Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab dan Faktor Risiko Batu Ginjal yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Jangan biarkan diri selalu dehidrasi, karena itu dapat membuatmu berisiko mengalami batu ginjal.

Batu ginjal (nefrolitiasis atau urolitiasis) adalah endapan yang membatu yang terbuat dari mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal.

Seringkali, batu terbentuk ketika urin menjadi pekat, memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel.

Mengutip Mayo Clinic, seseorang yang mengalami batu ginjal dapat menunjukkan tanda-tanda, seperti:

  • Merasakan sensasi nyeri atau terbakar saat buang akir kencing.
  • Sakit menusuk di pinggang dan punggung, di bawah tulang rusuk.
  • Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan.

Tanda dan gejala lain mungkin termasuk:

  • Urin merah muda, merah atau coklat
  • Urin keruh atau berbau busuk
  • Kebutuhan terus-menerus untuk buang air kecil, buang air kecil lebih sering dari biasanya atau buang air kecil dalam jumlah sedikit
  • Mual dan muntah
  • Demam dan kedinginan jika ada infeksi

Namun, rasa sakit yang dirasakan oleh orang yang memiliki batu ginjal dapat berubah-ubah, misalnya, berpindah ke lokasi yang berbeda atau meningkat intensitasnya, saat batu bergerak melalui saluran kemih.

Sementara batu ginjal seringkali tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko.

Penyebab batu ginjal

Mengutip Mayo Clinic, batu ginjal terbentuk ketika urin mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal dari pada yang dapat diencerkan oleh cairan dalam urin, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat.

Pada saat yang sama, urin mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.

Mengetahui jenis batu ginjal yang seseorang miliki membantu menentukan penyebabnya, dan dapat memberikan petunjuk tentang cara mengurangi risiko memiliki batu ginjal lebih banyak.

Jenis batu ginjal

  • Batu kalsium

Kebanyakan batu ginjal adalah batu kalsium, biasanya berupa kalsium oksalat.

Oksalat adalah zat yang dibuat setiap hari oleh hati kita atau diserap dari makanan.

Buah-buahan dan sayuran tertentu, serta kacang-kacangan dan cokelat, memiliki kandungan oksalat yang tinggi.

Faktor makanan, vitamin D dosis tinggi, operasi bypass usus, dan beberapa gangguan metabolisme dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oksalat dalam urin.

Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat.

Jenis batu kalsium fosfat ini lebih sering terjadi pada seseorang dengan kondisi metabolik, seperti asidosis tubulus ginjal.

Asidosis tubulus ginjal (KTA) adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan perbedaan pH normal antara darah dan lumen tubulus ginjal.

Batu ginjal jenis ini juga dapat dikaitkan dengan obat-obatan tertentu yang digunakan pemderitanya untuk mengobati migrain atau kejang, seperti topiramate (Topamax, Trokendi XR, Qudexy XR).

  • Batu struvit

Batu struvite terbentuk sebagai respons terhadap infeksi saluran kemih.

Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, terkadang dengan sedikit gejala atau sedikit peringatan.

  • Batu asam urat

Batu asam urat dapat terbentuk pada orang yang kehilangan terlalu banyak cairan karena:

  1. Diare kronis atau malabsorpsi (kondisi pencernaan yang tidak mampu menyerap nutrisi melalui usus kecil dengan baik).
  2. Makan makanan tinggi protein.
  3. Menderita diabetes atau sindrom metabolik.

Faktor genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal jenis asam urat ini.

  • Batu sistin

Batu sistin ini terbentuk pada orang dengan kelainan herediter yang disebut cystinuria.

Kondisi itu menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.

Faktor risiko batu ginjal

Ada pun beberapa faktor risiko yang memungkinkan orang menderita batu ginjal, meliputi:

1. Keluarga

Mengutip Mayo Clinic, jika anggota keluarga ada yang menderita batu ginjal, memungkinmu juga akan mengalami hal yang sama.

Jika sudah memiliki satu atau lebih batu ginjal, dirimu berisiko memiliki lebih banyak batu ginjal lainnya.

2. Kekurangan air

Mengutip WebMD, setiap orang perlu membuat dirinya cukup minum untuk mencegah pengkristalan.

