golongan darah yang disebut sebagai "positif" atau "negatif".
Bagian golongan darah ini ditentukan berdasarkan adanya antigen lain yang disebut faktor Rhesus (Rh).
Orang dengan golongan darah positif (Rh+) memiliki antigen pada permukaan sel darah merahnya. Sedangkan orang dengan golongan darah negatif (Rh-) tidak ditemukan hal demikian.
Nah, dalam perjalannya, ada bukti bahwa beberapa pemilik golongan darah tertentu dianggap lebih rentan untuk terkena penyakit rematik.
Misalnya, dilansir dari Health Line, sebuah studi pada 2017 dari Turki meneliti hubungan antara golongan darah dan prevalensi penyakit rematik autoimun.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa jenis penyakit rematik lebih umum terjadi pada orang dengan golongan darah tertentu.
Penelitian ini telah diterbitkan dalam European Journal of Rheumatology pada Desember 2017.
Penyakit rematik yang paling umum terjadi pada orang dengan golongan darah A di antaranya, yakni:
Sementara itu, jenis penyakit rematik yang lebih umum terjadi pada orang dengan golongan darah O adalah:
Pemilik golongan darah AB patut sedikit gembira. Pasalnya, menurut penelitian, semua jenis penyakit rematik kurang umum terjadi pada orang dengan golongan darah AB.
Sementara, kebanyakan orang dengan penyakit rematik (92,2 persen) memiliki golongan darah Rh+.
Meski penelitian ini bisa dijadikan sebagai rujukan untuk mempertimbangkan adanya risiko penyakit rematik pada pemilik golongan darah tertentu, tapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Studi yang lebih komprehensif dibutuhkan untuk sepenuhnya memahami hubungan antara golongan darah dan penyakit rematik.
Faktor risiko penyakit rematik
Bukan hanya golongan darah, ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit rematik.
Dalam beberapa kasus, gen tertentu telah diidentifikasi yang terkait dengan beberapa jenis penyakit rematik.
Dalam kasus lain, memiliki riwayat keluarga suatu kondisi menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi.
Ada juga faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko kita terkena penyakit rematik. Ini termasuk:
1. Usia
Untuk beberapa kondisi, seperti Artritis rheumatoid dan polymyalgia rheumatica, risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Kondisi lain lebih sering terjadi antara masa dewasa awal dan usia paruh baya.
Ini termasuk:
2. Jenis kelamin
Beberapa jenis penyakit rematik cenderung lebih sering terjadi pada wanita antara lain:
Penyakit rematik lainnya, seperti asam urat (gout) dan ankylosing spondylitis, cenderung lebih sering terjadi pada pria.
3. Paparan infeksi
Terkena infeksi diperkirakan dapat memengaruhi atau memicu perkembangan penyakit dari beberapa kondisi rematik seperti:
4. Kondisi yang mendasari
Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), hipotiroidisme, diabetes, obesitas, menopause dini, dan penyakit ginjal dapat menempatkan seseorang pada peningkatan risiko gout.
Selain itu, memiliki kondisi rematik sepertiArtritis rheumatoid, lupus, atau skleroderma dapat menempatkan seseorang pada risiko mengembangkan penyakit lain, seperti sindrom Sjogren atau vaskulitis.
Jika Anda memiliki gejala yang sesuai dengan penyakit rematik, penting untuk segera dapat menemui dokter.
Dalam banyak kasus, diagnosis yang tepat waktu dapat mencegah penyakit menjadi lebih serius atau menyebabkan gejala yang lebih parah.
Jika penyakit rematik tidak diobati, kerusakan tambahan pada sendi dan jaringan lain dapat menumpuk seiring waktu.
https://health.kompas.com/read/2021/06/26/163100268/pemilik-golongan-darah-ini-dianggap-lebih-rentan-terkena-rematik