KOMPAS.com - Saat anak mengalami demam, orangtua pasti merasa khawatir.
Menurut dokter anak Tracy Lim, demam sebenarnya hal yang umum terjadi pada anak.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui apa yang harus dilakukan ketika ini terjadi.
Langkah pertama yang perlu dilakukan orangtua saat anak demam adalah mengukur suhu tubuh anak menggunakan berbagai termometer yang tersedia, dari termometer oral standar atau termometer digital.
"Untuk bayi dan balita, termometer paling akurat adalah termometer rektal. Untuk anak yang lebih besar, termometer oral bisa memberi hasil paling akurat,” ucap Lym.
Demam pada anak
Anak bisa dikatakan mengalami demam jika suhu tubuhnya lebih dari 38 derajat celcius.
Suhu tubuh normal manusia adalah 37 derajat celcius.
Sebenarnya, suhu tubuh setiap orang bervariasi sepanjang hari dan dapat berbeda berdasarkan usia, tingkat aktivitas, dan faktor lainnya.
Misalnya, suhu tubuh bayi yang baru lahir biasanya berkisar 37,5 derajat celcius.
Orangtua tak perlu khawatir jika suhu tubuh anak berubah-ubah. Berikut ciri-ciri demam pada anak yang tidak berbahaya:
Demam berbahaya
Orangtua harus segera membawa anak ke dokter saat demam disertai gejala berikut:
"Bayi yang tidak mengompol setidaknya empat popok per hari dan anak yang lebih besar yang tidak buang air kecil setiap delapan hingga 12 jam dapat mengalami dehidrasi yang berbahaya," kata Lim.
Bisakah demam memicu kejang?
Kejang adalah efek samping demam yang sangat menakutkan pada beberapa anak.
Tidak semua kejang menyebabkan gerakan menyentak di tubuh. Beberapa anak yang mengalami kejang terlihat seperti "pingsan". Jika anak mengalami kejang, berikut hal yang harus dilakukan orangtua:
https://health.kompas.com/read/2021/11/23/050000168/ciri-demam-yang-berbahaya-pada-anak