Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Konsumsi Gula Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi?

KOMPAS.com – Selama ini tekanan darah tinggi atau hipertensi sering dikaitkan dengan konsumsi garam.

Sementara, konsumsi gula lebih sering dikaitkan dengan penyakit diabetes.

Padahal gula sebenarnya juga bisa berperan pada perkembangan tekanan darah tinggi.

Bagaimana konsumsi gula bisa menyebabkan darah tinggi?

1. Hambat produksi oksida nitrat

Dilansir dari Medical News Today, makan terlalu banyak gula, khususnya fruktosa dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah yang pada gilirannya bisa menghambat produksi oksida nitrat.

Padahal osida nitrat dibutuhkan untuk membantu pembuluh darah Anda mempertahankan feksibilitas.

Oksida nitrat diproduksi oleh lapisan dalam sel-sel pembuluh darah, melemaskan otot-otot bagian dalam pembuluh darah dan membukannya.

Oksida nitrat membantu meningkatkan aliran darah dan mengontrol tekanan darah.

Jadi ketika kadar oksida nitrat diturunkan, Anda bisa mengalami peningkatan tekanan darah.

Pembuluh darah yang kurang fleksibel juga dapat berkontribusi pada peradangan pada pembuluh darah dan aterosklerosis (penumpukan plak di dinding bagian dalam sel) yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.

2. Picu obesitas

Peningkatan konsumsi gula juga dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Sementara, obesitas termasuk penyumbang peningkatan tekanan darah.

3. Sebabkan hiperinsulinemia

Dilansir dari Very Well Health, hiperinsulinemia terjadi ketika tingkat insulin dalam darah Anda lebih tinggi dari biasanya.

Insulin adalah hormon yang menarik glukosa dari makanan yang Anda makan ke dalam sel, di mana ia digunakan untuk energi.

Ini adalah salah satu kriteria diagnostik untuk diabetes tipe 2, suatu kondisi yang berkembang ketika tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin dan tidak dapat menggunakannya secara efektif untuk mengubah gula menjadi energi.

Jika tidak diobati, hiperinsulinemia juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kira-kira setengah dari partisipa yang menderita hipertensi memiliki hiperinsulinemia atau intoleransi glukosa.

4. Resistensi insulin

Konsumsi gula tinggi yang berkepanjangan mendorong terjadinya resistensi insulin.

Dengan resistensi insulin, tubuh Anda tidak dapat merespons kerja insulin sebagaimana mestinya alias kebal terhadap insulin.

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang mengatur kadar gula darah,
Resistensi insulindilaporkan terkait erat dengan tekanan darah tinggi, dan bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.

5. Merampas magnesium dan komium

Dilansir dari Kompas.com (13/8/2020), gula merupakan antinutrisi yang merampas sejumlah mineral penting, terutama magnesium. Padahal defisiensi magnesium adalah salah satu faktor penyebab kenaikan tekanan darah.

Gula juga dapat merampas cadangan komium sehingga memicu peningkatan glukosa yang pada gilirannya menyebabkan tekanan darah tinggi.

6. Ganggu produksi serotonin dan picu peningkatan hormon stres

Pasokan gula yang berlebihan terhadap sel otak dapat menganggu keseimbangan neurotransmitter.

Kelebihan gula membuat triptofan yang seharusnya bekerja memproduksi serotonin terganggu.

Selain itu, gula dapat menyebabkan peningkatan hormon stres. Peningkatan kortisol dan kortikotropin yang dibarengi dengan penurunan serotonin tersebut dapat memicu kenaikan tekanan darah.

Untuk mencegah kajadian darah tinggi maupun penyakit lainnya, Anda memang harus bijak dalam mengonsumsi gula.

Asupan gula yang dianjurkan adalah 50 gram per hari atau setara dengan 4 sendok makan. Bagi sebagian orang yang rutin berolahraga, konsumsi gula sedikit lebih banyak mungkin tidak begitu masalah.

https://health.kompas.com/read/2021/08/17/133200168/bagaimana-konsumsi-gula-bisa-menyebabkan-tekanan-darah-tinggi-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke