KOMPAS.com - Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah Anda lebih tinggi dari yang seharusnya, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Dokter mungkin juga menyebut prediabetes sebagai gangguan glukosa puasa atau gangguan toleransi glukosa.
Dilansir dari Very Well Health, orang dengan diabetes tipe 2 hampir selalu memiliki prediabetes terlebih dahulu. Namun, biasanya tidak menimbulkan gejala.
Jika Anda memiliki gejala prediabetes, Anda mungkin memperhatikan kondisi berikut:
Jika Anda mencurigai memiliki prediabetes, sebaiknya tidak berdiam diri. Segera berkonsultasi dengan dokter.
Perawatan prediabetes dapat mencegah masalah kesehatan yang lebih serius, termasuk diabetes tipe 2 dan masalah dengan jantung, pembuluh darah, mata, dan ginjal.
Penyebab prediabetes yang penting diantisipasi
Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab prediabetes seringkali tidak diketahui secara pasti. Tapi, riwayat keluarga dan genetika tampaknya memainkan peran penting di ana.
Kurangnya aktivitas fisik secara teratur dan kelebihan berat badan dengan kelebihan lemak di sekitar perut Anda juga tampaknya menjadi faktor penting.
Yang jelas, penderita prediabetes tidak lagi memproses gula (glukosa) dengan baik. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah alih-alih melakukan pekerjaan normalnya memberikan energi ke sel-sel yang membentuk otot dan jaringan lain.
Sebagian besar glukosa dalam tubuh Anda berasal dari makanan yang Anda makan.
Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah Anda.
Memindahkan gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh Anda membutuhkan hormon yang disebut insulin.
Insulin berasal dari kelenjar yang terletak di belakang lambung yang disebut pankreas.
Pankreas Anda mengirimkan insulin ke darah Anda saat Anda makan.
Saat insulin bersirkulasi, ini memungkinkan gula masuk ke sel Anda dan menurunkan jumlah gula dalam darah Anda.
Ketika kadar gula darah Anda mulai turun, pankreas memperlambat sekresi insulin ke dalam darah.
Ketika Anda memiliki prediabetes, proses ini tidak bekerja dengan baik.
Pankreas Anda mungkin tidak membuat cukup insulin atau sel menjadi resisten terhadap insulin dan tidak membiarkan banyak gula masuk.
Jadi, alih-alih mengisi bahan bakar sel Anda, gula menumpuk di aliran darah Anda.
Faktor yang sama yang meningkatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 2 juga meningkatkan risiko prediabetes.
Berikut adalah faktor-faktor penyebab prediabetes yang perlu diwaspadai:
1. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk prediabetes.
Semakin banyak jaringan lemak yang Anda miliki, terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut Anda, maka semakin resisten sel-sel Anda terhadap insulin.
2. Ukuran pinggang yang besar
Ukuran pinggang yang besar dapat mengindikasikan resistensi insulin.
Risiko resistensi insulin naik untuk pria dengan pinggang lebih besar dari 101,6 cm dan untuk wanita dengan pinggang lebih besar dari 88,9 cm.
3. Pola makan tidak sehat
Makan daging merah, daging olahan, dan minum minuman manis telah dikaitkan dengan risiko prediabetes yang lebih tinggi.
Sementara, diet tinggi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak zaitun dikaitkan dengan risiko prediabetes yang lebih rendah.
4. Tidak aktif bergerak
Semakin kurang aktif Anda, maka kian besar risiko prediabetes Anda.
Aktivitas fisik dapat membantu Anda mengontrol berat badan, menggunakan gula untuk energi, dan membuat tubuh menggunakan insulin lebih efektif.
5. Menjadi tua
Meskipun diabetes dapat berkembang pada usia berapa pun, risiko prediabetes dilaporkan meningkat setelah usia 45 tahun.
6. Punya riwayat keluarga
Risiko prediabetes Anda meningkat jika Anda memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2.
7. Ras atau etnis tertentu
Meskipun tidak jelas mengapa, orang-orang tertentu, termasuk orang kulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Amerika Asia dilaporkan lebih mungkin mengembangkan prediabetes.
8. Mengidap diabetes gestasional
Jika Anda menderita diabetes saat hamil (diabetes gestasional), Anda dan anak Anda berisiko lebih tinggi terkena prediabetes.
Jika Anda menderita diabetes gestasional, dokter kemungkinan akan memeriksa kadar gula darah Anda setidaknya setiap tiga tahun sekali.
9. Menderita sindrom polikistik ovarium
Wanita dengan kondisi sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) dilaporkan memiliki risiko prediabetes yang lebih tinggi.
Sindrom polkistik ovarium dapat ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas pada wanita.
10. Memiliki gangguan tidur
Orang dengan sleep apnea obstruktif, suatu kondisi yang mengganggu tidur berulang kali dilaporkan memiliki peningkatan risiko resistensi insulin.
11. Merokok atau sering menghisap asap rokok
Merokok dilaporkan dapat meningkatkan resistensi insulin.
Perokok juga tampaknya membawa beban lebih di bagian tengah tubuh.
12. Alami hipertensi hingga trigliserida tinggi
Beberapa kondisi seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL) rendah, dan trigliserida tinggi telah dikaitkan dengan kondisi prediabetes.
Ketika kondisi ini terjadi dengan obesitas, mereka berhubungan dengan resistensi insulin.
Kombinasi dari tiga atau lebih kondisi ini sering disebut sindrom metabolik.
Ketahuilah bahwa pilihan gaya hidup sehat dapat membantu Anda mencegah kejadian prediabetes dan perkembangan menjadi diabetes tipe 2, bahkan jika diabetes menurun dalam keluarga Anda.
Mulai sekarang, cobalah untuk:
https://health.kompas.com/read/2021/08/22/120100368/12-penyebab-prediabetes-yang-perlu-diwaspadai