Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Gejala Burnout dan Bedanya dengan Depresi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa sulit untuk mengerjakan tugas-tugas sederhana? Atau merasa stres hingga emosi meledak-ledak?

Yah, semua hal tersebut adalah tanda burnout. Menurut psikolog Cleveland Clinic Adam Borland, bournout adalah kondisi saat tubuh mengalami lelah fisik, mental, dan emosional.

Orang yang mengalami burnout juga mengalami penurunan motivasi kerja, penurunan kinerja, dan selalu berpikir negatif.

"Burnout terjadi saat kita tidak menyadari bahwa diri kita sudah lelah sampai melewati batasan kemampuan diri," ucap Borland.

Burnout juga terjadi ketika keseimbangan kehidupan kerja Anda tidak sinkron.

“Hal umum penyebab burnout adalah sulit menemukan batasan yang diperlukan untuk mengelola kehidupan pribadi dan tuntutan pekerjaan,” kata Borland.

Ciri-ciri burn out

Ada beberapa ciri yang menunjukan seseorang mengalami burnout. Berikut ciri-ciri tersebut:

1. Kelelahan

Kelelahan adalah gejala utama dari burnout dan dapat mempengaruhi semua bidang kehidupan.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan keinginan tidur sepanjang waktu, atau bahkan tugas-tugas sederhana membutuhkan waktu lebih lama untuk diselesaikan.

2. Sakit kepala

Sakit kepala tegang adalah efek samping yang sering terjadi akibat burnout.

“Banyak pasien saya mengalami sakit kepala yang cukup signifikan," tambahnya.

3. Perubahan pola makan dan tidur

Manusia adalah makhluk yang memiliki kebiasaan, dan ketika kita mengalami perubahan pada kebiasaan tersebut, seringkali hal itu menandakan bahwa ada sesuatu yang salah.

Orang yang mengalami burnout juga kerap mengalami perubajan dalam pola tidur dan pola makannya.

Bisa jadi, mareka terlalu banyak tidur atau justru tidak bisa tidur sama sekali, begitupula dalam hal pola makan.

Burnout juga bisa membuat penderitanya makan berlebihan atau tidak nafsu makan sama sekali.

Apakah burnout sama dengan depresi?

Gejala burnout memang mirip dengan depresi. Namun, burnout cenderung menjadi respons terhadap lingkungan atau situasi tertentu, seperti bekerja lebih lama dari biasanya.

Sementara itu, depresi bisa terjadi tanpa ada pemicu spesifik.

Saat Anda mengalami burnout, pergi berlibur bisa meredakan kondisi tersebut. Namun, penderita depresi tidak serta merta terbebas dari kondisi tersebut meski berlibur dalam waktu lama.

https://health.kompas.com/read/2022/02/03/070000568/kenali-gejala-burnout-dan-bedanya-dengan-depresi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke