KOMPAS.com - Stres yang dialami oleh ibu hamil ternyata dapat berdampak terhadap kesehatan janin.
Stres memang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk ibu hamil.
Melansir dari Parents, para ahli pecaya bahwa stres yang dialami oleh ibu hamil dapat berdampak negatig terhadap kesehatan janin.
Mereka percaya bahwa stres berat yang dialami oleh ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Lalu, seperti apa dampak stres yang dialami ibu hamil terhadap janin? Berikut penjelasan lengkapnya.
Efek Stres pada Awal Kehamilan
Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan di Endocrinology menemukan bahwa stres pada trimester pertama benar-benar dapat mempengaruhi mikroba yang berada di vagina ibu hamil.
Mikroba ini ditransfer ke bayi yang baru lahir selama persalinan pervaginam sehingga menghasilkan perubahan pada mikrobioma usus dan perkembangan otak si kecil.
Pada gilirannya, mikroba yang terkena berdampak pada sistem kekebalan dan metabolisme bayi.
Para ilmuwan percaya bahwa mikrobiota usus yang berubah terkait dengan risiko gangguan perkembangan saraf yang lebih besar, termasuk autisme dan skizofrenia.
Efek ini diamati di laboratorium University of Pennsylvania pada tikus hamil yang harus menanggung stres, seperti suara asing, bau predator, dan pengekangan.
Ini semua terjadi selama awal kehamilan, atau apa yang mungkin dianggap sebagai trimester pertama .
"Hasil ini menunjukkan bahwa stres mungkin memberikan efek pada perkembangan keturunannya jauh sebelum wanita itu mengetahui bahwa dia hamil," kata peneliti postdoctoral dan penulis studi Eldin Jašarevi seperti dikutip dari Parents.
"Temuan kami dalam model tikus kami konsisten dengan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa trimester pertama adalah periode yang dinamis dan kritis untuk berbagai faktor lingkungan, seperti stres, infeksi, dan malnutrisi, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf, seperti seperti autisme, skizofrenia,ADHD," tambahnya
Beberapa pekerjaan tim sebelumnya juga melihat stres selama pertengahan dan akhir kehamilan, tetapi mereka tidak menemukan periode ini sebagai rentan.
Stres dan Masalah Tidur Bayi
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Early Human Development, wanita yang cemas atau depresi selama kehamilan hampir 40 persen lebih mungkin memiliki bayi yang mengalami masalah tidur daripada wanita yang tidak stres ketika hamil.
Mungkin hal ini disebabkan oleh hormon stres kortisol yang membanjiri tubuh saat Anda merasa stres berlebihan.
"Bahan kimia ini dapat melewati plasenta, mempengaruhi bagian otak yang mengatur siklus tidur-bangun anak," kata penulis studi Thomas O'Connor, PhD, seorang profesor psikiatri di University of Rochester Medical Center kepada Parents.
"Kita tahu bahwa tidur anak sering kali merupakan ukuran penting dari perkembangan yang sehat, jadi sangat penting bagi wanita untuk memperhatikan tingkat stres yang tinggi, yang pada akhirnya dapat memicu kecemasan dan depresi kronis," tambahnya.
Penyebab stres saat hamil
Melansir dari Healthline, ada beberapa penyebab ibu hamil mengalami stres, yakni sebagai berikut:
Tips mengatasi stres saat hamil
Cobalah untuk berbicara dengan ibu hamil yang lain mengenai masalah kehamilan dan parenting.
Dengan demikian, Anda akan mendapatkan berbagai perspektif.
Jika memiliki banyak pikiran, coba tuliskan apa yang dipikirkan.
Kegiatan journaling biasanya dapat mengatasi stres bagi banyak orang.
Selain beberapa cara tersebut, Anda juga dapat mencoba yoga prenatal dan meditasi.
Aktivitas ini tidak hanya membuat Anda relaks, tetapi juga membuat tubuh Anda lebih sehat dan bugar.
Jika beberapa cara tersebut tidak bisa mengatasi stres, mintalah bantuan kesehatan mental untuk mendapatkan metode yang cocok untuk mengatasi stres.
https://health.kompas.com/read/2021/09/03/210000568/stres-selama-kehamilan-waspadai-dampaknya-terhadap-janin