KOMPAS.com - Gagap adalah gangguan bicara ketika seseorang mengulangi atau memperpanjang kata, suku kata, atau frasa.
Seseorang dengan gagap juga dapat berhenti saat berbicara dan tidak mengeluarkan suara untuk suku kata tertentu.
Melansir dari Medical New Today, gagap biasa terjadi ketika anak-anak belajar berbicara dan diperkirakan lima kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Namun, gagap biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu.
Hanya 1 persen orang dewasa yang tumbuh dengan gagap.
Namun, bagi beberapa orang, masalahnya tetap ada dan membutuhkan semacam bantuan profesional, seperti terapi wicara.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan penanganan yang tepat, seseorang harus mengenal sejak dini gejala gagap.
Gejala gagap
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, seseorang yang gagap sering mengulang kata atau bagian kata, dan cenderung memperpanjang bunyi ujaran tertentu.
Mereka mungkin juga merasa lebih sulit untuk memulai beberapa kata.
Beberapa mungkin menjadi tegang ketika mereka mulai berbicara, mereka mungkin berkedip dengan cepat, dan bibir atau rahang mereka mungkin bergetar ketika mereka mencoba untuk berkomunikasi secara verbal.
Menurut American Speech-Language-Hearing Association, beberapa individu yang gagap tampak sangat tegang atau kehabisan napas saat berbicara.
Ujaran mereka mungkin benar-benar "diblokir" (dihentikan).
"Diblokir" adalah ketika mulut mereka berada pada posisi yang tepat untuk mengucapkan kata, tetapi hampir tidak ada suara yang keluar.
Ini mungkin berlangsung beberapa detik.
Terkadang, kata yang diinginkan diucapkan, atau kata seru digunakan untuk menunda inisiasi kata yang diketahui pembicara menyebabkan masalah.
Contoh kata seru termasuk kata-kata, seperti “um”, “seperti”, “maksudku”, “baik”, atau “umm”.
Tanda dan gejala umum yang terkait dengan gagap:
Selain itu, ketika berbicara mungkin ada:
Penyebab gagap
Para ahli tidak sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan kegagapan.
Kita tahu bahwa seseorang dengan gagap jauh lebih mungkin memiliki anggota keluarga dekat yang juga memilikinya, dibandingkan dengan orang lain.
Faktor-faktor berikut juga dapat memicu/menyebabkan kegagapan:
Gagap perkembangan
Ketika anak-anak belajar berbicara, mereka sering gagap, terutama sejak dini, ketika kemampuan bicara dan bahasa mereka tidak berkembang dengan baik.
Anak-anak biasanya akan mengalami gejala gagap yang berkurang sampai mereka dapat berbicara dengan lancar.
Gagap neurogenik
Kondsi ini terjadi ketika sinyal antara otak, saraf bicara, dan otot tidak bekerja dengan baik.
Ini dapat mempengaruhi anak-anak dan juga dapat mempengaruhi orang dewasa setelah stroke atau cedera otak.
Berikut ini dapat menyebabkan gagap neurogenik:
Faktor psikologi
Faktor psikologis tidak menyebabkan gagap, tetapi dapat memperburuk orang yang sudah gagap.
Misalnya, stres, rasa malu, dan kecemasan dapat membuat gagap menjadi lebih jelas; tetapi mereka umumnya tidak dilihat sebagai penyebab yang mendasari.
Dengan kata lain, kecemasan, harga diri rendah, gugup, dan stres tidak menyebabkan kegagapan.
Sebaliknya, mereka adalah hasil dari hidup dengan masalah bicara yang terstigma, yang terkadang dapat memperburuk gejala.
https://health.kompas.com/read/2021/11/13/160100368/mengenal-gejala-dan-penyebab-gagap