Jika tidak cukup minum atau berkeringat terlalu banyak, warna urin mungkin terlihat gelap.

Itu bisa menjadi bertanda buruk. Setiap orang sehat harus urinnya harus berwarna kuning pucat atau bening.

Jika sudah mengalami gejala batu ginjal atau sudah pernah mengalaminya, dianjurkan untuk minum lebih banyak air mineral.

Setidaknya 10 gelas per hari, lebih dari standar ketentuan Kementerian Kesehatan 8 gelas sehari.

Bisa juga ganti segelas air mineral dengan jus jeruk. Sitrat dalam limun atau jus jeruk dapat menghalangi pembentukan batu ginjal.

3. Makanan

Mengutip WebMD, makanan yang dikonsumsi seseorang dapat berperan besar dalam mendorong faktor risiko ia menderita batu ginjal.

Jenis batu ginjal yang paling umum terjadi ketika kalsium dan oksalat saling menempel saat ginjal membuat urin.

Oksalat adalah bahan kimia yang ada di banyak makanan dan sayuran sehat.

Doktermu mungkin memberi tahu untuk membatasi makanan tinggi oksalat, jika pernah mengalami batu jenis ini sebelumnya.

Contoh makanan yang tinggi oksalat, yaitu bayam.

4. Sodium

Mengutip WebMD, sodium terkandung dalam garam meja. Konsumsi berlebihan sodium dapat meningkatkan peluang terkena beberapa jenis batu ginjal.

Dianjurkan untuk membatasi konsumsi camilan asin, makanan kaleng, daging kemasan, dan makanan olahan lainnya.

5. Protein hewani

Mengutip WebMD, salah satu jenis batu ginjal terbentuk ketika kencing terlalu asam.

Protein hewani, seperti daging hewan dan kerang, bisa membuat asam urat dalam tubuh naik.

Protein hewani yang berlebihan dikonsumsi dapat tertimbun di persendian dapat menyebabkan asam urat dan jika masuk ginjal dapat membuat batu ginjal.

Protein hewani meningkatkan kadar kalsium urin dan menurunkan jumlah sitrat, yang keduanya mendorong terbentuknya batu ginjal.

6. Masalah usus

Mengutip WebMD, batu ginjal adalah masalah yang paling umum dialami orang dengan penyakit radang usus, seperti radang usus kronis (Crohn’s disease) dan kolitis ulseratif.

Masalah usus bisa membuat diare dan uang air kecil lebih sedikit.

Saat mengalami masalah usus itu tubuh mungkin menyerap oksalat ekstra dari usus, sehingga lebih banyak yang masuk ke urin.

7. Obesitas

Mengutip WebMD, seseorang yang obesitas mungkin 2 kali lebih berisiko mengalami batu ginjal.

Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal.

Operasi penurunan berat badan dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjalani operasi penurunan berat badan yang paling umum, bypass lambung Roux-en-Y, berada pada risiko batu ginjal yang lebih tinggi.

Tidak setiap operasi penurunan berat badan membawa risiko ini, hanya operasi yang menyebabkan malabsorpsi.

8. Kondisi medis lain

Mengutip WebMD, banyak penyakit dapat berperan dalam pembentukan batu ginjal, contohnya:

  • Penyakit genetik: salah satunya ginjal spoms meduler, cacat lahir yang menyebabkan kista terbentuk di ginjal.
  • Diabetes tipe 2: bisa membuat urin lebih asam, yang mendorong pembentukan batu ginjal.
  • Asam urat: kondisi ini membuat asam urat menumpuk di dalam darah dan membentuk kristal di persendian dan ginjal. Batu ginjal bisa menjadi besar dan sangat menyakitkan.
  • Hiperparatiroidisme: kelenjar paratiroid dapat memompa terlalu banyak hormon, yang meningkatkan kadar kalsium dalam darah dan urin.
  • Asidosis tubulus ginjal: masalah ginjal yang menyebabkan terlalu banyak asam menumpuk di dalam tubuh.

9. Obat-obatan

Mengutip Mayo Clinic, obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal bila digunakan secara berlebihan, seperti:

https://health.kompas.com/read/2021/12/31/120000668/penyebab-dan-faktor-risiko-batu-ginjal-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke